Demi masa depan, Tania Terpaksa menjadi wanita simpanan dari seorang pria yang sudah beristri. Pernikahan Reyhan yang di dasari atas perjodohan, membuat Reyhan mencari kesenangan diluar. Namun, dia malah menjatuhkan hatinya pada gadis yang menjadi simpanannya. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Kinan, dan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Godaan Kinan
Kemarin Reyhan kembali ke Mansion, karena ada hal yang harus ia lakukan. Sebenarnya Reyhan sangat ingin menuntaskan hasrat yang tertunda bersama Tania. Tapi mau tak mau Reyhan harus ke mansion, dan menginap disana.
Reyhan tidur di kamar di dalam ruang kerjanya, dan kembali ke kamar utama saat ia akan mandi. Saat masuk kamar, Reyhan melihat Kinan masih berbaring di atas kasur, lingeri tipisnya tersingkap, menampakan dalaman yang ia pakai.
Reyhan tau Kinan sengaja menggodanya, tapi Reyhan mengabaikan Kinan dan memilih langsung ke kamar mandi, agar segera berangkat ke kantor.
Dan saat Reyhan sudah selesai mandi, ia masih di dalam wardrobe, memakai pakaiannya di saat, dan saat Reyhan dengan memasang dasi, Kinan masuk.
“Mau berangkat, Mas?” Kinan menghampiri Reyhan yang tengah memakai dasi dan membantunya memakaikan pada Reyhan. Reyhan tidak menolak, ia membiarkan Kinan melakukan yang ingin ia lakukan.
“Hem,”jawab singkat Reyhan, pandangannya lurus ke depan, tidak menoleh sama sekali ke kinan.
“Apa kau sibuk besok malam?” Kinan mendongak, melihat wajah dingin Reyhan yang hanya menatap lurus kedepan. Reyhan terdengar mengeluarkan napas kasar saat mendengar pertanyaan Kinan.
“Hem, Aku tidak pulang malam ini dan juga besok.” Reyhan langsung beralih dari hadapan Kinan, mengambil jas di dalam lemari, dan memakainya. Kinan mengekor di belakang Reyhan, mengikuti langkah Suaminya.
“Kenapa? apa sesibuk itu?” tanya Kinan yang berada di belakang tubuh Reyhan.
“Ya, dan yang utama, aku tidak mau lagi hadir dalam pesta yang menjenuhkan.” Reyhan tau maksud Kinan, dia pasti akan mengajak ke pesta yang isinya hanya orang- orang fleksing, dan juga menjilat, agar bisa berbisnis dengannya.
Langkah Kinan terhenti, ia tidak suka dengan penolakan Reyhan, pasalnya, Kinan telah berjanji pada teman- temannya untuk membawa Reyhan, dan ia di janjikan barang yang Kinan mau jika bisa membawa Reyhan. Biasanya meskipun memasang wajah tidak suka, Tapi Reyhan masih menuruti istrinya. Tapi kali ini, Reyhan terang- terangan menolaknya.
“Kau harus datang.” paksa Kinan, ia harus memaksa Reyhan apapun caranya. Reyhan harus pergi bersamanya ke pesta itu.
Reyhan yang sudah berjalan mendekat ke pintu, menghentikan langkahnya lalu memutar tubuh menghadap ke Kinan.
“Tidak!” jawab Reyhan dengan tegas. Reyhan menatap Kinan dengan wajah tidak suka, “dan jangan melewati batasmu, Kinan.” Tambah Reyhan lagi, lalu ia keluar kamar. Sepertinya Kinan sudah lupa dengan hal yang baru terjadi kemarin. Kartunya saja sudah diblokir dan baru saja Rayhan buka. Tapi dia sudah sangat berani.
Reyhan sangat jengkel dengan Kinan, tapi dia harus menahannya. Agar tidak melakukan hal yang lebih buruk lagi pada Kinan.
Kinan menjatuhkan tubuhnya ke sofa yang ada di kamar, menyilangkan tangan, Kesal.
“Reyhan masih menolakku.” Rutuk Kinan. Kinan masih belum terbiasa dengan sikap penolakan Reyhan, terlebih ini adalah pesta yang dinantikan Kinan, selain hanya untuk berbasa basi, nanti juga akan ada lelang perhiasan berlian.
Kinan sudah mengincar sebuah kalung dengan permata, Batu Zultanite. Permata yang bisa berubah warna sesuai cahaya dan suhu tubuh pemakai nya.
Kinan mendengus, “Huh! Biarlah, aku membeli sendiri kalung itu dengan kartu tanpa batas dari Reyhan.”
Tapi tetap saja, jika Reyhan yang membelinya untukku itu akan menambah nilai plus ku, aku akan bisa lebih besar kepala pada wanita- wanita itu. Batin Kinan.
Dalam hatinya ia masih merasa kurang, ia hanya ingin lebih disegani oleh teman- teman sosialitanya. Dia sendiri lupa, jika kemarin dia tidak bisa berbelanja karena kartunya diblokir oleh Reyhan.
*** S
***
Tania buru- buru berangkat ke kampus karena hari ini ia ada ulangan, dosen killer tidak akan memaafkannya jika sampai terlambat. Setelah mengirim pesan wajib pada Reyhan, Tania langsung melajukan mobilnya, untunglah Reyhan memilihkan apartemen yang dekat dengan kampus, jadi hanya sepuluh menit Tania sudah sampai di kampus.
Drrtt…
Ponselnya bergetar di atas dasbor mobil, Tania mengambil ponselnya.
“Mas Reyhan? Kenapa dia menelpon.” Tania mengerutkan dahi, bukan suatu kebiasaan bagi Reyhan, pagi- pagi sudah menelponnya.
“Halo, Mas.”
“Nanti malam, Mas akan pulang apartemen mu.” Ujar Reyhan, tanpa basa basi, dan tanpa menunggu jawaban Tania, Reyhan langsung memutuskan panggilan.
Tania membuka mulut ingin menjawab, tapi suara putusnya panggilan membuat ia menggeleng. “Dasar, Mas Reyhan. Iya tau kamu itu jutek, tapi nggak usah jutek banget bisa nggak sih?” Gumam Tania sendiri langsung meletakan kembali ponselnya ke dasbor.
Nanti aku nyebut-nyebut nama laki- laki baru tahu, haha. Tania geli sendiri dengan pemikirannya.
Dihukum. Memang kejahatan apa yang dilakukan sampai harus di hukum. Dan memang apa hukumannya? Apa aku di tinggalkan, atau uang jajanku berkurang. Lagi- lagi Tania tertawa sendiri dengan pemikirannya.
*** ***
Sore hari, Reyhan kembali mengirim pesan pada Tania, bahwa ia akan malam bersama Tania di apartemen, juga tidak lupa, Reyhan merequest Lingerie merah maroon kesukaanya. Tania tersenyum saat membaca pesan dari Reyhan.
Setelah mandi, Tania langsung memilih beberapa Lingerie di dalam lemarinya, ada begitu banyak warna merah, dan dengan berbagai model yang berbeda. Tania mencobannya satu per satu, lalu ide gila muncul begitu saja dalam kepala Tania.
“Kenapa repot- repot memakai lingerie, toh nanti juga akan di buka sama, Mas Reyhan.” Tania kemudian membuka Lingerie yang ia pakai, lalu berjalan ke tempat tidur dengan tubuh polosnya, ia langsung mengambil posisi tengkurap di atas kasur, sambil bermain ponsel. Tania menutupi tubuh polosnya sama sekali.
Tanpa Tania tahu, Reyhan sedang mengerang saat melihat pemandangan dari ponselnya, Reyhan sudah tidak tahan lagi, tubuh hourglass Tania tidak bisa, tidak membuat siapapun bereaksi saat melihatnya.
“Lebih cepat, Kim” perintah Reyhan pada sekretaris, Kim. tanpa menjawab, Kim menambah kecepatannya, sejenak pria itu melirik ke kaca sepion tengah, ia melihat Tuannya tengah gelisah di kursi belakang dengan ponsel di genggamannya.
Sampainya di depan lobi, Reyhan langsung masuk ke dalam apartemen, menutupi bagian depan tubuhnya telah tegak sempurna di balik celana dengan tas kerja nya.
Reyhan langung masuk ke apartemennya, dan mendapatkan Tania yang hilang di dalam selimut.
“Bersembunyi kau, ya.” gumam Reyhan dengan suara rendah, dan dengan satu tarikan selimut yang menutup tubuh Tania menghilang, menyisakan tubuh polos Tania, Gadis itu menutupi bagian sensitivenya dengan kedua tangan, walaupun itu percuma.
Reyhan masih bisa melihat dengan jelas bagian yang di tutupi Tania, Reyhan seperti hewan kelaparan saat melihat Tania, matanya tidak teralihkan sedetik pun dari tubuh mungil di bawah sana.
“Tania, kau sangat nakal, ya. Kau sengaja menggodaku dengan ini, ya.” seringai muncul di wajah Reyhan. wajah Tania telah berubah merah, malu.
Reyhan langsung membuka jas, juga kemejanya, memperlihatkan tubuh kekar dengan perut Sixpack miliknya. Tania menelan ludahnya, Reyhan benar- benar definisi tampan di usia yang sudah sangat matang. tubuh tingginya, otot besarnya, dan juga barangnya yang sangat besar. siapapun pasti akan gila jika melihat itu.
“Liurmu sudah menetes, Nia.” Tania langsung mengelap pipinya, dan ia merasa semakin malu, ternyata Reyhan hanya mengerjainya.