follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Kaylin Meyer sosok wanita yang semaunya, manja, ceroboh, dan memiliki segalanya karena terlahir sebagai keturunan anak perempuan satu-satunya dari keluarga Meyer.
Dia selalu mendapatkan apapun yang diinginkannya, namun tidak dengan dunia percintaannya. Cinta pertamanya berpaling pada sosok wanita yang lebih cantik,lebih dewasa, yang kini menjadi kakak iparnya. Dan saat dia mencintai seorang pria untuk ke-dua kalinya, perasaan itu harus layu sebelum berkembang setelah mengetahui Alexander, pria yang berprofesi sebagai pengawal pribadi keluarga Arbeto itu sudah memiliki kekasih.
Namun apa jadinya saat mereka kembali dipertemukan dan terjebak dalam one night stand in Dubai? Akankah keduanya bersama? Ataukah berpisah untuk yang kedua kalinya? Yuk saksikan kisah mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Sama seperti saat ini, mereka sudah berada di atas ranjang dengan bibir saling bertautan dengan tubuh Kaylin yang berada diatas tubuhnya. Bukan hanya bibir mereka saja yang saling bertautan, bahkan tangannya sudah masuk kedalam pakaian yang dikenakan wanitanya, menyentuh bagian depan yang selalu ia mainkan dan hisap tentunya.
"Alex apa boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Kaylin dengan napas terengah-engah, setelah tautan bibir mereka terlepas.
Alex menganggukkan kepalanya, menatap intens wajah Kaylin yang berada tepat diatas wajahnya.
"Sebenarnya apa yang kau kerjakan di luar sana?" tanya Kaylin dengan hati-hati agar kekasihnya tidak marah. Karena biasanya jika ia bertanya tentang hal tersebut Alex pasti tidak suka.
"Bukankah sudah aku katakan, aku sedang menjaga seseorang."
"Apa seseorang itu sangat penting? Sampai kau harus tinggal di sana?" tanya Kaylin sembari mengusap bibir kenyal kekasihnya.
"Sangat penting."
"Lebih penting mana, aku atau dia?"
"Tentu saja dia," jawab Alex tanpa keraguan sedikitpun, bahkan tidak peduli saat melihat kekecewaan di wajah Kaylin. Karena ia hanya ingin menjawab dengan jujur, bahwa pekerjaannya lebih penting dibanding apa pun meskipun jawaban itu menyakiti wanitanya.
"Jadi aku tidak penting?"
"Bukankah kau sudah tahu jawabannya."
Kaylin yang marah langsung bangkit dari tubuh Alex, merapihkan pakaiannya yang tersingkap karena perbuatan pria itu.
"Jika aku tidak penting, itu artinya kau tidak mencintaiku?"
"Dari awal bukankah kau sudah tahu, aku tidak mencintaimu."
"Ya aku tahu. Tapi aku pikir kau sudah mencintaiku, apalagi selama ini kita selalu—" Kaylin sampai tidak bisa berkata-kata.
"Kita hanya sebatas melakukan ciuman dan saling menyentuh," Alex bangkit dari tempat tidur, merapihkan kemejanya yang berantakan karena perbuatan Kaylin.
"Kau bilang hanya?" geram Kaylin dengan penuh emosi.
Tanpa ragu Alex menganggukkan kepalanya sembari mengambil jas miliknya yang tergeletak diatas lantai.
"Dengar Kay! Seorang pria bisa meniduri wanitanya meski tanpa cinta! Apalagi hanya sebuah ciuman dan sentuhan."
Plak.
Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di salah satu pipi Alexander, dan yang melakukannya tentu saja Kaylin.
"Kau brengsek, kau bajingan!" Kaylin memukul dada bidang kekasihnya dengan air mata yang berlinang dikedua pipinya. "Aku membencimu Alexander, aku membencimu. Kita putus!"
Alex hanya diam, menatap kepergian wanitanya yang menangis tanpa berniat sedikitpun untuk mengejar.
"Lebih cepat kita berpisah itu lebih baik, dan aku harap kau akan selalu ingat kata-kata ku." Alex sengaja mengatakan hal kejam tadi pada Kaylin, agar wanita itu tidak lagi berbuat kesalahan dengan membiarkan seorang pria menyentuh tubuhnya dengan sembarangan.
Flashback off.
"****!" umpatnya dalam hati saat mengingat betapa bejatnya ia dulu, menyentuh tubuh Kaylin dengan memanfaatkan perasaan wanita itu.
Jika ditanya apakah dirinya merasa bersalah pada Kaylin, jawabannya pasti iya. Meskipun semua yang terjadi dulu bukan sepenuhnya salahnya. Karena sejak awal mereka menjalin kasih, ia sudah mengatakan tidak mencintai wanita itu. Namun Kaylin yang keras kepala tetap melanjutkan hubungan mereka, dengan alasan bisa membuatnya jatuh cinta.
Ia pun hanya mengikuti keinginan wanita itu, menjalin ikatan meski tanpa cinta dan memperlakukan wanita tersebut layaknya seorang kekasih. Berciuman bahkan saling menyentuh bukankah sudah biasa dilakukan sepasang kekasih. Hanya bedanya ia melakukan karena nafsu, bukan karena cinta.
"Damn!" lagi-lagi ia mengumpat saat bayang-bayang keintiman mereka dulu kembali melintas di benaknya.
Karena tidak ingin semakin larut dalam kisah masa lalu nya, ia pun memutuskan pergi dari tempat tersebut. Karena ada hal yang lebih penting yang harus ia pikirkan seperti bagaimana menjaga Kaylin saat di Dubai nanti, dari pada terus-menerus memikirkan masa lalu.