1. Gairah sang kakak ipar
2. Hot detective & Princess bar-bar
Cerita ini bukan buat bocil ya gaess😉
___________
"Ahhh ... Arghh ..."
"Ya di situ Garra, lebih cepat ... sshh ..."
BRAKK!
Mariam jatuh dari tempat tidur. Gadis itu membuka mata dan duduk dilantai. Ia mengucek-ucek matanya.
"Astaga Mariam, kenapa bermimpi mesum begitu sih?" kata Mariam pada dirinya sendiri. Ia berpikir sebentar lalu tertawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Mariam masih tidak percaya kenapa dia bisa seberani ini. Dia memang perempuan dengan kelakuan yang gila. Namun melakukan hal gila yang berbau mesum begini pada laki-laki lain ia tidak pernah. Namun pada Garra, ia malah suka sekali menggoda laki-laki itu. Gila memang, tapi ia merasakan penerimaan Garra. Kalau tidak, tidak mungkin dia akan melakukan lebih jauh. Dia juga punya malu. Masih punya harga diri. Karena sekarang terlihat jelas di wajah Garra kalau pria itu sudah tergoda, sekalian saja Mariam menggodanya. Lagian kan tangannya sudah pernah menyentuh benda keras milik Garra. Garra sudah teracuni olehnya. Hihihi.
Tangan Mariam dengan beraninya menyentuh bagian yang menonjol dari dalam celana pria itu. Astaga, sudah keras. Sangat keras. Ia bisa merasakannya. Garra betul-betul sudah tegang sekali.
"Mmph ... Ma ... Mariam ..." Garra menyebut namanya dengan suara erangan yang menggoda, hingga Mariam makin tertantang. Tangannya bergerak perlahan mengelus lembut junior Garra dari luar. Pria itu sendiri menyandarkan kepalanya ke sofa, mencari posisi paling nyaman untuk merasakan permainan Mariam. Sungguh, ia tak mampu lagi menolak. Mariam berhasil, gadis itu berhasil membuatnya menyerah.
Setelah puas menyentuh milik Garra dari luar celananya, Mariam lalu melonggarkan ikat pinggang Garra dan menurunkan resleting celana pria itu hingga benda keras milik pria itu mengacung keluar, berdiri tegak di depan Mariam. Giliran Mariam yang menelan ludah. Ia memang sudah memainkan benda itu sebelumnya. Tapi kan waktu itu ia mabuk, tidak ingat bentuknya. Dan sekarang, ia malu.
Ini adalah pertama kalinya ia lihat bentuk kejantanan seorang laki-laki dewasa secara langsung. Dan milik Garra ini ... Benar-benar menantang dan sungguh menggoda iman.
"Sampai kapan kau akan melihatnya begitu? Aku menunggumu bocah nakal," Garra sudah tidak sabaran. Sudah begitu bergairah. Sudah tidak sabar merasakan tangan gadis itu kembali bergerak naik turun di juniornya. Siapa suruh Mariam terus menggodanya, jadi gadis itu harus mengobatinya.
Mariam tertawa. Garra, menyerah juga akhirnya. Kemudian Mariam memegang ujung milik Garra dengan kukunya yang tumpul.
Garra terlonjak,
"Mmph ..." erangnya.
Tangan Mariam mulai bergerak. Menggoda pria itu, menelusuri benda panjang itu dengan ujung jarinya. Garra mengatupkan bibirnya, menahan desa han yang akan keluar. Kedua tangannya terlentang lebar di kepala sofa. Tubuhnya menggeliat karena gerakan Mariam makin berani dan makin liar. Tangannya bergerak naik turun berulang kali di junior Garra. Dari pelan, hingga cepat hingga berhasil membuat Garra tidak tahan lagi untuk mende sah keras.
"Ahhh ..." Garra hampir sampai pada pelepasannya. Dan Mariam tahu itu dari suara desa hannya yang makin membuat Mariam semangat. Ia menambah tempo kecepatannya.
"Ahhh ... Hhhh ..." desah Garra kuat ketika mencapai puncak kenikmatan yang begitu memabukkan. Cairannya keluar begitu banyak, membasahi tangan Mariam.
"Ah, Mariam ... Ohh ..." Garra pikir gadis itu sudah selesai. Ternyata belum, ia kembali mengocok miliknya tanpa membiarkan Garra istirahat akibat pelepasan pertama yang baru ia terima tadi. Tak puas dengan itu, Mariam menundukkan wajah dan memasukan kejan tanan Garra dalam mulutnya, mengulum benda itu dengan sangat panas dan penuh sensual. Mariam membaca kalau gaya tersebut adalah salah satu yang paling di sukai para pria.
Mata Garra yang tertutup kini terbuka lebar karena kaget Mariam akan menggunakan mulutnya. Menambah ketegangan yang membuat Garra makin menggila. Serangan bertubi-tubi Mariam membuat seluruh tubuhnya bergetar hebat. Tangannya menyentuh kepala gadis itu, menekannya agar miliknya masuk makin dalam ke mulut gadis itu. Ini jauh lebih enak dari sebelumnya. Astaga, dia betul-betul sudah ketularan kegilaan Mariam.
"Mmphh ... Ahhh ..." untuk kedua kalinya Garra mendapatkan pelepasannya. Napasnya tersengal-sengal. Luar biasa, rasanya sangat luar biasa. Ia merasa hampir gila.
"Kamu suka? Apa aku seperti seorang ahli?" alis Mariam naik turun menatap Garra dengan raut wajah bangga. Gairah Garra belum padam, masih memenuhi dirinya. Ia menatap Mariam dengan napas tersengal, kemudian dengan sekali sentak, pria itu sudah mendorong Mariam terbaring di sofa. Tatapan mereka bertemu, suasana hening untuk sesaat.
"Sekarang giliranku." gumam Garra ditelinga Mariam. Suaranya parau. Mariam menelan saliva. Gugup? Ya iyalah jelas. Dia kan belum pernah di sentuh. Belum pernah mengijinkan satupun laki-laki melihat badan polosnya, bahkan menyentuh. Ia bisa memberikannya pada Garra. Tapi ... Ia malu. Bagaimana kalau Garra tidak suka dengan bentuk tubuhnya?
Cup ...
sebuah ciuman menggoda di telinga Mariam membuatnya menggeliat. Posisi Garra kini berada di atasnya. Mengungkung tubuh mungilnya. Garra makin berani. Tangannya menelusup masuk ke dalam kaos Mariam dan menyentuh bukit kembar gadis itu yang padat. Garra tersenyum. Buah dadanya sangat kencang, ia bisa merasakan. Lalu dengan telunjuknya mengetuk pelan sesuatu yang berbiji di dalam kaosnya.
Mariam menggeliat, menggigit bibirnya. Garra menyeringai. Ia tahu apa yang dia sentuh.
"Kau juga sudah tegang sayang, aku bisa merasakannya di sini. Sudah sangat keras." bisiknya parau. Lalu telunjuknya bergerak menjepit pu ting susu sebelah kanan Mariam, memelintirnya dengan amat sangat menggoda. Merangsang Mariam sedemikian rupa hingga satu desa han lolos dari mulut gadis itu.
"Ah ..."
Mariam malu. Tapi ... Kan dia yang mulai. Masa berani berbuat mesum pada laki-laki itu tapi giliran dia yang disentuh, malah tidak berani. Mariam, Mariam, kau yang menggoda Garra lebih dulu. Gumam gadis itu dalam hati. Kemudian ia melihat Garra mengangkat atasannya, meningkatkan tubuhnya sekalian dengan lingerie berwarna lilac. Mariam menggigit bibir.
Pay udaranya terpampang jelas, dan kini sedang di lihat oleh Garra, Mariam menggigit bibirnya malu. Dan Garra jelas menyadari hal itu.
"Wajahmu memerah. Kamu malu? Padahal waktu menggodaku tadi kau sangat liar." pria itu balas menggoda. Mariam hanya diam dengan tangan terangkat menutupi buah dadanya yang terpampang jelas.
"Jangan di tutup," ucap Garra menahan tangan Mariam.
"Aku ingin merasakannya." gumamnya lagi, dan tanpa aba-aba mulutnya sudah bermain di sana. Menggigit, menjilat dan menyesapnya kuat-kuat hingga Mariam membusungkan dadanya akibat perlakuan Garra. Pria itu ternyata sudah sangat ahli. Merangsangnya dengan sedemikian rupa. Bagian bawahnya berkedut-kedut.
"Mmph ..." suara Mariam terdengar sangat seksi ditelinga Garra. Pria itu makin tertantang. Namun, ketika ia hendak melanjutkan, ponselnya berbunyi. Garra langsung sadar seketika.
Ya ampun dia lupa. Dia masih harus kembali ke kantor. Pria itu bangkit dari atas Mariam, mengganti posisi menjadi duduk. Untung juga ada menelpon, kalau tidak dirinya bisa khilaf. Ya, karena Garra tidak ingin merusak Mariam sebelum menikah. Lelaki itu menatap Mariam dalam.
"Dengar, aku berhenti bukan karena tidak menginginkanmu. Tapi tidak ingin merusakmu sebelum kita menjadi pasangan yang sah. Sekarang kau adalah kekasihku. Aku sangat serius dengan hubungan ini. Dan aku ingin kau tahu keseriusanku. Sekarang, pakai kembali pakaianmu. Aku akan mengantarmu pulang." ucap Garra mengecup dahi Mariam lembut. Dan Mariam menurut.
Hatinya berbunga-bunga dan senang sekali rasanya mendengar penuturan Garra yang begitu tulus. Memang dia tidak salah memilih pasangan.
nemu novel ini
baca sambil ngakak dewe
wkwkwkkkkkakakaaaa
malem² lagi
byuhhhh