Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DRAMA QUEEN
Permaisuri berusaha keras untuk membuka mata, namun sayangnya jarum beracun yang sebelumnya telah dilemparkan oleh Qin Ruyue berhasil membuat tubuhnya tidak bisa bereaksi selama beberapa saat, hingga mau tak mau, dia pun terpaksa harus menerima nasib buruknya.
"Yang mulia, obatnya telah selesai diracik," ucap salah seorang tabib sambil membawa mangkuk, semua orang yang ada di ruangan itu spontan menutup hidung mereka, akibat bau yang tajam dan menusuk. Bahkan kaisar memalingkan wajah sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar yang dihuni oleh permaisuri.
"Ciiih! Benar-benar bau! Mungkinkah ramuan seperti ini benar-benar manjur untuk mengatasi orang yang terkena koma?"
"Entah bagaimana reaksi permaisuri, jika dia tahu bahwa obat yang di gunakan untuk menyembuhkan dirinya terbuat dari kotoran hewan."
"Aku benar-benar merasa mual, ramuan ini sangat bau!"
Para pangeran, putri dan selir-selir berlarian keluar dari ruangan tersebut, meninggalkan pangeran ke-9, Qin Ruyue dan beberapa orang tabib.
Permaisuri di bangunkan dengan lembut, salah seorang pelayan menopang punggungnya agar dia bisa duduk tegak, sedangkan seorang tabib tua berusaha untuk memasukkan obat tersebut ke dalam mulut permaisuri, namun sayangnya itu sangat sulit, sehingga membuat dia beberapa kali menghela nafas panjang.
Qin Ruyue berjalan mendekat, dia mencubit hidung permaisuri hingga membuat mulutnya terbuka dan tabib tua memasukkan obatnya segera.
Alis permaisuri mengernyit, membuat para tabib yang berdiri untuk menyaksikan pengobatan tersebut langsung tersenyum senang.
"Tidak di sangka, metode ini jauh lebih baik di bandingkan dengan akupuntur!"
"Anda benar tabib, putri Chen sangat berbakat, dia bahkan mengetahui cara penyembuhan cepat untuk gejala keracunan yang mengakibatkan koma."
"Mari kita teliti lebih lanjut, ramuan seperti ini seharusnya bisa menyelamatkan banyak nyawa saat terjadi keracunan."
"Ya, istana kekaisaran sangat rawan keracunan, entah berapa banyak permaisuri, putri maupun para selir yang pada akhirnya harus menghembuskan nafas terakhir, akibat terkena racun dan kita terlambat untuk mendetoksifikasinya, karena herbal-herbal yang dibutuhkan terkadang tidak lengkap."
"Ini merupakan saran pengobatan yang terbaik!"
Wajah Qin Ruyue berkedut mendengar diskusi para tabib, dia tak menyangka akan sangat mudah untuk memenangkan hati mereka, apalagi saat ini matanya di penuhi dengan kekaguman.
'Entah apa yang mereka pikirkan! Aku sengaja mengusulkan ramuan ini hanya untuk memberikan peringatan kepada permaisuri, agar tidak terus mencari masalah denganku dan juga pangeran ke-9. Namun sepertinya mereka menganggap ini sebagai hal yang serius. Untung saja herbal-herbal ini tidak berbahaya dan perpaduan kotoran tersebut memang berguna untuk pemulihan kesehatan,'
Pangeran kesembilan menatap Qin Ruyue sambil mengedipkan sebelah matanya, dia terlihat genit hingga membuat wajah Qin Ruyue berubah menjadi merah seperti kepiting rebus.
"Sepertinya istriku sangat cakap, aku merasa lebih tenang!" ucapnya sambil mendekat, dia merangkul bahu Qin Ruyue dan mengajaknya untuk keluar.
Kaisar, para pangeran, putri dan selir menatap tindakan intim mereka dengan mata yang melotot, mereka tak menyangka jika pangeran kesembilan bisa berubah menjadi pria penyayang begitu dia menikahi Qin Ruyue, padahal sebelumnya, entah berapa banyak gadis cantik yang harus mati di tangan pemuda itu, karena mereka berani memanjat tempat tidurnya dan tidak sedikit juga Nona muda yang berakhir tragis karena berusaha menggodanya secara terang-terangan.
"Bagaimana keadaan permaisuri?" tanya kaisar sambil memandangi tabib tua yang muncul di belakang pasangan pengantin baru tersebut.
"Yang mulia, obat ini sungguh mujarab, racun di tubuh permaisuri hampir terdetoksifikasi sepenuhnya, dia bahkan menggerakkan alis matanya. Mungkin dalam beberapa jam ke depan, permaisuri akan segera membuka mata." ucap tabib itu sambil membungkuk.
Wajah kaisar terlihat cerah, "Putri Chen, bagaimana menurut anda? Haruskah kita menggunakan metode yang ketiga, agar permaisuri lebih kebal lagi terhadap racun?"
Qin Ruyue tersenyum manis, dia menganggukan kepalanya. "Yang mulia, metode yang ketiga lebih ampuh untuk mengatasi situasi yang kritis seperti saat ini, kemungkinan besar permaisuri akan memiliki kekebalan tubuh yang kuat. Hanya saja istana kekaisaran terlalu bersih, kita akan kesulitan untuk mencari jamban yang sesuai dengan pengobatan permaisuri."
Salah seorang pelayan tiba-tiba saja berlutut, dia menunduk sambil berbicara. "Yang mulia, budak tahu dimana tempat itu, sepertinya jamban istana terbengkalai paling belakang merupakan tempat yang sangat cocok, selain jarang dilewati, juga telah lama tidak dibersihkan."
Kaisar mengangguk, dia segera memanggil para prajurit. "Ambil tandu! Bawa permaisuri kesana, dia akan tinggal selama 3 hari."
Sudut mulut pangeran kesembilan berkedut, nampaknya dia harus lebih berhati-hati lagi terhadap istrinya, selain licik, gadis kecil itu memiliki 1000 macam cara untuk menyiksa lawannya.
"Baik yang mulia!" ucap para prajurit dengan serempak, mereka bergegas mengambil tandu, kemudian membaringkan permaisuri di sana, dan segera mengangkatnya menuju jamban di istana terlantar.
Para pangeran, putri dan selir terlihat sangat terkejut dengan reaksi Kaisar, pria itu dengan mudah menyetujui metode konyol yang di ajukan oleh Qin Ruyue, nampaknya gadis itu telah berhasil memenangkan kepercayaan mutlak dari Kaisar
Qin Yanran memelototkan matanya, dia bergegas mendatangi Qin Ruyue dan meraih tangan gadis itu. "Kakak tertua, adik tidak pernah menyangka bahwa anda benar-benar memiliki kemampuan yang sangat luar biasa."
Qin Ruyue tersenyum kecut mendengar ucapan gadis itu, dia melirik ke arah pangeran ke-9 sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Selir Qin, lebih baik anda menjauh, sepertinya setiap kali anda mendekat, akan selalu ada drama baru yang membuat mood istriku naik turun." ucap pangeran kesembilan, dia sengaja menarik tubuh Qin Ruyue ke dalam pelukannya, saat melihat Qin Yanran ingin memeluk wanitanya.
Qin Yanran hampir terhuyung, dia bergegas untuk menjatuhkan dirinya, hingga terdengar suara "Bruk" membuat semua orang langsung mengalihkan pandangan terhadapnya.
"Kakak tertua! Apa yang anda lakukan? Aku hanya ingin memelukmu!" ucap Qin Yanran dengan wajah sedih, dia tiba-tiba saja memegangi perutnya sambil meringis.
"Aduh! Perut ku! Kakak tertua, apakah anda harus mendorongku seperti ini? Aku tahu bahwa anda sudah lama tidak menyukaiku, tapi jangan mencoba untuk menyakitiku. Bagaimana jika terjadi apa-apa? Anaku juga darah daging pangeran ketiga!" ucap Qin Yanran sambil terus meringis, wajahnya terlihat sangat sedih, hingga matanya berkaca-kaca.
Qin Ruyue mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh, "Adik, apakah anda hamil atau tidak, anda sendiri mengetahui jawabannya!"
Qin Yanran mencoba untuk bangkit dengan susah payah, kaki gadis itu mengalirkan darah segar. Hingga membuat semua orang langsung panik.
"Darah! Dia mengeluarkan darah!"
"Sepertinya selir Qin keguguran!"
"Walau bagaimanapun juga, putri Chen dan selir Qin tetap bersaudara, tidak seharusnya dia menyakiti adiknya hingga seperti ini!"
"Tidak di sangka, putri Chen ternyata orang yang seperti itu, dia iri terhadap kebahagiaan adiknya sendiri."
"Kasihan sekali selir Qin, dia harus kehilangan anaknya."