Tim A.. merupakan tim rahasia yang di bentuk oleh militer untuk membantu pihak militer dalam menjalankan misi secara rahasia. Tim A adalah Gabungan dari beberapa orang-orang hebat yang kebetulan mereka semua anak didik dari seorang sersan Angakatan Darat.
karena kemampuan dari anggota Tim.A yang berbeda - beda, mengakibatkan mereka terpisahkan dan di latih oleh aliansi militer yang berbeda-beda. sampai akhirnya....
Salah satu anggota dari Tim.A menghilang dalam menjalankan misinya.....
Konspirasi mulai bermunculan...
Mereka yang mempunyai kekuasaan, posisi tinggi, berpengaruh , banyak uang mencoba menutupi kebenaran dan menyebarkan informasi palsu ke publik...
Sampai tiba-tiba Dia yang hilang muncul kembali dan memperingati teman-teman untuk tidak percaya dengan informasi yang mereka dengar dari mereka yang berada di atas...
Apa yang di sembunyikan oleh para penguasa yang berada di atas ?...
Akankah mereka semua bisa mengungkap kan kebenaran nya ?....
TIM.A
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ana jus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hancurnya Hati sang Ayah. Part 1.
Tiba-tiba...
Pandangan mata Adin pun tertuju kepada teman tentaranya yang sedang berjalan bersama seorang pria yang berpakaian serba hitam, memakai topi dan membawa tas yang cukup besar.
..." Bro..."...
Adin menyapa temanya yang berjalan tidak jauh dari hadapannya. Sang tentara yang di sapa oleh Adin pun berhenti dan melambaikan tangannya kepada Adin.
..." Mau kemana ?."...
..." Mau hantarkan orang ini ke hadapan Letnan Daffa, Duluan nya."...
Fiqri yang menyimak perkataan itu, sangatlah terkejut saat mendengar kata Letnan Daffa, sampai membuat kedua bola matanya melebar.
..." Ok."...
Sang tentara pun melanjutkan langkah kakinya sambil di ikuti oleh Fiqri dari belakang.
..." Hmm... Tumben Letnan Daffa kedatangan tamu, jangan-jangan ini misi kita lagi."...
..." Dih.. kepedean banget lu Axel."...
..." Lah... Kan gw menebak saja, lagian kan kalau sampai beneran lu juga yang senang Akbar, Kan lu sendiri juga ga sabar buat dapat misi."...
..." Ya tapi ga gitu juga kali konsepnya, Axel."...
..." Ribut mulu lu berdua, lihat tuh Kevin, Celsi, Hana anteng kalem."...
Akbar dan Axel langsung terdiam ketika di tegur sama Adin.
..." Ko perasaan gw ga enaknya."...
..." Ya nih Celsi, gw juga. Nguping yuk !."...
..." Dih... Hana lu aneh-aneh aja, tuh lihat ketua kelakuan nya Hana."...
..." Diam lu Akbar."...
..." Eh... Sudah jangan ribut lagi, Hana lu juga ga boleh kaya gitu."...
..." Maaf ketua."...
Hana meminta maaf kepada Adin sambil menundukkan kepalanya.
..." Sudah lah, Ayo kita pergi !."...
Tiba-tiba Adin mengajak yang lain untuk pergi.
..." KEMANA KETUA ?."...
Mereka semua pun bertanya kepada Adin.
..." Nguping lah, Ayo jalan !."...
Adin pun berjalan duluan, sedangkan Akbar, Kevin, Axel, Celsi dan Hana tertegun sesaat ketika melihat kelakuan Adin, lalu mereka pun berjalan mengikutinya dari belakang.
Beberapa Saat Kemudian...
Letnan Daffa yang masih berdiri di depan ruangan kerja nya di hampiri oleh tentara yang sedang bertugas bersama dengan Fiqri.
Di waktu yang bersamaan...
Adin, Akbar, Kevin, Axel, Celsi dan Hana sedang bersembunyi sambil memantau dari jarak yang cukup jauh.
..." Selamat Pagi Komandan."...
Sambil memberikan hormat kepadanya.
..." Mohon ijin Komandan, ada yang ingin bertemu dengan anda."...
..." Siapa ?."...
Sang tentara menoleh ke arah Fiqri, Fiqri pun melangkah maju lebih dekat dengan Letnan Daffa.
..." Siapa kau ?."...
..." Saya Fiqri, saya berasal dari Bali."...
..." Ada hal penting apa, sampai membuat anda jauh-jauh ke sini ?."...
Sambil menunjukkan surat dari almarhum pak Gabriel.
..." Karena Ini."...
Kedua matanya Letnan Daffa berubah menjadi sangat tajam saat melihat sepucuk surat yang di pegang oleh Fiqri.
..." Kita bicara di dalam saja."...
Fiqri menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju, Sang tentara yang menghantarkan Fiqri pun memberikan hormat kepada Letnan Daffa lalu berbalik pergi kembali ke pos jaganya.
Sedangkan Fiqri dan Letnan Daffa memasuki ruangan kerja sang Letnan Daffa.
Di sisi lain...
Mereka berenam yang melihat Letnan Daffa masuk ke dalam ruangannya pun, mulai keluar dari persembunyian.
..." Ayo... Kita harus lebih dekat lagi !."...
Setelah memberi perintah Adin mulai berjalan terlebih dahulu sedangkan Akbar, Kevin, Axel, Celsi dan Hana menganggukkan kepalanya lalu berjalan mengikuti Adin.
Sesampainya di depan pintu ruang kerja sang Letnan Daffa, mereka pun mendekatkan telinga masing-masing ke pintu.
Sementara itu...
...Di Dalam Ruangan Kerja Letnan Daffa....
Letnan Daffa berjalan ke kursi meja kerjanya lalu mempersilakan Fiqri untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan nya.
Fiqri mulai duduk di kursi, lalu melepaskan tas nya dan meletakkan di bawah. Fiqri mulai menyerahkan surat dari almarhum pak Gabriel kepada Letnan Daffa, Letnan Daffa mengambil surat tersebut dan mulai membaca isi suratnya.
Dengan mata yang berkaca-kaca saat Letnan Daffa membaca setiap baris kata-kata yang di tulis oleh Almarhum pak Gabriel sebelum dirinya meninggal dunia.