satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
kring
bel masuk pun berbunyi.
semua murid masuk kedalam kelasnya masing-masing, berbeda dengan kelas Kania yang tengah mendapati pelajaran jam kosong. hingga suasana kelas sangat ricuh, dan waktu itu semua murid dikelas Kania gunakan dengan bersenang-senang ria.
Kania pun menatap kearah Tasya yang tengah membaca buku pelajaran. dan mendatangi bangku Tasya.
"Tasya! " panggil Kania dengan suara sedikit cukup kencang hingga membuat Tasya memegang kedua telinganya.
"aduh kania, berisik tau nggak. tapi nggak biasanya kamu pagi-pagi gini udah seneng banget tuh muka." sahut Tasya.
bukannya menjawab Kania malah membalas ucapan Tasya dengan senyuman. sedangkan Tasya semakin dibuat tak faham oleh perlakuan Kania.
"kania! aku itu pintar semua bahasa tapi bukan berarti bisa tau bahasa isi hati orang, kamu pikir orang yang pinter sastra itu dukun." Tasya mengomel karna terlalu suka dengan jawaban Kania.
"tapi kali ini coba kamu tebak apa yang paling buat aku bahagia." pinta Kania.
Tasya menghembuskan nafas kasar. dan menaruh buku novel dalam tangannya diatas meja."kamu ditembak cowok." terka Tasya.
Kania menggeleng kan kepalanya.
"emm, garvin chat kamu, atau Ervan atau nggak gitu siapa tuh yang satunya lupa aku namanya.... " Tasya menebak dengan antusias dan menyebut semua nama pria.
"cowok muluh pikirannya, tapi tunggu kenapa jadi Garvin sama Ervan orang aku aja udah nggak pernah ketemu mereka kok. terus siapa lagi yang terakhir, kayak aku ini sering main cowok aja." protes Kania.
Tasya memberi rangkulan pada pundak Kania. "emm, sebenernya tadi malam Garvin chat aku." ungkap Tasya.
"wawww." terkejut Kania. "kabar baik donk, itu berarti ternyata dia suka sama kamu. apa mungkin selama ini ia cuma lagi jual mahal yah, kan kamu tau sendiri kalau dia itu cowok populer di sekolah ini." terka Kania.
Merasa seakan tengah dibuatkan drama yang indah dari Kania untuk dirinya, Tasya langsung tersadar akan sebuah realita sekaligus kenyataan yang sesungguhnya. sebab Garvin memberi pesan tadi malam terhadap dirinya adalah tak lebih hanya semata karna Kania.
"emangnya dia chat kamu apa? jangan jangan.... " Kania menggantung ucapannya dan memberi tatapan menggoda pada Tasya sahabatnya. "uhuyy bakal dapet traktiran nih." imbuh Kania dengan antusias.
"boro-boro jadian, dia chat aku buat nanyain temen aku yang paling cantik." jawab Tasya.
Kania terdiam, seakan tengah berfikir teman cantik yang dimaksud oleh Tasya."teman cantik siapa? " tanya Kania.
Tasya menghembuskan nafas kasar.
"kamu Kania!" jawab Tasya.
Seperti mendapat candaan dari Tasya hingga membuat Kania tertawa cukup keras."hahaha, sumpah lucu banget loh kamu Sya. beneran deh lucu poll." tawa Kania sembari memberi pukulan ringan pada Tasya.
"aduh aduh." rintih Tasya kesakitan. "kania! " pekik Tasya. "aku nggak lagi becanda Garvin beneran nanyain kamu, dia juga blak blakan ngomong ke aku kalau dia suka sama kamu." lanjut Tasya.
Deg
seakan tengah di himpit kedua gunung sekaligus, sedangkan kini udara yang ingin ia nafas pun terhalang oleh sesuatu hingga membuat Kania kesulitan bernafas. mata indah terbelalak karna terkejut oleh penuturan Tasya.
"Kania! " panggil Tasya, ia melihat kini Kania seperti menahan untuk bernafas bahkan terlihat tak mau menghirup udara dengan bebas. "Kania nafas kan, hey nafas." memegang kedua pundak Kania sambil menggerakkan secara kasar.
Mendapat perlakuan itu Kania langsung tersadar.
"hu hu hu hu.... " nafas Kania dengan tersengal sengal.
"kamu dah gila yak." pekik Tasya ikut bernafas lega.
"mangkanya jangan ngomong melantur lagi, bikin aku jantungan tau nggak." sahut Kania sembari menormalkan nafasnya.
Tasya yang tadinya mencoba menyelamatkan Kania. kini malah disalahkan oleh soal yang ia pun tak tahu kesalahannya apa? Tasya menatap Kania tak Terima, dan langsung menunjuk kearah dirinya sendiri seraya berkata.
"kamu nyalahin aku." tanya Tasya.
"em, kalau kamu nggak bilang Garvin suka sama aku, pasti tadi aku nggak bakal kesulitan nafas tiba-tiba." jawab Kania tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"gini yah Kania ratu ovalia. aku nggak bohong Garvin emang ngomong ke aku kalau dia suka sama kamu." bisik Tasya karna tak ingin ada yang sampai dengar.
"kok bisa."
Tasya menaikkan kedua pundaknya, memberi isyarat bahwa dirinya pun tak tahu.
"tapi aku juga punya info penting lainnya. tapi nggak disini kita ngomong, gimana kalau kita pergi ke taman? biar lebih enak nanti ngomongnya gimana?" ajak Tasya.
"enggak usah lah, lagian kamu kok kayak biasa aja sih kalau Garvin..... " ucapan Kania terputus karna Tasya langsung menaruh tangannya di bibir Kania.
"husstttt. jangan keras-keras." tukas Tasya.
Padahal Kania tau sekali sejak tadi Tasya sudah bicara dengan nada cukup biasa, dan sekarang Tasya juga yang meminta pada Kania agar tak terlalu keras dalam bicara. untung saja keadaan kelas sekarang terbilang cukup ramai. jadi tak membuat murid mendengar penuturan mereka berdua.
"Kamu lihat kelas nggak sih sekarang, ini itu rame sya jadi yah nggak mungkin mereka denger ucapan kita." ucap Kania sambil menunjukkan suasana kelas yang terbilang cukup tidak kondusif.
"iyah juga sih, tapi tetep aja. mendingan sekarang kita ke taman, tanpa penolakan ayok! " ajak Tasya dengan menarik pergelangan tangan Kania agar mau mengikuti ajakannya.
merasa tak mampu untuk mendebat Kania akhirnya mengikuti langkah kaki Tasya untuk menuju ke taman sekolah.
*****
Taman sekolah
"sini duduk sini aja kayaknya adem juga nih tempat." ujar Tasya.
Kania hanya mengikuti ajakan Tasya tanpa menolak sedikitpun.
"sya kamu itu sebenarnya lagi sakit hati kan sama aku, cuman kamu nggak pengen aja sampek buat persahabatan kita hancur hanya gara-gara cowok." terka Kania.
rasa bersalah karna telah menjadi wanita yang ternyata disukai oleh pria yang di sukai Tasya. membuat Kania hampir tak mampu menghadapi sahabatnya itu.
"emm, gimana yah?" Tasya berfikir dan membuat Kania semakin tak enak hati. "awalnya sih gitu, tapi kalau di pikir-pikir ngapain juga aku kayak harus marah atau sakit hati sama kamu. lagian rasa aku sama Garvin cuman sebatas ngefans aja kok nggak lebih. tentang aku sampek buat syarat agar kamu minta nomor Garvin supaya bisa ikut berlibur ke London. itu sih sebenernya emang udah keinginan murni dari aku kok." ungkap Tasya.
Kania tak menyangka kini Tasya terlihat sangat dewasa. tak seperti biasanya yang akan bersikap layaknya anak kecil. kini Tasya malah terlihat tengah bersikap bijak. dan penuturan dari gadis itu pun nampak sekali kejujuran tanpa ada kebohongan.
"aku faham sama penjelasan kamu, tapi yang terakhir kok aku radak nggak expect yah." ujar Kania.
"aduh Kania, maksud aku dari awal aku emang pengen ngajakin kamu ke London. tapi kamu tau sendiri aku nggak bakal buat kamu ngerasa berhutang budi sama aku. jadi aku buat syarat konyol itu lagian aku suka nyimpen nomor cowok-cowok tampan juga kok." jawab Tasya.
kania tersenyum dan merangkul bahagia kearah Tasya. "aduh bestai aku ini emang paling the best banget." puji Kania.
"aduh lepasin Kania. nanti dikiranya orang kita lesby lagi." celetuk Tasya dan menjauhkan tubuh Kania dari dirinya.
"nggak papa kalau sama kamu." goda Kania.
"aku masih normal kania, lagian aku juga takut dosa." jawab Tasya, dengan berkedik ngeri terhadap Kania.
merasa ucapannya di jadikan serius Kania."yaelah serius amat sih, aku cuman becanda kali sya." ujar Kania.
Tasya pun memposisikan tubuhnya seakan ingin mengatakan sesuatu penting. "udah lah nanti kita lanjutin lagi becanda nya, sekarang kita ngomong serius soal Garvin sama Ervan." imbuh Tasya.
Kania menepuk jidatnya.
"ya ampun sya kok kesitu lagi sih bahasannya." ucap Kania.
Bersambung.