Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Menikah.
Maura panik saat memeriksa Deva di kamar dan putrinya itu tak ada di kamar.
“Tenang, telepon dulu dia.“
Maura pun menelepon Deva, waktu sudah menunjukkan pukul 21.45 malam.
“Deva! Dimana kamu?“
“Halo, Mah. Maaf ya, aku tadi nggak pamit pergi soalnya Mama kan lagi sibuk bikin adik buat aku.“
“Ck? Kamu ini ya, jadi kamu kemana?“
“Cafe bareng Om Daniel, kami lagi ngebahas sesuatu. Nanti Om Daniel anter aku pulang kok.“
“Kalian udah baikan?“
“Belum lah! Kami hanya gencatan senjata untuk sementara, untuk menangkap penjahat sebenarnya.“
Muara dan Gavriel saling melirik, Gavriel mengangkat bahunya.
“Mama nggak bakal nanya sekarang, tapi kamu harus segera jelaskan sama Mama apa yang terjadi pada kalian berdua! Satu lagi, pulang sekarang juga! Mama nggak mau ya kejadian yang udah-udah kejadian lagi saat kalian hanya berdua saja!“
“Deva pulang sekarang, Mah!"
Tuttttt...
.
.
Deva langsung mengajak Daniel pulang, dia kaget ibunya bicara keras padanya barusan.
“Maura marah?" tanya Daniel setelah keduanya berada di dalam mobil.
“Kayaknya sih gitu.“
Tak ada lagi perbincangan diantara keduanya, sekitaran 15 menit kemudian mobil Daniel sudah memasuki halaman rumah Maura.
Maura dan Gavriel sudah berdiri di teras rumah, kedua orang itu bersedekap menatap tajam pada Daniel dan Deva yang keluar dari dalam mobil.
“Masuk! Kalian berdua!“ Ujar Maura.
Deva berjalan lebih dulu masuk ke dalam rumah dengan kepala menunduk, diikuti oleh Daniel yang malah cengengesan.
Kini keempat orang itu duduk di ruang tengah.
“Siapa yang mau menjelaskan?“ tanya Maura.
"Deva yang jelasin, Mah."
Mengalir lah cerita dari mulut Deva, tak ada yang ditutup-tutupi sampai rencana keduanya yang akan berpura-pura berpacaran.
“Selain Sandra, aku juga mencurigai Denisa. Tapi karena dia seseorang yang lebih nekad dan pintar, aku meminta seseorang memata-matainya. Saat tadi aku dan Deva berada di cafe, orang suruhanku melapor jika anak buah Denisa mengikuti aku dan memfoto kebersamaan kami. Entah salah satu dari mereka pelakunya, atau mungkin dua-duanya. Aku sangat mengkhawatirkan Deva.“ Ujar Daniel.
“Mama nggak akan melarang rencana kalian, apalagi sudah ada kecurigaan pada 2 orang. Hanya satu yang Mama sangat keberatan,“ Maura menghela nafas pelan, dia menatap Daniel dan putrinya bergantian. “Mama takut kejadian beberapa bulan lalu terjadi lagi, jadi Mama nggak mau kamu hanya berpura-pura berpacaran dengan Daniel. Mama ingin kamu punya ikatan resmi dengan nya."
“Hah???" Deva cengo.
“Kamu harus menikah dengan Daniel, untuk menjaga hal-hal yang nggak diinginkan! Kenapa Mama cemas dengan hubungan kalian? Karena Daniel seorang laki-laki yang udah berpengalaman, tidak menutup kemungkinan dia akan tergoda oleh setan yang lewat. Gavriel aja yang ngakunya perjaka, nggak bisa nahan naf sssunya sebelum menikah!“ Maura membongkar kelakuan nya bersama Gavriel.
“Eh eh! Jadi Mama sama Daddy?“ mulut Deva terbuka lebar.
“Kami melakukan ONS, lalu kami dipertemukan lagi dan melakukan HB lagi sebelum kami resmi suami istri. Bukan Mama bangga menceritakan dosa Mama, tapi Mama hanya memberi contoh! Intinya... yang namanya laki-laki nggak bisa dipercaya dengan adanya sesuatu yang akan mencelakakan dib4lik celana mereka. Kamu sudah pernah mengalami nya, jadi pasti paham apa yang Mama bilang. Secepatnya, siapkan pernikahan kalian berdua. Jika masih belum siap di umumkan, kita bisa secara diam-diam mengurusnya.“
Wajah Deva tampak keberatan, lain lagi dengan Daniel yang sumringah karena itu keinginan nya juga bisa segera menikah dengan Deva. Tapi dia tahu, jika dia memaksa Deva itu akan berakhir buruk. Sekarang ada peluang karena Maura sendiri yang meminta mereka menikah, tentu saja Daniel menjadi orang yang paling bahagia.
Deva melirik ke arah Daniel, perempuan itu mendengus kesal melihat pria itu malah senyum-senyum sendiri.
“Jangan kesenengan deh Om, kalo pun aku nikah sama Om itu demi kebaikan bersama. Aku belum bisa maafin Om sepenuhnya, ya!“ desiss nya.
“Om tahu, kamu boleh hukum Om atau bales kesalahan Om di pernikahan kita nanti. Yang terpenting sekarang, kita selesaikan kejahatan yang terjadi padamu. Mau ya nikah sama Om?“ Daniel bangkit dari duduknya lalu bersujud dengan menekuk satu kaki di hadapan Deva yang sedang duduk.
“Eh! Nggak sekarang juga dong Om! Masa melamar kayak gini!“
“Jadi kamu bersedia nikah sama Om?“
“Iya, tapi__“
Wajah Daniel sudah berbinar mendengar jawaban 'iya' dari Deva namun seketika wajahnya was-was.
“Tapi apa?“
“Kita nikah kontrak! Banyak aturan dariku! Om sanggup?“
“Kok gitu sih, Nak!“ Maura protes.
“Emang kenapa dengan kontrak? Menikah juga, kan?“ Deva tetap kekeh.
“Iya sih, tapi itu kayak mempermainkan pernikahan, Mama nggak suka.“
“Om nggak suka juga? Ya udah, kita nggak usah nikah sekalian!“ tantang Deva.
“Om mau! Jadi ya jadi! Ayo menikah!“
Maura dan Gavriel menepuk jidatnya, dasar Daniel si bucin.
“M4mpus luh Bang! Lo bakal jadi suami takut istri!“ cibir Gavriel.
“Oh, kamu nggak takut sama aku?“ tanya Maura dengan wajah kesal. “Malam ini kita tidur pisah kamar!“
Maura pergi dari ruangan menuju kamarnya, Gavriel ingin segera menyusul tapi dia ingat masih ada Daniel di rumah dan bakal bahaya keduanya dibiarkan berdua.
“Bang! Pulang sana! Deva, kamu masuk kamar! Tidur!“
“Ah kamu nggak asik, Gav! Masa aku diusir!“
“Mulai sekarang yang sopan sama gue ya, Bang! Panggil Daddy Gavriel kayak Deva!" Gavriel menyeringai puas.
“Sialan! Aku pergi!“ Daniel geleng-geleng kepala disuruh memanggil Daddy pada mantan adik ipar.
Ternyata dunia sedang lucu-lucunya!
Deva terkekeh melihat wajah Daniel yang keberatan memangil Daddy pada Gavriel.
“Dad! Setelah aku nikah nanti sama Om Daniel, bantu aku balas dendam ngerjain dia ya!“
“Beres! Kita habisi dia!“
Keduanya tertawa terbahak-bahak membayangkan akan mengerjai Daniel setelah menikah.
d tunggu karya selanjutnya💜