NovelToon NovelToon
Pemilik Hati Eliza

Pemilik Hati Eliza

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: erulia

Eliza yang belum move on dari mantan tunangannya-Aizel- menikah karena dijebak oleh Raiyan yang merupakan ipar tiri Aizel , sedangkan Raiyan yang awalnya memiliki kesepakatan dengan adik tirinya yaitu Ardini, sengaja melanggar kesepakatan itu demi membalas dendam pada Ardini.

"Kesepakatan Kita hanya sebatas kau membuat nya jatuh cinta, lalu meninggalkannya setelah Aku dan Aizel menikah, Kau melanggar kesepakatan Kita Raiyan. " ~Ardini

"Tapi di surat perjanjian itu juga tidak ada larangan kalau Aku mau menikahinya."
~ Raiyan

akankah kisahnya berakhir indah? akankah Eliza kembali pada Aizel setelah mengetahui semua fakta yang selama ini Raiyan sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19 first kiss

Saat Eliza ingin melepaskan pelukannya Raiyan menangkap tubuh Eliza semakin rapat padanya,Eliza pasrah dalam kendali Raiyan. Setelah puas menjelajahi bibir mungil itu Raiyan melepaskan pagutannya dengan lembut, rona merah di pipi Eliza membuat Raiyan menyunggingkan senyum, ia suka melihat reaksi alami dari tubuh Eliza.

"Itu akibatnya jika Kau terus memancingku, sekarang Kau ingin belajar berenang, atau ingin menempel di tubuhku seperti ikan remora?" Eliza menguasai dirinya yang sempat hanyut dalam pesona Raiyan.

"Be-berenang, tentu Aku ingin belajar berenang agar Ardini tak bisa lagi menenggelamkan ku." ucapnya panjang lebar di sertai dengan raut wajah yang salah tingkah.

"Sekarang dengarkan Aku, lepaskan tanganmu dan pegang ujung tanganku, posisikan kepalamu menghadap atas, jangan melawan, dan ikuti posisi kepalamu mulai dari tubuh bagian atas sampai bagian bawah." Eliza menurut, percobaan pertama gagal, kedua juga gagal, Eliza selalu panik dan takut tubuhnya tenggelam.

"Baiklah, sekarang Kau terlentang, Aku akan menahan badanmu, jangan takut, Aku memegang bagian belakang badanmu, ingat ya, Kau sedang mengambang, tubuhmu ringan dan tak perlu mengeraskan badan mu." Raiyan memegang punggung dan bagian paha Eliza, Eliza menutup mata tenang lalu pelan-pelan Raiyan melepaskannya, Eliza berhasil mengapung tanpa bantuan tangan Raiyan.

"Sekarang buka matamu, lihat ke atas, jangan panik dan tetap tenang." Perintah Raiyan yang kini sudah naik ke sisi kolam.

"Kenapa Kau meninggalkan Aku di sini!" teriak Eliza mulai panik.

"Tenanglah Eliza, Kau sudah bisa mengapung, asalkan Kau tetap tenang, sekarang cobalah melakukan gerakan mengayuh yang sebelumnya sempat Aku contohkan." Eliza menirukan gerakan yang Raiyan maksud, tapi bukannya bergerak Eliza malah terengah dan lemas, Raiyan kembali masuk ke kolam untuk menjadi pelampung bagi Eliza.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Raiyan khawatir.

"Makanya jangan meninggalkanku, Aku belum pandai berenang malah Kau lepaskan Aku di tengah kolam begini!" omel Eliza seraya mengusap wajahnya berkali-kali.

"Kita coba sekali lagi."

"Apa?!" Eliza melotot pada Raiyan.

"Belajar berenang denganku tidak mudah, Aku akan mengajarimu sampai Kau menunjukkan satu kemajuan."

"Tapi Raiyan..." Eliza hendak membantah namun di hentikan oleh kecupan dari Raiyan, lagi-lagi pipi wanita itu merona dibuatnya.

"Sekarang coba seperti cara yang pertama." perintah Raiyan memberi jarak pada Eliza, pelan-pelan Raiyan melepaskan pegangan Eliza, wanita itu seketika panik dan kembali megap-megap di dalam air, Raiyan kembali mendekat dan menjadi tumpuan bagi Eliza.

"Sudah kukatakan jangan panik, kenapa Kau panik?" tanya Raiyan, ia tak mentolerir ketakutan Eliza.

"Kalau begini terus sampai pagi pun tak akan selesai, percaya padaku dan jangan panik, kuncinya Kau harus tetap tenang,bayangkan tubuhmu ada lah daun kering yang ringan dan tak tenggelam, oke?" Eliza mengedikkan bahunya pasrah.

Meskipun sudah mencoba berulang kali, Eliza tetap melakukan hal yang sama, padahal tubuh mereka sudah sama-sama kedinginan di dalam air.

"Ayo kita coba sekali lagi, kalau masih gagal Aku akan menciummu di sini, kalau masih gagal juga aku akan mencium di sini, di sini, dan... Disini." ujar Raiyan menunjuk kening, pipi, bibir dan leher Eliza, membayangkan nya saja Eliza tak mampu, maka Eliza pun bertekad untuk berhasil dalam sekali percobaan.

Nasib baik berpihak pada Eliza, dalam sekali percobaan dirinya mampu mengapung tanpa bantuan sedikitpun dari Raiyan.

"Bagaimana? Aku sudah ada kemajuan kan, sekarang?" tanya Eliza seraya menatap langit malam yang dihiasi bintang-bintang, perasaannya tenang kala menatap langit, hal yang tak pernah ia lakukan dari dulu.

Alih-alih menjawab, Raiyan justru ikut mengapung di sebelah Eliza.

"Malam ini Aku menemukan cara baru melihat langit malam, walaupun jemari ku sudah keriput menahan dingin." ujar Raiyan di sebelah Eliza.

"El, terimakasih karena sudah hadir di hidupku, Kau membawa banyak perubahan, dan kemajuan setelah banyak hal yang aku lewati." Eliza mengerutkan keningnya karena merasa tak melakukan semua hal yang dikatakan oleh Raiyan tadi.

"Apapun alasan Tuhan mengirimkan mu, Aku selalu bersyukur Dia telah mengirimkan kunci keberuntungan padaku." ujarnya acuh meskipun Eliza tak mengerti maksud dari ucapannya.

"Memangnya seberuntung itu mengenal wanita udik sepertiku?" Pancing Eliza ingin tahu lebih banyak tentang perasaan Raiyan padanya.

"Ya, sangat beruntung, Kau adalah jalan tercepat untuk meraih kembali apa yang sudah hilang dariku, El, pokoknya Aku akan selalu membahagiakan mu karena gara-gara menikah denganku Kau hampir mati dua kali." Eliza membayangkan bintang di langit membentuk kembang api raksasa, memberikan kesan indah, seindah perasaannya yang sudah mulai jatuh pada pria di sebelahnya ini.

"Ayo Kita sudahi pelajaran kali ini, Aku mulai kedinginan." ajak Raiyan menarik Eliza yang masih mengapung di atas air. Ia membantu Eliza naik ke kolam dan membiarkan Eliza berjalan mendahuluinya.

Tiba-tiba Eliza membalikkan tubuh menghadap Raiyan, membuat tubuh tinggi Raiyan menabrak dirinya, kalau tidak di tahan pakai tangan mungkin Eliza sudah terpental jatuh ke belakang.

"Emm..." tampak Eliza menimbang untuk mengatakan sesuatu pada Raiyan.

"Kenapa?" tanya Raiyan karena Eliza tak kunjung bicara.

"Tidak jadi!" ucap Eliza kembali berjalan, Raiyan meraih tangan Eliza.

"Katakan! Kenapa? Mau bicara apa?" serbu Raiyan penasaran karena Eliza tak kunjung bicara.

"Ayo katakan, jangan membuatku tak bisa tidur,El." pinta Raiyan sekali lagi.

"Em... Ciuman tadi...Kau lakukan atas dasar apa? Maksudku apakah di sertai dengan perasaan, atau hanya untuk membuatku melepas kan pegangan darimu?" Raiyan yang tiba-tiba mendapat pertanyaan seperti itu menjadi ragu harus menjawab apa, ia takut salah jawab, jika di tanya tentang perasaan, sebenarnya Raiyan tak sadar perasaan apa yang menjalar ke hatinya, yang ia rasakan sekarang ia selalu bahagia melihat Eliza tersipu, merona, salah tingkah, ia senang menggoda Eliza.

"Atas dasar Aku suamimu, lagi pula itu hanya sebuah ciuman, kenap harus di permasalahkan?" Eliza merengut, mudah sekali Raiyan mengucapkan 'hanya' padahal itu hal baru bagi Eliza, Eliza masuk sambil menghentakkan kakinya pelan, sementara Raiyan masih bingung atas reaksi yang Eliza tunjukkan. Sesaat ia hanya membiarkan Eliza berjalan menjauh sampai akhirnya menyadari sesuatu.

"Apa itu ciuman pertamamu? Hei Eliza!" pekik Raiyan saat punggung Eliza sudah menghilang di balik pintu.

1
Wayan Sucani
Gebrakan yg mantap
Mưa buồn
Masukin ke list favorite aku deh, seru banget pokoknya.
erulia: terimakasih sudah membaca novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
Its_PurpleColor
Endingnya puas. 🎉
erulia: halo kak,masih banyak konflik yang seru di novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!