NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Tuan Mafia

Terjebak Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Selingkuh / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lmeilan

Elina Raffaela Escobar, seorang gadis cantik dari keluarga broken home, terpaksa menanggung beban hidup yang berat. Setelah merasakan pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, ia menemukan dirinya terjebak dalam kekacauan emosi.

Dalam sebuah pertemuan tak terduga, Elina bertemu dengan Adrian Volkov Salvatrucha, seorang CEO tampan dan misterius yang hidup di dunia gelap mafia.

Saat cinta mereka tumbuh, Elina terseret dalam intrik dan rahasia yang mengancam keselamatannya. Kehidupan mereka semakin rumit dengan kedatangan tunangan Adrian, yang menambah ketegangan dalam hubungan mereka.

Dengan berbagai konflik yang muncul, Elina harus memilih antara cinta dan keselamatan, sambil berhadapan dengan bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya.

Di tengah semua ketegangan ini, siapa sebenarnya Adrian, dan apakah Elina mampu bertahan dalam cinta yang penuh risiko, atau justru terjebak dalam permainan berbahaya yang lebih besar dari dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lmeilan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Di dalam ruangan yang dingin dan sunyi, Elina duduk termenung di sebuah kursi, sementara Adrian berjalan bolak-balik di hadapannya, tampak gelisah. Sejak malam itu, setelah serangan mendadak dan percakapan serius di rumah besar Adrian, Elina tidak bisa berhenti memikirkan segala hal yang terjadi. Semua terasa seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan.

Hari-hari berlalu dengan suasana penuh ketegangan. Meski pengamanan semakin diperketat di sekitar rumah, Elina tidak bisa merasa benar-benar aman. Pikirannya melayang pada kehidupan lamanya—neneknya, pekerjaannya, dan studi perkuliahan yang semakin tertinggal. Bagaimana ia bisa kembali ke kehidupan normal setelah semua yang terjadi?

Sementara itu, Adrian terlihat semakin jarang bicara. Raut wajahnya yang penuh ketegangan semakin menciptakan jarak antara mereka. Ia lebih sering terlihat duduk di ruang kerjanya, memantau pergerakan musuh-musuhnya dari jarak jauh. Daniel, sang kaki tangan setia, terus menjalankan tugasnya, memastikan bahwa tidak ada celah bagi musuh untuk mendekat.

Suatu sore yang mendung, ketika Elina berjalan-jalan di taman belakang rumah Adrian, langkah kakinya berhenti di dekat jendela ruang kerja Adrian. Dari dalam, samar-samar terdengar percakapan Adrian dan Daniel. Awalnya Elina berniat untuk tidak mendengarkan, tetapi rasa ingin tahunya terlalu besar.

"Kita harus segera bergerak. Mereka semakin dekat," suara Daniel terdengar tegas, tanpa ada keraguan sedikit pun.

"Aku tahu, Daniel. Tapi kita harus bermain dengan hati-hati. Satu langkah salah, dan kita bisa kehilangan semuanya," balas Adrian, suaranya berat.

Elina menarik napas dalam-dalam, merasa dadanya sesak. Meski Adrian telah berjanji untuk melindunginya, ia sadar bahwa situasi ini jauh lebih berbahaya dari yang ia bayangkan. Sebelum sempat beranjak dari tempatnya, pintu ruang kerja tiba-tiba terbuka, dan Adrian keluar, matanya langsung bertemu dengan Elina yang masih berdiri terpaku.

"Kau mendengar sesuatu?" tanya Adrian, suaranya datar, tetapi sorot matanya tajam.

Elina menggeleng, meski hatinya sebenarnya masih terguncang oleh apa yang baru saja ia dengar. Adrian menatapnya lama sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Aku tahu ini semua tidak mudah bagi anda. Tapi percayalah, aku sedang melakukan yang terbaik."

Elina hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa. Ia tahu, dalam hati, bahwa Adrian benar-benar mencoba melindunginya, tetapi semakin hari, beban yang ia rasakan semakin besar. Bukan hanya karena ancaman dari luar, tetapi juga karena perasaan yang tak ia mengerti terhadap Adrian.

Selama beberapa hari berikutnya, Adrian semakin tertutup, dan hubungan mereka semakin terasa jauh. Elina merasa seperti hidup di dalam sangkar emas, tanpa benar-benar memiliki kebebasan. Suatu malam, ketika ia duduk sendirian di kamar, pikirannya melayang ke masa lalu—ke kehidupannya sebelum bertemu Adrian.

Ia merindukan neneknya, merindukan hari-harinya yang sederhana. Pekerjaannya di bar yang meski berat, memberi kebebasan, dan perkuliahannya yang telah ia tinggalkan di tengah jalan. Apakah ia bisa kembali ke semua itu? Atau apakah ini sekarang kehidupannya, terperangkap dalam bayang-bayang masa lalu Adrian yang gelap?

Elina memutuskan bahwa ia tidak bisa terus hidup dalam ketidakpastian ini. Ia butuh jawaban dan kejelasan dari Adrian. Malam itu, dengan tekad bulat, Elina menuju ruang kerja Adrian. Ia mengetuk pintu sekali sebelum membukanya. Adrian tampak terkejut dengan kedatangannya, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa.

"A-aku perlu bicara," kata Elina, suaranya tenang namun tegas.

Adrian memandangnya sejenak sebelum mengangguk dan memberi isyarat agar ia duduk. "Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Aku tidak bisa terus begini," ucap Elina, langsung pada intinya. "Aku tidak bisa terus berada dalam bayang-bayang ketakutan ini tanpa tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Tuan Adrian Volkov Salvatruch. Sampai kapan kita harus bersembunyi? Dan bagaimana dengan masa depanku?" Ucap Elina penuh penekanan

Adrian terdiam lama sebelum akhirnya berkata, "Aku mengerti apa yang kau rasakan, Elina. Tapi saat ini, kita tidak punya banyak pilihan. Mereka tidak akan berhenti sampai mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan itu berarti kita harus tetap waspada setiap saat."

"Tapi bagaimana dengan hidupku? Apakah aku harus menyerah pada segalanya? Pekerjaan, perkuliahan, nenekku? Aku tidak bisa terus hidup dalam ketidakpastian ini, Tuan Adrian," desak Elina, matanya mulai berair.

Adrian terdiam, merasa tersudut oleh pertanyaan Elina. "Aku berjanji, aku akan mencari jalan keluar untuk semua ini. Tapi aku butuh waktu. Kita tidak bisa terburu-buru."

Elina menggigit bibirnya, menahan air matanya agar tidak jatuh. "Aku hanya ingin hidupku kembali, . Aku tidak ingin terus berada dalam masalah."

Mendengar kata-kata itu, Adrian bangkit dari kursinya, berjalan mendekati Elina, dan memeluknya dengan hangat. "Kau tidak sendirian dalam hal ini, Elina. Aku ada di sini, dan aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian."

Untuk pertama kalinya, ada kehangatan dalam suara Adrian yang membuat Elina sedikit merasa tenang. Tapi ia tahu, kehangatan itu tidak cukup untuk menghapus semua ketakutan yang ada di hatinya.

Adrian melepaskan pelukannya dan menatap dalam Elina, tatapan mata yang tak bisa di tebak, sampai mereka tak menyadari bibir mereka sudah menyatu, Elina merasakan kupu kupu diperutnya.

Di sisi lain

Valeria Ivanova sedang merencanakan sesuatu yang jauh lebih berbahaya. Di apartemennya yang mewah, Valeria sedang duduk di depan cermin, menyisir rambutnya sambil memikirkan cara untuk menghancurkan kehidupan Adrian dan Elina. Ia merasa dikhianati dan tidak akan berhenti sampai ia mendapatkan apa yang ia inginkan—Adrian, dan kekuasaannya.

Valeria telah merencanakan semuanya dengan detail. Ia tahu bahwa Adrian tidak bisa lepas dari masa lalunya, dan ia akan menggunakan kelemahan itu untuk menyerang balik. "Kau akan menyesal telah meninggalkanku, Adrian," gumam Valeria, senyum licik terbentuk di wajahnya.

"Aku akan memastikan bahwa pernikahan kalian hancur berkeping-keping," tambahnya dengan keyakinan penuh.

Di malam yang sama, Elina terbangun dari tidurnya dengan firasat buruk. Ia merasa ada sesuatu yang akan terjadi, sesuatu yang tidak baik. Meski tidak ada suara apapun di sekelilingnya, ia tahu ada bahaya yang mengintai.

Adrian, yang tidur di kamar lain, merasakan hal yang sama. Nalurinya sebagai seseorang yang selalu hidup dalam bayang-bayang bahaya membuatnya waspada. Ia bangkit dari tempat tidur dan menuju jendela, memandang keluar ke kegelapan malam yang pekat.

"Ini belum berakhir," gumam Adrian pelan, matanya menatap lurus ke depan. Ia tahu bahwa ancaman dari masa lalu belum sepenuhnya hilang. Musuh-musuhnya mungkin masih merencanakan langkah berikutnya, dan kali ini, ia harus lebih siap dari sebelumnya.

Entahlah pikiran Adrian saat ini berkecamuk antara keluarganya, Elina dan masa lalunya. Dia bahkan hampir melupakan alasan pernikahannya dengan Elina. Perjanjian yang awalnya untuk menjadi teman r*nj*ng sekarang entahlah dia merasakan sesuatu yang berbeda.

1
Amaryllis zee
Awal yang seru ...
Linmei: Terimakasih Ka, enjoy dengan ceritanya ya ka, semoga sukaaa🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!