NovelToon NovelToon
Papa Untuk Jeri

Papa Untuk Jeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Single Mom / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:43.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hai_Ayyu

Kesalahan di masa lalu membuat Maudy memiliki seorang anak.

Seiring bertambah usia, Jeri merindukan sosok seorang ayah.

"Apa kamu mau menikah denganku?" tanya Maudy pada pria itu.

"Aku tidak mau!" tolaknya tegas.

"Kamu tahu, Jeri sangat menyukaimu!" jelas Maudy. Semua demi kebaikan dan kebahagiaan putranya, apapun akan dilakukannya.

"Aku tahu itu. Tapi, aku tidak suka mamanya!"

Akankah Maudy berhasil memberikan papa untuk Jeri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 - Selalu Ditolak

Maudy tertawa kesal dengan perkataan pria itu. Katanya tidak menyukainya.

"Jangan berpura-pura lagi! Aku tahu jika kamu berusaha sekali untuk mendekatiku dan beruntunglah aku mau menerimamu!" jelas Maudy. Roni masih sok jual mahal.

"Nona, kamu salah paham. Aku tidak pernah berniat mendekatimu!" Roni membantah tuduhan wanita itu.

"Kamu begitu menyukaiku, jadi ya sudah kita menikah saja!" Maudy membuang nafasnya. Pria modus itu masih berpura-pura juga.

Roni memijat pelipisnya. "Nona, aku tahu niat mu menikah demi Jeri. Tapi maaf, nona. Aku tidak berniat menikah denganmu!"

Maudy meniup poninya. Pria itu berani sekali menolaknya. "Jeri sangat menyukaimu, jadi ku pikir tidak masalah kita menikah!"

"Aku tidak masalah jika Jeri menyukaiku dan menganggapku sebagai papanya. Aku juga tidak masalah jika tiap minggu menemuinya. Tapi, yang jadi masalah jika menikah denganmu, nona!" Roni menjelaskan sejelas-jelasnya.

"Kenapa kamu tidak mau menikah denganku?" tanya Maudy. Ia wanita yang sangat cantik dan seksi, terlebih lagi ia juga baik hati dan tidak sombong. Kurang apa dia?

Roni menatap wajah yang menatapnya kesal. Jelas sekali wanita itu memakinya dalam hati.

"Aku sudah katakan aku tidak menyukaimu!" ini tah sudah berapa kali Roni mengatakan itu.

"Dan juga dalam pernikahan itu melibatkan hati dan perasaan. Harus ada cinta di antara pasangan, komitmen, dan kepercayaan." Roni menjelaskan kembali. Ia pernah gagal dengan pernikahan pertamanya.

"Ya sudah, kamu cintai saja aku. Aku tidak masalah." ucap Maudy.

Roni tertawa kesal, entengnya wanita itu bicara dan menyuruhnya mencintainya. Yang benar saja.

"Atau kita menikah kontrak saja. Jadi tidak perlu pakai hati dan perasaan." saran Maudy. Sekarang ia hanya memikirkan kebahagiaan putranya.

Jika Roni menikah dengannya walaupun kontrak, pria itu pasti akan tinggal bersamanya dan Jeri. Putranya akan selalu melihat papanya.

Mereka akan tinggal satu rumah, meski berbeda kamar.

Roni memijat pelipisnya, apa lagi kata wanita itu.

"Kita menikah kontrak dalam setahun. Tenang saja aku tidak akan menyentuhmu, kita juga tidak akan sekamar juga. Hanya status saja!" maudy kembali menjelaskan. Tidak ada yang perlu ditakutkan pria itu.

"Astaga, nona!" Roni mengusap wajahnya. Susah lah mendeskripsikan wanita itu.

"Nona, pernikahan itu ikatan suci. Jangan memainkan pernikahan!" Roni tidak habis pikir dengan jalan pikiran wanita itu. Sekarang berpikir untuk menikah kontrak.

Maudy mendengus. Idenya ditolak lagi oleh pria itu.

"Tadi aku ajak menikah sesuai aturan kamu menolak. Aku ajak menikah kontrak juga tidak mau. Kamu maunya apa sih, Ron?" tanya Maudy dengan nada kesal. Selalu salah saja ia di mata pria itu.

"Sekarang kamu mau menikah denganku atau tidak?" sambung Maudy kembali.

"Tidak!" jawab Roni tegas.

"Jeri ingin punya papa dan aku harus menikah denganmu!" Semua demi Jeri.

"Maaf, nona. Jika kamu ingin menikah, kamu bisa menikah dengan pria lain."

"Tapi Jeri mau yang jadi papanya itu kamu!" jika saja Jeri tidak lengket dengannya, Maudy juga tidak akan seperti ini.

"Maaf, nona. Saya tidak bisa. Saya permisi, masih banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan." ucap Roni menundukkan kepala sejenak lalu undur diri.

Meski Maudy itu aneh dan sangat menyebalkan, tapi dalam lingkungan kantor ia harus tetap sopan. Wanita itu masih atasannya.

"Argh!" Maudy kesal sekali.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Pak Roni, bagaimana kabar ponakan saya?" tanya Satria saat sedang makan siang bersama pria itu.

"Saya tidak punya anak, Sat. Lagian kapan saya nikah dengan kakakmu?!" kata Roni dengan kesal. Ponakan apa?

Satria terkekeh, perkataan Roni mulai mirip Maudy. Mungkinkah mereka jodoh.

"Maksud saya, Jeri. Anak sambung anda itu!" Satria membenarkan ucapannya sambil senyum-senyum. Ia paling setuju jika Roni menikah dengan Maudy.

"Saya tidak pernah menikah dengan mamanya!"

"Apa anda tidak menyukai nona Maudy?" tanya Satria kemudian. Sudah sejauh mana hubungan mereka.

"Kenapa aku harus menyukainya?"

"Nona Maudy memang kelihatan sombong dan angkuh. Tapi sebenarnya ia wanita yang sangat baik, pak." ucap Satria. Ia bisa bicara begitu, karena memang tahu Maudy baik bahkan sangat baik.

Dulu saat ia belum gajian tapi sewa kost harus segera dibayar, mau meminjam di koperasi tidak bisa karena syarat menjadi anggota minimal tiga bulan bekerja. Sedang dia masih baru, baru jalan 2 minggu.

Dengan memberanikan diri, ia menceritakan keluhannya dan Maudy langsung mengeluarkan dompet, memberikan beberapa lembar uang.

Pernah lagi saat di jalan, tepatnya di lampu merah. Seorang anak kecil mengamen di samping mobil mereka. Maudy langsung memberikan beberapa lembar uang, lalu juga menyuruh Satria berhenti di toko ayam kriuk. Membeli beberapa bungkus dan diberikan kepada anak jalanan itu.

Cover Maudy saja yang tampak sombong dan angkuh. Tapi hati wanita itu hello kitty. Apalagi pada anak kecil, mata Maudy terlihat berair saat melihat mereka.

"Aku duluan!" ucap Roni langsung bangkit dan meninggalkan Satria yang senyum-senyum tidak jelas. L

Roni berada di ruangannya, ia melihat arloji. 30 menit lagi akan ada rapat dengan dirut perusahaan ini. Pasti akan ada wakil dirut juga di sana.

Rasanya Roni bosan sekali melihat wanita itu. Ingin tidak menghadiri rapat, tapi apa alasannya. Pura-pura sakit? Tidak mungkin. Nanti beneran sakit.

Tak lama di ruang rapat, Roni bersama karyawan yang lain sedang menunggu dirut mereka.

Pintu terbuka, seketika ruangan rapat menjadi hening. Pak Agus masuk diikuti nona Maudy dan Satria.

Begitu masuk mata Maudy langsung tertuju pada pria yang begitu bersinar. Pria bersinar itu menatap ke arahnya, sudah dipastikan terpesona padanya.

Maudy pun duduk dan tersenyum tipis. Tatapannya masih melihat pria itu yang kini tidak melihat ke arahnya lagi.

Tiba-tiba Maudy mulai terbayang saat di kolam renang. Saat Roni membuka baju dan mengibaskan rambutnya.

Ia membuang nafas pelan. Seksi sekali pria itu. Ingin saja menerkamnya.

Maudy mulai menormalkan wajahnya, ia harus bersikap seperti biasa.

Rapat pun mulai berjalan. Maudy mengulum senyuman melihat pria modus itu begitu fokus. Pembawaannya tenang dan tampak dewasa.

Pantas saja Jeri begitu menyukainya. Bahkan rasanya Maudy jadi iri, karena putranya lebih menyayangi pria itu dari pada dirinya, mamanya.

'Jeri pasti senang sekali, jika Roni benar-benar jadi papanya.' Maudy menganggukkan kepala sambil melihat ke arah pria itu. Yang penting kebahagiaan Jeri.

Dan Roni merasa ada yang memperhatikannya. Dan benar saja tatapan wanita itu ke arahnya.

Ting... Maudy mengedipkan sebelah matanya.

'Astaga, apa-apaan dia?' pikir Roni merasa aneh dengan kelakuan Maudy. Ia pun mengalihkan pandangan tidak melihat ke arah wanita itu lagi.

Kini giliran Roni yang berdiri di depan anggota rapat, ia akan mempresentasikan kinerjanya.

Saat akan dimulai,

"Sayang, semangat ya!"

.

.

.

1
Lanjar Lestari
gagal lg kapan otw adik nya Jeri ada aja gangguan buat Roni dan Maudy sabar
Lanjar Lestari
ya iyalah Suami diam aja krn memang mau meragukan Maudy apa lg sekarang wakil direktur Roni jd ya gajinya besar bs pingsan ibu" kl th kerjaan suami Maudy apa lg th ortu Maudy bs bikin syok terapi hehe
Indryawati Indry
Luar biasa
umatin khuin
gmn shocknya mereka melihat ortu maudy yg memang kaya raya
Jumi Eko
Bagus
Su Narti
sabar Monday punya tetangga julit
Lanjar Lestari
Jeri itu kan kopi Mama kok di minum jd ikut begadang g tidur Jerijd gagal berkenaan Papa Roni dan Mama Maudy
Lanjar Lestari
ibu ibu kompleks mulai julid dan mau th aja cuekin aja Maudy ya elah lg panas" nya mlh mati lampu jd gelap ya Jeri ke bangun jd nangis g jd wkwkwk di lanjut nanti kl sdh nyala lampunya,tenang yaJeri sdg ada Papa Roni cup cup cup sayang anak papa bahagia ya Maudy
umatin khuin
wah wah jeri ikutan begadang ini....ikutan minum kopinya mama...xixixi...
Nunuy
gak sabar diriku thor..kapan para tetangga julid tahu klo Maudy emang betulan kaya,bukan gaya2.pasti pada pingsan 🤣🤣🤣
LISA
Ibu² rempong..usil bgt dgn urusan org lain
umatin khuin
emang ada tetangga kayak gitu ko....mereka sirik iri hati n kepo....iyain aja y maudy kalau ditanya...biar panas panas panas dingin mereka itu yg julid...
Lanjar Lestari
bukanya sdh mulai bikin adiknya Jeri tiap mlm Maudy dg Roni kl g di ganggu Jeri heheh,mulai ibu" jilid di kompleks iri bilang Bu Ami
Lanjar Lestari
Doa kan jg ya Jeri Papa biar punya uang banyak dan Jeri punya rumah besar yg ada kolam renangnya Roni memang perhatian dan pengertian mungkin dulu tergoda oleh Ratu lah yg merayu Roni krn g suka Dara bahagia iri
LISA
Bahagia selalu y utk keluarga kecilnya Roni
Lanjar Lestari
panas panas panas....🥵🥵🥵seluruh tubuh ahah...Jeri ada"aja gangguan Papa Mama yg mau buat adik km hehehe besok biar Papa Roni pasang Ac dl lupa ya Pa kl Jeri bisa pakai Ac gerakan jadinya🤣🤣🤣😍😍😍🥰🥰
maya ayu
hareudang panass panass 🥵🥵🥵🥵/Drool//Drool/
umatin khuin
cegeerr ya jeri...mama sama papa juga segerrr pagi2🤭🥰
Lanjar Lestari
iya Jery sdh Cah jd Papa Roni jd padamu senang bahagia kan wah langsung mlm pertama Roni dan Maudy semoga aja tokcer langsung jd adiknya Jeri
umatin khuin
Alhamdulillah...papa mama sudah cah cah cah...kata jeri🤭🤭🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!