Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 32
Caca melihat Sasa yang sudah rapi,dia melihat penampilan Sasa yang menurutnya sangat cantik dan dia menyukai penampilan Sasa yang menurutnya sangat modis.
"Kau semalam pulang begitu malam,sehabis dari mana? Apa orang tua kamu tau?"tanya Caca.
"Bukan urusan kamu,aku juga sudah dewasa.Kau datang di sini bukan jadi mata-mata orang tuaku bukan? Karena selama ini orang tuaku percaya dengan aku yang bisa menjaga diri."
"Kau jangan salah paham,aku sebagai sepupumu hanya khawatir saja"kata Caca dengan cepat.
"Aku malas berdebat dengan kamu,aku sudah telat dan harus pergi ke kampus"ucap Sasa berjalan ke arah pintu.
"Ayo berangkat bersama"kata Caca menyusul Sasa.
Kemudian Caca mengikuti langkah Sasa dari belakang,dia merasa lelah mengikuti langkah Sasa yang begitu cepat.
"Kenapa tidak pesan taksi?"tanya Caca ngos-ngosan.
"Kau saja yang pesan,aku sudah terbiasa naik bis dan lebih hemat naik bis juga"balas Sasa tidak ambil pusing.
Caca cemberut di belakang Sasa,padahal sepupunya cukup kaya dan malah memilih bis yang seperti orang-orang biasa saja.
Mereka berdua naik ke dalam bis,Caca mendengus kesal saat dia tidak mendapatkan kursi sama sekali dan bahkan harus berdiri di dalam bis.
"Apa kita akan terus berdiri terus seperti ini?"bisik Caca di telinga Sasa.
"Tergantung"balas Sasa singkat.
"Hati-hati dong,kakiku ke injak"kesal Caca memarahi orang yang menginjak kakinya.
"Maaf nona,aku tidak sengaja"ucapnya dengan sopan.
"Sudah Ca,jangan marah-marah"kata Sasa menenangkan Caca.
Caca melipatkan kedua tangannya,dia menatap ke sembarang arah dan merasa ingin cepat-cepat sampai di kampus.
Setengah jam berlalu,Caca berjalan mendahului Sasa dan dia tidak ingin naik bis lagi.
Sasa hanya memperhatikan Caca seperti anak kecil,dia berbalik ketika pundaknya di tepuk.
"Kemarin kau kemana?"tanya Rosa kepo.
"Aku ketiduran"balas Sasa berbohong.
"Kau yakin ketiduran?"tanya Rosa memicingkan kedua matanya.
"Iya ketiduran,memangnya kenapa? Apa kau berpikir yang tidak-tidak terhadapku?"
"Bukan,bukan seperti itu maksudku"ucap Rosa dengan cepat.
Rosa mengalungkan tangannya di tangan Sasa,dia bergelayut manja terhadap Sasa dan membuat Sasa begitu risih.
"Apa yang kau lakukan?"protes Sasa mencoba melepaskan tangan Rosa di lengannya.
"Aku butuh vitamin,sudah beberapa hari aku tidak melihat Arnold di kampus.Dia pergi kemana ya?"tanya Rosa menatap ke arah Sasa.
"Kau bertanya terhadapku? Lantas,aku harus bertanya terhadap siapa?"tanya Sasa dengan heran.
"Kalian kan tetangga,masa kau tidak tau keberadaan Arnold sih"protes Rosa kesal.
"Kau membuatku malas,aku ada jadwal pagi bye"ucap Sasa meninggalkan Rosa begitu saja.
"Sasa"teriak Rosa menghentakkan kakinya dengan kesal.
Bahkan anak-anak kampus menatap Rosa heran,karena perilaku Rosa seperti anak kecil dan mengganggu aktifitas mereka sesaat.
Berbeda halnya dengan Arnold,dia kini berada di ruang dosen dan dosen menyuruhnya untuk bertemu.
"Sebenarnya,ada apa bapak memanggil saya?"tanya Arnold penasaran.
"Saya tidak akan masuk kelas,saya hanya ingin kamu memberitahu anak-anak yang lain tentang tugas yang ingin saya berikan"ucapnya.
Kemudian dia menyerahkan selembar kertas tugas terhadap Arnold,Arnold langsung menerimanya dan setelah itu Arnold keluar dari ruangan dosen.
Arnold membaca tugas yang di berikan dosen,karena terlalu fokus dan dia tidak sengaja menabrak orang di depannya.
"Sial,bikin bad mood saja"ucapnya.
"Maaf,aku tidak sengaja"kata Arnold meminta maaf.
Arnold melotot saat melihat wanita di hadapannya,bahkan keduanya sama-sama terkejut saat ini.
"Cewek gila"tunjuk Arnold kaget.
"Lo kali yang gila,mana ada orang gila masuk kampus"ketusnya dengan kesal.
"Ada,buktinya lo ada di sini"ucap Arnold singkat.
"Cih,dasar cowok brandal"ujarnya,dia langsung menginjak kaki Arnold.
"Shit"umpatnya,merasa kakinya berdenyut.
"Rasakan!!"ucapnya lalu berlalu pergi dengan kesal.
Arnold mendengus kesal menatap kepergiannya,dia langsung melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam kelasnya.
Sesampainya di kelas,dia melihat Leo yang sedang senyum-senyum sendiri dengan ponselnya dan dia mendekati Leo.
"Apa ada yang membuat kamu senang?"
Leo menatap ke arah Arnold,dia hanya menunjukkan ponselnya dan Arnold membaca isi pesannya.
"Kau menyukai Rosa?"tanya Arnold penasaran.
"Tidak,kau tau sendiri aku bagaimana.Apalagi,aku sudah memiliki kekasih."
"Cih,apa kau sebegitu yakin dengannya? Padahal,hingga saat inipun dia tidak pernah mengabari kamu."
"Jangan memulainya,mungkin dia sibuk dan kau tahu sendiri aku sudah bertunangan dengannya"ucap Leo mendengus kesal.
"Siapa tau,dia kepincut bule di sana.Kau tau sendiri,bule di sana juga lebih tampan dan mereka bisa di gapai secara langsung olehnya.Sedangkan dirimu? Kau begitu jauh darinya,apa mungkin dia begitu kuat dengan hanya kau yang menghubunginya lewat ponsel."
"Sial,tidak usah memanasi seperti itu.2 minggu lagi juga,dia akan pulang dan aku yakin dia begitu merindukan aku."
"Pulang? kau tahu dari mana dia akan pulang?"tanya Arnold heran.
"Dari bokap gue,katanya Sinta akan pulang 2 minggu lagi."
Arnold mengangguk mengerti,dia tidak ingin terlalu ikut campur dengan hubungan Leo bersama kekasihnya dan selama dia mengamati,dia merasa kasihan dengan Leo.
Apalagi,tunangan Leo tidak pernah menghubunginya sama sekali dan dia merasa tunangan Leo memang tidak menyukai Leo,dia terpaksa menerima pertunangan itu hanya karena tidak ingin mengecewakan orang tuanya.
Teringat akan tugas yang di berikan dosen,Arnold dengan cepat berteriak memberitahu perihal tugasnya dan teman-temannya bersorak senang.
Karena dosen killer tidak masuk kelas,mereka jadi bebas dan mereka lebih suka seperti ini dari pada harus mendengarkan dosen mereka sendiri.
"Gue cabut"ucap Arnold berdiri.
"Mau kemana kamu?"tanya Leo melihat Arnold.
"Aku mau pulang"balasnya singkat.
"Pulang atau menemui Sasa"celetuknya.
"Keduanya,lagi pula Sasa sudah menungguku di parkiran"ucapnya senang.
"Yasudah,berhati-hatilah"kata Leo melambaikan tangannya.
Arnold hanya mengangguk saja,dia langsung keluar dari kelasnya dan berjalan cepat menuju parkiran,karena takut Sasa menunggu dirinya begitu lama.
"Apa kau menunggu ku lama sayang? Maaf ya,tadi Leo mengajak aku berbicara sebentar"Kata Arnold menjelaskan.
"Tidak sayang,aku mengerti dengan urusan kamu itu,ayo masuk terlebih dahulu.Aku tidak ingin yang lain melihat kita,kau tau sendiri fans kamu begitu bar-bar"ucap Sasa.
"Yasudah,ayo masuk."
Keduanya langsung masuk ke dalam mobil,setelah itu Arnold bergegas menyalakan mesin mobilnya lalu pergi meninggalkan area kampus dengan cepat.