Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
....
Aluna mengusap perut nya yang sudah mulai membesar, ia menatap ke sungai yang begitu indah, bukan hanya sungai, kebun kebun kecil warga di sana juga sangat indah baginya
"nak?"
"iya nek?"
"mau makan apa?"
"ehmm nggak ada kok, aluna masih kenyang"
"beneran?"
"iya nenek"
"ck"
flashback on
7 bulan yang lalu, tepatnya setelah tiba di Swiss mau tak mau aluna harus kembali naik pesawat dan pergi ke Indonesia untuk menemui omanya yang katanya sangat merindukan nya
namun karena cuaca buruk tak memungkinkan aluna untuk tiba di tengah kota mau tak mau ia segera menepi dan beristirahat di sebuah hotel yang lumayan dekat dari rumah omanya
namun aluna terkejut saat tak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang sedang ia hindari
"rain" lirih aluna
"kamu mengenalnya?" tanya seseorang
"i-iya"
"dia mabuk berat tak seorang pun bisa di hubungi, makanya kamu bisa kan antar dia pulang?"
"i-iya"
hari itu sedang ada peresmian rumah sakit besar, dan rain yang tak tahu bahwa dirinya seorang dokter kini berstatus sebagai direktur rumah sakit di Inggris bukan lagi seorang dokter, ia berhenti menjadi seorang dokter karena sebuah tragedi itulah karena mama reina agar rain percaya
"kamu.... cantik sekali" puji rain
"berhenti berbicara, aku akan meminta kak roi ke sini"
"ehm? roi? jangan...."
"kenapa?"
"kamu saja, bagaimana?"
"tidak akan! mama kamu bisa marah jika melihat ku"
"iya! aneh! kenapa mama ku membenci mu? hah?! saat melihat lukisan mu mama langsung membakarnya" lirih rain yang sedang mabuk
"itu karena.... karena aku kamu seperti ini?"
"seperti ini?"
"iya"
"aku kenapa?"
"ehm...."
aluna menidurkan rain di kasurnya, ia berniat tidur saja di kamar lain namun ia sudah di cegat rain bahkan rain menariknya untuk mendekat, tau apa yang akan terjadi aluna mendorong dada bidang rain agar menjauh darinya
"jangan tinggal kan aku...." lirih rain
aluna yang terbawa akan perasaan seakan tak mempermasalahkan apa yang akan terjadi ke depannya jika terus berada di sebelah orang yang mabuk berat seperti rain
"apa.... jangan jangan kamu mau, iyakan?"
"ehm?"
"kamu mau?"
"hem"
rain tersenyum jahat, sedangkan aluna hanya bisa terbawa arus akan bagaimana percintaan yang ia rasakan hari ini, apakah sekarang benar-benar sebuah perpisahan? mungkin saja
BRAK
"kamu?!" kaget mama reina
"sedang apa kamu di sini?! HAH?! APA YANG KAMU LAKUKAN PADA PUTRAKU?! HAH?!"
"tante reina...."
"JAWAB!!! KAMU MENJEBAK RAIN?! IYAKAN!!!"
roi yang ingin melihat siapa yang mendapat amukan mama sahabatnya tertegun melihat adik sepupunya telah terduduk di lantai setelah adegan panas yang terjadi
"kamu melakukan ini agar saya luluh dan mengizinkan kamu bersama anak saya?! hahaha tidak akan!!"
aluna terkejut saat mendapatkan kejutan dari mama rain, wanita itu melemparkan segepok uang ke dirinya sementara beberapa bodyguard sudah mengangkat tubuh rain
"gugurkan anak itu!"
"anda seorang ibu bukan? kenapa meminta saya melakukan ini...." kekeh aluna meneteskan air matanya
"baik lah! besarkan anak itu! tapi jangan terkejut jika ia bertemu ayahnya tapi ayahnya tak mengenalinya!!!"
"dan kamu? jangan pernah berniat sedikitpun memberitahu keberadaan anak ini pada rain!?"
"baik"
flashback off
benar-benar sebuah tragedi menyedihkan bagi aluna, ia tak mungkin akan mengatakan itu pada mama dan papanya, sudah pasti mereka akan memaksa rain dan dirinya menikah
"jadi tidak? saya harus memanen sayuran di kebun"
"ehmm mungkin cake di depan sana, bisakan nek?"
"baik baik, hanya itu? jangan hanya itu, lebih banyak lebih bagus, biar anak kamu sehat"
aluna beruntung, saat tiba kembali ke Swiss seseorang setua omanya memintanya tinggal bersama karena anak dan cucunya telah lama pergi meninggalkan dirinya dalam sebuah tragedi kecelakaan pesawat dan begitu pun suaminya
"sayang? maafin Mommy ya? mommy sayang banget sama kamu, tapi jangan tanyakan keberadaan daddy ya? daddy cukup menderita sayang, kita bisa menjadi penambah beban daddy"
aluna kembali memandang langit, ia begitu suka langit biru, hanya dengan cara seperti ini ia bisa mengobati rasa rindunya pada pria yang mungkin saja telah menikah
"dia akan lahir dengan sehat, prediksi dokter mengatakan bahwa bayi kita akan lahir dengan kondisi sehat" kekeh aluna mengusap perut nya
"rain... maafkan aku"
"rain? berapa jauh lagi sih?! kita udah capek!" keluh lio
"sabar, kenapa sih lu"
"masalah nya ini udah mau malam rain! lu masih sehat apa udah tolol sih! nyebelin banget" kesal lio sambil komat kamit
bruk
tanpa sengaja rain menyenggol seorang wanita paruh baya yang menentang sebuah cake strawberry serta beberapa buah kesukaan rain
"kalian anak muda tidak tau tata krama!!" kesalnya melanjutkan langkah nya
"ehmmm nek? tunggu dulu sini biar kami bantu" ujar rain berlari ke arah wanita paruh baya tersebut
"apalah dia!! kita mau cari penginapan dia malah.... mengulur waktu lagi"
"jangan menyentuh ku!! jangan juga makanan nya! nanti kalian mencampur kan sesuatu ke cake cucuku" sinis nenek tersebut
"kami-"
"ku bilang jangan sentuh!!!"
mungkin ia terlihat acuh pada aluna tapi ia juga akan memastikan kondisi aluna selalu baik baik saja bersama bayi nya
"baiklah" ujar rain mundur beberapa langkah
sebut saja Nenek Zey, wanita paruh baya tersebut menatap koper yang di tarik oleh rain dan satu temannya itu
"kalian mau kemana?"
"mencari penginapan"
"di mana?"
"di sekitar sini, apa mungkin ada?" tanya Rio
"ehm tidak ada tapi kalian bisa menginap di rumah ku! cepat ikut, cucuku pasti sudah menunggu" kekehnya segera berjalan duluan, belum terlalu tua tapi setidaknya seusia oma aluna di Indonesia
hanya sekitar sepuluh menit mereka sudah sampai, rumah dengan bentuk sederhana berlantai dua. Tanaman hias yang lumayan banyak serta pemandangan yang memukau dapat di lihat dari depan
"cantik bukan bunga nya? itu cucuku yang rawat, katanya daddy anaknya suka bunga itu" kekeh nya melihat bunga mawar putih yang lumayan banyak
"mawar putih?" tanya rain
"iya, semua tentang daddy anaknya dia suka, tapi aku tak suka daddy anak dari cucuku"
"kenapa?"
"dia bajingan yang meninggalkan seorang wanita yang telah ia renggut kesuciannya"
deg
rio terkejut, ia menatap nenek zey dengan tatapan penuh harap akan memberitahukan namanya siapa
"a-pa dia dari Indonesia?" tanya Rio memastikan
"tidak, dia dari Australia, kenapa?"
"aluna... itu dia" gumam roi
mereka segera masuk ke dalam setelah nenek zey berhasil membuka pintu rumahnya, namun bukan di sambut wanita yang di maksud nenek tersebut, mereka hanya mendapatkan ruangan kosong
"sepertinya sedang memandang langit" kekeh nenek zey
"di mana dia?" tanya roi
"dia suka sekali memandangi langit, sepertinya sedang di loteng"
"mau aku panggilkan?" tawar nenek zey
"ah seperti kami ak-"
rain tak melanjutkan kalimat nya, ia menatap wanita yang begitu cantik berjalan di anak tangga menuju dirinya, rambut hitam di biarkan tergerai, pakaian seadanya dengan perut nya yang sudah sedikit membesar
"matahari" gumam rain
"matahari? kamu masih menjulukinya dengan nama itu rupanya rain" batin Rio tersenyum
"nenek kok lama sih? baby hujan mau makan tau!"
"sayang? ada tamu, mereka akan menginap di sini, kebetulan mereka sedang ada urusan di sini jadi nenek minta mereka menginap di sini saja sampai urusan mereka selesai"
"ouh, boleh saja, mana dia"
"di belakang mu" kekeh nenek zey
"oh ya Hai tu.....an" lirih aluna melihat siapa yang datang
"rain" gumam aluna
"kenapa? kenapa ini terjadi.... aku sudah berlari sangat jauh, kenapa kamu.... harus ada di sini untuk kesekian kalinya" batin aluna
"kamu kenal mereka?" tanya nenek zey melihat raut wajah aluna yang tiba-tiba berubah menjadi sedih
"i-iya, dia ka-kakak sepupuku, da-dan temannya"
"oh ya? selamat datang" kekeh nenek zey
brugh
"ALUNA" panik roi
namun rain duluan menahan tubuh aluna yang sudah tumbang karena terkejut, siapa yang terkejut dengan siapa yang tiba-tiba kembali ke kehidupannya setelah ia berjuang setengah mati untuk pergi jauh
....
bersambung