My Baby (Venus& Aries)

Aries hanya diam mendengar semua umpatan Venus, tanpa melepaskan pelukannya pada wanita itu. Sedangkan Venus yang sudah puas menangis dan meluapkan semua amarahnya mulai menyeka air matanya.

"Salah aku apa Tuan Aries? Aku tidak pernah memintamu untuk bertanggung jawab, tapi kenapa kau tega membodohi aku?" Lirih Venus dengan sesenggukan. "Kenapa kau tidak mengatakan jika kau sudah mempunyai tunangan? Dan kenapa kau memberikan janji manis dengan membawa aku ke Munich, kalau hasilnya tetaplah sama kita akan bercerai saat twins lahir." Venus sampai meng-gelengkan kepalanya, tidak mengerti maksud Aries melakukan semua itu padanya.

"Kau memang tidak meminta pertanggung jawaban dariku, tapi mereka anak-anakku darah daging ku, mana mungkin aku tidak bertanggung jawab pada mereka." Aries melepaskan pelukannya setelah merasakan amarah Venus mulai mereda.

"Kau bisa bertanggung jawab padaku dan twins tanpa menikahiku, Aries!" teriak Venus. "Jika aku tahu kau sudah mempunyai tunangan, aku tidak akan menerima lamaranmu dan masuk ke dalam pernikahan yang konyol ini." Venus tertawa sinis.

"Dan membiarkan anak kita lahir tanpa status yang jelas?" balas Aries dengan geram.

"Ya apa pun itu, tapi setidaknya itu lebih baik dari pada hidup dengan kebohongan." Sentak Venus. "Kau tahu? Kau tidak hanya melukai aku, tapi kau juga melukai tunangan mu! Kau brengsek!" umpat Venus.

"Aku tahu semua ini salahku, aku melukai kalian tapi apa kau pernah berpikir sekali saja berada di posisiku?" Aries menghela napasnya dengan kasar. "Aku tidak pernah bermimpi berada di posisi ini melukai kau dan tunangan ku, tapi keadaan yang memaksa aku berada di posisi ini."

"Keadaan kau bilang? Jika saja kau jujur padaku, kita tidak akan pernah berada di posisi ini dan saling menyakiti."

"Ya jika saja aku jujur," ucap Aries dengan senyum sinis dibibirnya. "Dan jika saja kau jujur padaku saat kejadian itu Venus Graham." Aries menatap tajam Venus dengan napas yang naik turun menahan emosi yang ada dihatinya.

"Apa maksudmu?" Venus berdiri dari duduknya.

"Jika saja kau jujur tentang kejadian malam itu saat di Bali, dan tidak pergi begitu saja setelah kita melakukannya maka keadaannya tidak akan seperti ini!"

"What?" Venus menatap tak percaya saat mendengar perkataan Aries, bisa-bisanya pria itu menyalahkannya atas semua yang telah terjadi. "Jadi aku yang bersalah dalam hal ini?" geram Venus.

"Ya .. kau yang bersalah sejak awal Venus Graham! Saat itu aku dalam keadaan mabuk berat, tapi kenapa kau tidak melakukan perlawanan sama sekali saat aku menyentuhmu? Padahal jika kau ingin kau pasti bisa melakukannya, tapi kenapa kau hanya diam dan pasrah saat aku menyentuhmu?"

Plak

Venus menampar Aries dengan sangat kencang, ia tidak terima dengan perkataan Aries yang menyudutkan dan beranggapan dirinya ****** secara tidak langsung .

"Tampar aku lagi! Tampar!" Aries memegang tangan Venus lalu memukul pada pipinya, sekuat mungkin ia menahan emosinya untuk tidak melukai Venus meski harga dirinya sudah di injak wanita itu karena telah menamparnya. "Aku memang bersalah sudah memperkosamu, tapi aku tidak menyesalinya karena saat ini ada twins di perutmu."

Venus terdiam menarik tangannya dengan perlahan.

"Tapi satu yang aku sesali dari semua kejadian ini! Kenapa kau tidak jujur dan pergi begitu saja Ve? Seandainya kau jujur dan tidak pergi setelah kejadian itu, mungkin keadaannya tidak akan serumit ini! Aku tidak akan bertunangan dengan Agneta setelah pulang dari Bali, dan mungkin kita bisa membina sebuah keluarga kecil tanpa saling menyakiti." Ucap Aries dengan frustasi.

Deg

Venus lagi-lagi hanya bisa terdiam mendengar semua perkataan Aries yang sangat menohok hatinya.

"Aku harap kau bisa mencerna semua perkataanku, dan aku tidak akan mengijinkan kau keluar dari mansion! Meskipun harus berhadapan langsung dengan seluruh keluarga mu!" Aries berkata dengan sangat tegas, lalu meninggalkan Venus yang masih terdiam di dalam kamar.