Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan siang bersama
Juwita mengerutkan keningnya karena tak mengenali nomor telepon yang menghubunginya.Ia mengabaikan begitu saja karena tak ingin d ganggu.
Ting
081245xxxxxx
[Aku menyukaimu,tapi sayangnya kamu sudah menikah.Aku terlambat]
Juwita melongo membaca pesan masuk dari nomor yang tidak ia kenali.Ada seseorang yang menyukainya.Jangan kira Juwita senang, wanita itu terlihat syok.
Dave melirik Juwita yang hanya diam saja dengan raut wajah syok."Are you oke?",tanya Dave.
Hening
"Juwita...kamu kenapa?",tanya Dave menyentuh pundak Juwita pelan karena wanita tampak diam saja.
"A-ada apa M-mas?",tanya Juwita tersentak kaget.
"Kamu melamun?,siapa yang menghubungimu?",tanya Dave.
"A-aku-- tidak tau",jawab Juwita.
Dave mengerutkan keningnya."Boleh aku melihat ponselmu?",tanya Dave hati hati.
"Hanya orang salah sambung",jawab Juwita.
"Baiklah",jawab Dave kembali fokus pada stir mobilnya.
"Jangan memikirkan seseorang yang nantinya akan membahayakan kandunganmu",ujar Dave dengan tatapan lurus kedepan.
"Ya...",angguk Juwita.
Ting
081245xxxxxx
[Ini aku Ardi]
Juwita berdebar saat tau yang menghubunginya adakah Ardi.Dia bingung kenapa tiba tiba saja Ardi mengatakan jika dia menyukainya.Bukankah selama ini mereka hanya sebatas kenal karena bertetangga saja.
Ting
081245xxxxxx
[Bisa kita tetap berteman?]
Juwita menghembuskan nafas panjang lalu memejamkan kedua matanya.Wanita itu memijit pelipisnya pelan tanpa berniat membalas pesan Ardi.
Dave melirik ponsel Juwita yang masih menyala.Pria itu bisa membaca dengan jelas pesan masuk yang ada di ponsel Juwita.
Dave mengeraskan rahangnya,baru satu hari menikah sudah ada saya yang mendekati istrinya tanpa malu."Apakah cinta segila itu, hingga wanita bersuami tetap saja di ganggu",batin Dave tanpa sadar mencengkram stir mobilnya hingga buku buku jarinya memutih tanpa Juwita sadari.
Theo... selidiki Dokter bernama Ardi yang bekerja di rumah sakit xxx dan awasi dia!
Dave kembali melajukan mobilnya agar cepat sampai di apartemen setelah mengirim pesan pada Theo.Entah kenapa Juwita ingin mereka tinggal di apartemen.Padahal Mansionnya sang besar untuk mereka tinggali berdua.
Saat sampai di basement apartemen Dave melirik Juwita yang tampak tertidur memegangi kepalanya.Ponsel wanita masih di posisi yang sama tapi bedanya layar ponsel itu sudah mati.
Dave mengantongi ponsel Juwita lalu turun dari mobil.Ia mengitari mobil lalu membuka pintu mobil disebelah Juwita duduk.Pria itu membuka seatbelt Juwita dengan perlahan agar wanita itu yang terbangun.Dengan pelan Dave menggendong Juwita keluar dari mobilnya. Pria itu langsung memasuki lift yang terhubung dengan basement apartemen menuju unit miliknya.
Dave melangkah menuju unitnya setelah keluar dari lift.Dave langsung menatap layar kecil pada pintu yang merupakan scan wajah untuk membuka kunci otomatis pintu apartemennya.Tak hanya itu lampu ruangan apartemen akan langsung menyala saat mengenali panas tubuhnya.Canggih memang,Dave memang mendesain secanggih karena ia yang tak ingin repot.
Apartemen yang mirip dengan phanthouse itu memiliki dua lantai.Kamar Dave ada di lantai dua sedangkan kamar yang biasa digunakan Juwita ada dilantai dasar.
Dave membawa Juwita ke kamarnya yang ada di lantai dua.Tentu saja karena Juwita sekarang istrinya.Meski ia tidak akan menyentuh Juwita dia tapi Dave ingin mereka tetap satu kamar agar jika terjadi sesuatu pada Juwita dia mengetahuinya.
Dave menidurkan Juwita di ranjang size-nya.Apartemen ini sangat jarang ia tinggali,dia akan kesini jika perusahaan membutuhkan dirinya maka ia akan menginap disini karena tak jauh dari perusahan miliknya.
Pria itu melangkah menuju walk in closet,disana sudah tertata rapi pakaiannya yang beberapa hari yang lalu ia pindahkan ke sini.
Dave berganti pakaian dengan pakaian santai yaitu celana training dan juga baju kaos yang begitu pas ditubuh bidangnya.Pria itu melirik kearah ranjang dimana sang istri tertidur pulas.Dave meletakan ponsel Juwita diatas nakas dengan pelan.
Dave turun ke lantai dasar dan melangkah menuju dapur.Pria itu memeriksa lemari pendingin dan ternyata banyak bahan makanan yang tersimpan disana.Pria itu mengeluarkan daging iga dan beberapa sayuran.Ia akan mengolah bahan itu untuk makan siang mereka hari ini karena pelayan akan mulai bekerja besok.
Setelah selesai,tak lupa Dave membuatkan susu hamil untuk sang istri.Pria itu melirik tangga,tak ada tanda-tanda sang istri akan turun.Pria itu menuju kamar dan benar saja Juwita masih tertidur pulas.
"Juwita...ayo bangun!", bisik Dave mengusap kepala Juwita dengan lembut.Pria itu menempati janjinya kalau ia akan memperlakukannya dengan baik.
Juwita melenguh pelan dan membuka kedua matanya perlahan.Dave, orang pertama yang ia lihat tersenyum padanya walau sangat kaku.
"Ayo bangun,lalu makan!.Kamu harus meminum obatmu",ujar Dave.
"Ya...", angguk Juwita menatap isi kamar yang terasa asing baginya
"Ini kamarku, sekarang menjadi kamar kita",ujar Dave yang seakan tau apa yang Juwita pikirkan.
"Ayo...",ujar Dave.
Juwita mengangguk lalu menyibak selimut lalu turun dari ranjang mengikuti langkah Dave yang berjalan lebih dulu keluar dari kamar.
Juwita menatap makanan yang tertata di atas meja.Terlihat sangat lezat dan menggugah selera.
"Aku cuci muka dulu",ujar Juwita.
Dave duduk menunggu Juwita di meja makan.Pria itu membalas pesan yang dikirimkan Theo.
**Kamu awasi terus pria itu Theo.Jangan sampai dia mendekati istriku**.
Juwita mengambilkan nasi beserta lauk untuk Dave.Wanita itu bertekad akan membuat Dave mencintainya dengan segala perhatiannya.
"Ini Mas...",ujar Juwita meletakkan piring berisi makanan.
"Terimakasih..",jawab Dave.
"Ya...",jawab Juwita dengan senyuman manisnya lalu mengambilkan makanan untuk dirinya lalu ikut duduk dihadapan Dave.
Juwita tersenyum tipis saat merasakan makanan yang sangat lezat.Mulut kecilnya tak berhenti mengunyah saking enaknya.Ini makanan terenak yang ia makan selama ini.Entah di restoran mana suaminya itu memesan makanan ini.Ia akan menanyakannya nanti setelah selesai makan karena yang ia tau Dave tak suka berbicara saat sedang makan.
"Mas...kamu pesan direstoran mana makanannya?",tanya Juwita saat mereka baru saja selesai makan siang.
"Kenapa?",tanya Dave menatap Juwita dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Sangat enak,aku ingin memesannya lagi",jawab Juwita.
Dave menyunggingkan senyumannya."Nanti malam akan aku pesankan lagi untukmu.Mau menu apa?",tanya Dave.
"Memangnya apa saja menu yang mereka sediakan Mas",jawab Juwita.
"Apapun...",ujar Dave.
"Kalau begitu aku ingin pesan ayam oseng mercon,ada?",tanya Juwita.
"Kamu tidak boleh makan makanan pedas Juwita",jawab Dave.
"Huffhhh...kalau begitu aku mau ayam rica-rica",ujar Juwita.
"Hanya itu?",tanya Dave
"Enggak...aku pengen telor dadar juga tapi itu bisa di boking dirumah kan.Masaknya simpel kok",jawab Juwita.
"Ya...baiklah", angguk Dave.
...****************...