Kanesa Alfira, yang baru saja mengambil keputusan berani untuk mengundurkan diri dari Tano Group setelah enam tahun dedikasi dan kerja keras, merencanakan liburan sebagai penutup perjalanan kariernya. Dia memilih pulau Komodo sebagai destinasi selama dua minggu untuk mereguk kebebasan dan ketenangan. Namun, nasib seolah bermain-main dengannya ketika liburan tersebut justru mempertemukannya dengan mantan suami dan mantan bosnya, Refaldi Tano. Kejadian tak terduga mulai mewarnai masa liburannya, termasuk kabar mengejutkan tentang kehamilan yang mulai berkembang di rahimnya. Situasi semakin rumit dan kacau ketika Kanesa menyadari kenyataan pahit bahwa dia ternyata belum pernah bercerai secara resmi dengan Refaldi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jojo ans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
"Aduh kenyang banget," seruku sembari mengusap-usap perutku yang buncit Sementara Mas Adi menatapku tanpa berkedip. Ya, kami baru saja selesai makan siang. Makan, makanan yang kubawa tadi.
"Katanya mau bawain aku makanan.
kok malah kamu yang makan
semuanya Fir?" tanyanya dengan nada tidak percaya. Oh oke, akan aku ceritakan sedikit.
Di tengah perdebatan kami aku mengalami kelaparan, jadi aku putuskan menghentikan sebentar perdebatan kami untuk makan siang. Saking laparnya aku bahkan hanya memberi nasi dan lauk pada Mas Adi sebanyak dua sendok sementara yang lain kuhabiskan sendiri.
Aku tertawa jahat dalam hati, Biarkan laki-laki itu kelaparan. Salahnya mengajak singa lapar untuk beradu mulut. Lagi pula dia pasti
sudah kenyang. "Kamu kan udah kenyang ngobrol sama mantan kan Mas, jadi makanannya untuk aku sama dedek bayi aja," tandasku dengan nada super
emosi
"Ya udah, aku pasrah yang penting kamu dan anak kita kenyang," balas Mas Adi. Aku kembali tertawa jahat dalam hati.
Senang sekali ya memarahi suami sendiri.
"Kamu harus rasain kemarahanku hari
ini Mas." seruku dengan mata tajam. Aku berdiri dan menghampiri Mas Adi yang bingung apa yang akan aku lakukan.
"Kamu mau KDRT Fir?" tanya Mas Adi dengan nada was-was. Aku memasang senyum tipis.
"Iya Mas, aku mukulin kamu sampai tuli" Kuarahkan jari-jariku ke kepala Mas
Adi dan menarik-narik rambutnya hingga aku merasakan ada beberapa helai yang terbawa oleh jariku. Astaga kasihan, tapi ini menyenangkan. Aku
tidak bisa menghentikannya. "Firal"
Mas Adi berteriak dengan wajah kesakitan. Bukan lagi menjambak, aku malah
sudah memukul dengan telapak tangan. Memukul ke sembarang arah, yang pasti aku tahu pukulan itu mengenai wajah Mas Adi.
"Tahan pukulan kamu Fir, aku bisa jelaskan," sahut Mas Adi. Lelaki itu itu mencoba mengangkat
tangannya dan mencoba menahan amarahku yang sudah meledak-ledak. Astaga, kalau kalian boleh membayangkan. Aku sudah seperti
sapi gila yang tidak terima menjadi bahan kurban. "Aw Fir, rambutku," raung Mas Adi "Sayang, hidungku!" teriaknya lagi.
Setelah berhasil melampiaskan
amarahku, aku berhenti dan mengatur
nafas yang tidak beraturan. Ternyata memukuli suami itu menyenangkan dan melelahkan di saat bersamaan. "Fir udah ya, aku minta maaf, nggak
bakal ngulangin deh," sahut Mas Adi dengan nada lemah. "Iya aku maafin, tapi ada syaratnya."
Aku duduk dengan angkuh di kursi mobil. Setelah menememani Mas
Adi bekerja hingga sore akhirnya kami keluar dari kantor. Eh bukan menemani tapi lebih tepatnya menjaga Mas Adi dari gangguan setan, tahulah
si Masku itu cepat sekali tergoda sama setan. Sementara itu Mas Adi menyetir
dengan diam, aku puas sekali melakukan kekerasan hari ini. Dia nampak terlihat seperti laki-laki yang kehilangan status jantan.
Astaga lucu sekali. "Jadi kamu pengen ke mana nyonya Ratu?" tanyanya.
"Aku lapar lagi, tenagaku terkuras habis rontokin rambut kamu. Kita ke Akira Back aja tapi pokoknya aku mau makan malam romantis juga mahal dan ala-ala lamaran di Instagram yang
pernah aku lihat," tandasku.
"Oh Iya setelahnya aku juga mau
shopping."
"Iya sayang iya. Aku bakal tebus dosaku hari ini." pasrah Mas Adi.
"Ya emang harus," balasku emosi.
Sekitar pukul 18.30 kami sampai di restoran mewah bintang lima itu, dulu aku dan Mas Adi sering ke sini. "Duduk di sana yuk," ajak Mas Adi begitu aku keluar dari toilet dan melangkah menjelajahi restoran
sambil menunjuk sebuah meja yang di
penuhi lilin dan bunga.
Entah memang kebetulan atau
sekarang dekorasi restorannya
memang begini..
Mas Adi menarik kursi untukku.
Ini sangat menganggumkan, Aku
mungkin akan sangat terharu jika
Mas Adi melakukannya jauh sebelum
perdebatan kami mengenai mantan
kekasihnya si Friska.
Kami memesan makanan dan lagi-lagi aku memesan porsi double, mohon Jangan heran, aku lagi hamil. Tak lama setelah itu pesanan kami datang.
Tiba Mas Adi berdiri dari duduknya. dan menuju pada sebuah panggung mewah kecil yang memang sengaja dibuat di sana untuk para pelanggan
resto kalau mau menyumbangkan
lagu.
Laki-laki itu mengambil alat pelantang
dan segera mengarahkan dekat
mulutnya.
"Fir, sebelum kita menikmati makan
malam luar biasa ini aku ingin
menyumbangkan sebuah lagu,"
tuturnya.
Aku hampir terbahak. Tiba-tiba aku
jadi malu dan gugup. Malu karena ada
beberapa pengunjung yang melihatnya
dan gugup jika sebentar suara Mas Adi
tidak bagus.
Mas Adi menyanyi? Sepertinya tidak
ada dalam kamusku.
Selama ini Mas Adi adalah jenis
laki-laki tidak pernah bernyanyi, akan
aneh jika dia sampai membawakan sebuah lagu. Perasaan terharu tiba-tiba menyusup diam-diam dalam hatiku. Demi menebus kesalahannya hari ini dia bahkan rela membuang malu untuk menghiburku. Aku terdiam,
apakah kali ini sudah keterlaluan lagi?
Ah sepertinya tidak.
Benarkan?
Kan Mas Adi yang salah di sini
hukan aku, kenapa aku yang merasa
bersalah?
Sesaat setelah lagu Beautiful In White
mengalun dari bibir Mas Adi dan lebih
sialan karena Laki-laki itu terlihat
sangat tampan.
Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous I couldn't speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its missing piece
So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now 'til my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
What we have is timeless
My love is endless
And with this ring I
Say to the world
You're my every reason
You're all that I believe in
With all my heart I mean every word
So as long as I live I love you
Will haven and hold you You look so beautiful in white And from now 'til my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
You look so beautiful in white, yeah
yeah
Na na na na
So beautiful in white
Tonight
And if a daughter is what our future holds I hope she has your eyes Finds love like you and I did Yeah, and if she falls in love, we'll let her
go
I'll walk her down the aisle
She'll look so beautiful in white, yeah
yeah
So beautiful in white
So as long as I live I love you Will have and hold you You look so beautiful in white
And from now 'til my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
Na na na na
So beautiful in white
Tonight