Elina wanita terkuat di akhir zaman yang paling ditakuti baik manusia, zombie dan binatang mutan tiba-tiba kembali ke dunia tempat dia tinggal sebelum-nya!
Di kehidupan pertamanya, Elina hanyalah seorang gadis biasa yang hidupnya dihancurkan oleh obsesi cinta dan keputusan-keputusan keliru.
Sekarang, dengan kekuatan kayu legendaris dan ruang dimensi yang memberinya kendali atas kehidupan, Elina ingin memulai kembali hidupnya dengan membuat pertanian besar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Xiaoya dkk
Tak lama setelah Elina mematikan siaran langsung, ia baru menyadari bahwa dia telah merekam hampir seharian penuh. Setelah makan malam, dia merasa perlu sedikit bersantai, jadi dia mengajak ketiga anak anjingnya dan para monyet untuk berjalan-jalan di sekitar rumah. Setelah berkeliling cukup lama, Elina mulai mengantarkan para monyet kembali ke tempat asal mereka. Namun, anehnya tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak.
Seekor monyet kecil menatap Elina dengan matanya yang bulat dan besar, penuh harap. Elina ragu-ragu, lalu bertanya, "Kalian tidak ingin pulang?" Para monyet mengangguk serempak. Dengan nada lebih yakin, Elina melanjutkan, "Kalian ingin tinggal di sini?" Lagi-lagi, mereka mengangguk serempak dan melompat dengan semangat.
Melihat itu, Elina tak bisa menahan senyumnya. "Yah, kenapa tidak?" pikirnya. Lagipula, mereka bukan hewan yang dilindungi, jadi tak ada masalah jika dia memeliharanya. Rasa senangnya makin bertambah saat terpikir bahwa dia akan mendapat 'tenaga kerja' gratis. Dengan semangat baru, Elina menatap para monyet itu, yang tampak tidak menyadari bahwa mereka akan dijadikan pekerja oleh Elina.
Elina kemudian pura-pura berpikir keras dan dengan nada enggan berkata, "Tapi, tinggal di rumahku tidaklah gratis, kalian tahu." para monyet melompat dengan semangat. Keesokan paginya, ketika Elina bangun, dia melihat halaman depan rumahnya penuh dengan hasil panen. Para monyet itu berbaris rapi, menunggu pujian dari Elina.
Elina tertawa kecil melihat pemandangan tersebut. Dia merasa lucu, tapi tak ingin mengecewakan mereka, jadi dia buru-buru memuji para monyet. "Kalian hebat!" katanya. Para monyet pun mengangkat kepala mereka dengan bangga, tampak puas dengan pujian itu.
Malam sebelumnya, Elina sudah menjelaskan kepada mereka semua tentang apa yang perlu mereka lakukan. Dia bahkan menunjuk monyet kecil yang dia selamatkan sebagai pemimpin mereka. Dengan santai, Elina menamai mereka Xiaoya 1, Xiaoya 2, hingga Xiaoya 10, karena dia sendiri tak bisa membedakan satu per satu monyet itu. Namun, untungnya para monyet cukup cerdas. Mereka menghafal nama masing-masing.
"Ah, lain kali aku akan membeli kain dan membuatkan kalian pakaian seperti pemain bola, dengan nomor di punggungnya," gumam Elina sambil tersenyum puas, membayangkan betapa lucunya para monyet itu dengan seragam mereka.
...****************...
Dari tadi malam Elina belum sempat menghidupkan ponselnya. Ketika dia membukanya, layar ponselnya dipenuhi notifikasi dari Shopee. Ternyata semua sayuran yang dia jual ludes terjual. Bahkan ada pelanggan yang membeli 10 pon setiap jenis sayurannya. Elina pun berpikir ini tidak efisien, jadi lain kali dia akan mengatur batas pembelian agar semua orang bisa mendapat bagian. Dia segera mengajak Xiaoya dkk untuk membantu membungkus pesanan.
Masing-masing dari mereka sibuk dengan tugasnya. Ada yang membungkus sayuran menggunakan tanaman merambat, ada yang menaruhnya di dalam kotak, dan ada yang melakban kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Elina hanya bertugas menghitung jumlah sayur yang dipesan serta menyiapkan kertas yang selalu disertakan dalam paket. Dengan pembagian tugas ini, proses pengemasan selesai dengan sangat cepat. Elina kemudian meminta Ariel untuk datang mengambil pesanan tersebut.
Tak lama kemudian, Ariel tiba dengan mobil pickup-nya. Saat masuk, dia terpesona melihat keindahan rumah Elina. Ketika memindahkan kotak-kotak sayuran ke mobil, dia sangat berhati-hati, takut sayuran di dalamnya rusak. Meskipun Elina sudah meyakinkannya bahwa sayuran itu tidak mudah rusak, Ariel tetap memilih untuk berhati-hati. Elina tidak berkata apa-apa lagi, lalu memanggil Xiaoya 2 dan Xiaoya 3, dua monyet kecil yang sedang bermain bermain dengan Alex. Dia memberi mereka keranjang dan meminta mereka untuk memetik buah dan sayuran dari kebun.
Saat Ariel sedang menikmati teh yang disajikan Elina, dia tiba-tiba tersedak. Matanya membelalak ketika melihat dua monyet tadi dengan sigap mengambil keranjang dan berlari dengan penuh semangat ke arah kebun. Ariel tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia menatap Elina dengan kaget, mencoba merangkai kata. "Ini... ini..."
Elina hanya tertawa kecil. “Mereka sangat pintar,” jawabnya sambil tersenyum.
Ariel semakin ternganga saat melihat kedua monyet itu kembali dengan keranjang penuh buah dan sayuran segar yang sudah dicuci. Saking terkejutnya, Ariel tidak tahu bagaimana dia bisa pulang dari rumah Elina hari itu.
......................
Keesokan harinya, Elina memutuskan untuk pergi ke kabupaten. Dia berencana membeli kain untuk membuat pakaian bagi Xiaoya dkk. Tak lupa, Elina juga membeli dasi kupu-pupu dengan motif bunga yang lucu untuk ketiga anjing peliharaannya. Setelah itu, dia singgah ke toko pakaian bayi untuk membeli baju baru bagi Alex, yang sekarang sudah memasuki usia tiga bulan. Pakaian Alex yang lama sudah tidak muat lagi. Perjalanan belanjanya dilanjutkan ke pasar sayur, di mana dia membeli rempah-rempah yang stoknya di rumah sudah mulai menipis.
Saat perjalanan pulang, tiba-tiba Elina melihat seorang kakek yang pingsan di depan mobilnya. Dengan cepat, dia turun dari mobil untuk membantunya. Meskipun dia ingin memberikan air spiritual untuk membantu, Elina khawatir melakukannya di tempat terbuka, takut ada orang yang melihat. Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa kakek itu pulang.
Begitu tiba di rumah, Xiaoya 1 dengan cepat membuka gerbang mendengar suara mobil Elina. Elina segera memintanya untuk membawa masuk barang-barang belanjaan dari mobil, sementara dia dengan hati-hati menggendong kakek tua ke ruang tamu. Elina bukan seorang dokter, jadi dia tidak tahu pasti apa yang menyebabkan kakek tua pingsan. Namun, dia memberikan air spiritual yang telah dicampur dengan air biasa. Tak lama setelah minum, kakek itu pun tersadar. Kebingungan melihat dirinya berada di tempat asing, kakek tua bangkit terlalu cepat hingga merasa pusing. Dengan heran, dia menatap gadis cantik didepannya.
“Saya menemukan kakek pingsan di jalan, jadi saya membawanya ke sini,” Elina menjelaskan dengan lembut.
Kakek tua mengucapkan terima kasih dan meminta maaf karena telah merepotkannya. Elina tersenyum kecil. “Tidak merepotkan sama sekali.”
Tiba-tiba, suara perut kakek tua berbunyi, dan dia memandang Elina dengan malu. Tanpa berkata apa-apa, Elina segera pergi ke dapur untuk mengambil makanan yang sudah dia siapkan tadi pagi, tinggal dipanaskan saja. Saat dia kembali, Elina melihat kakek tua sedang memperhatikan Xiaoya dkk dengan serius.
“Kau memelihara mereka?” tanya kakek tua penasaran.
Elina mengangguk. Kakek tua tampak terkejut. “Apakah kau tahu jenisnya?”
Elina menggelengkan kepala, dia memang berencana mencari tahu di internet, tapi lupa.
Kakek tua pun memberitahunya jenis Xiaoya, membuat Elina tercengang. “Sangat mahal?” tanyanya dengan terkejut.
Kakek tua mengangguk. “Iya, sangat.”
Elina merasa firasat buruk saat kakek tua menatapnya penuh semangat. Benar saja, kakek tua segera bertanya, “Apakah kamu mau menjualnya?”
Sebelum Elina sempat menolak, Xiaoya dkk langsung berkumpul di sebelah Elina dan berteriak marah. Mereka memegang erat pakaian Elina dengan tatapan mata basah, seolah memohon agar tidak dijual. Siapa pun pasti meleleh melihat pemandangan itu.
Elina dengan cepat menenangkan mereka, sementara kakek tua terkejut melihat interaksi tersebut. Dia tahu monyet capuchin itu cerdas, tapi dia baru lihat yang secerdas mereke, kakek itu merasa takjub.
Elina tersenyum. “Mereka keluargaku, tidak mungkin saya menjualnya.”
Kakek tua mengangguk, memahami keputusan Elina. Lagipula, dia bukan orang yang tidak masuk akal, hanya sedikit menyesal tidak bisa membelinya. Xiaoya dkk dengan cepat berlari ke halaman belakang, tampaknya takut akan diculik oleh kakek tua itu. Elina tertawa kecil melihat tingkah mereka, lalu kembali membawa sup ayam dan teh untuk kakek itu.
Kakek tua berterima kasih dan segera makan. Dia terkejut dengan rasa sup yang begitu enak, dagingnya empuk, dan aroma rempahnya sangat kaya. Ketika piringnya kosong, dia merasa malu untuk mengakui bahwa dia masih lapar. Namun, Elina bisa menangkap isyarat dari tatapannya dan dengan senang hati membawakannya semangkuk lagi.
Setelah makan, mereka mengobrol dengan santai. Kakek tua bercerita bahwa dia mengidap penyakit distrofi otot, dia baru mengetahuinya 3 bulan yang lalu saat tangan kanannya sudah tidak bisa memegang kuas dan hingga kini belum ada obatnya. Sudah tiga bulan dia menderita penyakit tersebut, dan keluarganya sangat khawatir, terutama istrinya yang sudah tua. Cucu kakek tua juga sedang meneliti cara untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Kakek tua berkata, dia sebenarnya tidak takut mati, hanya saja dia belum siap meninggalkan keluarganya, terutama istrinya.
Elina merasa sedih mendengar ceritanya. Dia tahu buah dan sayur yang ditanamnya bisa menyehatkan tubuh dan menyembuhkan penyakit, tapi dia tidak yakin apakah itu bisa membantu penyakit seperti yang dialami kakek tua. Memberikan air spiritual atau kekuatan kayu juga terlalu berisiko, bisa jadi bumerang baginya.
Menjelang sore, kakek tua menelepon cucunya untuk menjemputnya. Tak lama, kakek tua memberitahu Elina bahwa cucunya sudah berada di depan rumah. Elina mengantarnya ke gerbang, namun saat melihat siapa yang datang menjemput, dia tertegun.
“Kamu...?”
...----------------...
aku updaateeee, makasih dukungannya ges.
tetap tinggalkan jejak kalo kamu suka dengan cerita ini,, aku senang banget hari ini hiks. Bener-bener ya suasana hati itu berpengaruh banget😵💫
jangan lupa like, komen dan vote bagi yang mampu, memberi iklan juga gak papa (bercanda, tapi kalo serius juga gak papa🤧)
di tunggu up nya thor, semangat slalu
dibalik kekurangan nya ada kelebihan yg terpendam juga.
bener² tulus menerima elina apa adanya, bener² tulus mencintai dan menyayangi elina serta Alex anaknya.
dan juga bener² tulus menjadi garda terdepan untuk membela elina dan alex dari rintangan apapun itu, tanpa nyelip pihak ketiga.
padahal, yo kekurangan 😅