Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Satya
Satya yang semula sudah terlelap, harus kembali bangun. Lelaki itu menggunakan kedua siku untuk menumpu tubuhnya, wajah pucat Satya menunjukkan sebuah keterkejutan besar atas apa yang baru saja dia lihat
"Ini...tidak mungkin" gugu Satya
Satya menggeleng-gelengkan kepalanya, dengan cepat turun dari atas ranjang lalu setengah berlari keluar dari dalam kamar. Satya masuk ke ruang kerja pribadinya, pintu sudah dia kunci rapat. Memastikan agar tidak ada siapapun yang masuk ke dalam sini. Satya tidak bisa tenang, lelaki itu mondar-mandir di depan meja kerjanya sembari terus mengusap kasar wajah dan dagu
"Ini tidak benar! Aku hanya melakukannya sekali! Itu pun sangat berhati-hati! Jadi bagaimana bisa?"
Demi apapun tapi rasa sakit kepala yang sejak tadi Satya derita kini terasa kian menjadi. Diguncang oleh rasa panik dan takut
Ketakutan terbesar Satya hanya jika Hanita mengetahui semua ini, bukan tidak mungkin kalau istrinya itu akan menghabisi dia dan Shanum. Satya yakin kalau Hanita lebih dari mampu untuk melakukan semua itu
Tidak ingin jatuh pingsan di dalam ruang kerjanya sendiri, Satya memilih duduk di atas kursi. Kedua tangannya menjambak kencang rambutnya sendiri
"Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku sudah mengakhiri semuanya dengan Shanum. Tapi kenapa?" Gugu Satya
Memang benar kalau dia dan Shanum telah mengakhiri hubungan gelap mereka. Lebih tepatnya, Satya memutuskan Shanum lalu kembali ke dalam pelukan Hanita sejak beberapa waktu lalu.
Satya sadar kalau cinta di dalam hatinya masih menyala untuk Hanita. Rasa benci dan amarah yang dia miliki terhadap wanita itu perlahan surut setelah Hanita tiba-tiba saja berubah 180°. Tidak lagi menunjukkan raut dingin dan datar. Juga mulai lugas saat bersikap manja terhadap Satya
Dan yang paling membuat Satya senang, karena Hanita lebih mementingkan kedua anak kembar mereka ketimbang karir dan pekerjaannya. Hanita jadi lebih sering di mansion daripada menghadiri seminar di luar kota
Sikapnya juga lembut terhadap Satya, dia memperhatikan seluruh kebutuhan lelaki itu. Sebab itu lah Satya memutuskan untuk mengakhiri semuanya dengan Shanum. Lalu memulai lagi dari awal bersama Hanita
Shanum sebenarnya juga berat, tapi dia tidak bisa memaksa Satya untuk tetap bertahan dengannya saat lelaki itu jelas telah mengusir dia dari hidupnya.
Demi meninggalkan Satya, Shanum sampai rela mengundurkan diri dari posisinya sebagai Sekretaris lelaki itu di perusahaan.
6 bulan berlalu, semuanya dijalani dengan tenang oleh Satya dan Hanita. Perlahan-lahan, kehidupan pernikahan keduanya mulai berjalan dengan normal. Kenzie dan Kenan juga sehat, kedua anak kembar itu ikut senang karena orang tua mereka kembali akur.
Satya sama sekali tidak menyangka kalau Shanum akan tiba-tiba muncul kembali bahkan memberi sebuah keterkejutan luar biasa untuknya. Satya jelas tidak bahagia dengan kabar yang baru saja dia terima
"Hanita akan membunuhku kalau dia mengetahui ini." Satya memukul kepalanya sendiri
Kedua bola matanya memerah, dan terlihat putus asa. "Tidak! Hanita akan membunuhku secara perlahan. Dia akan membawa Kenzie dan Kenan jauh dariku, lalu menyiksaku. Segila itu dia saat membenci suatu hal." Ujar Satya frustasi
"Aaakh! Brengsek!" Teriak Satya lalu membuang ponselnya ke sembarang arah
Gambar dari layar ponsel itu menunjukkan sebuah hasil USG yang dikirimkan oleh Shanum beberapa saat lalu.
Satya berusaha mengatur nafasnya yang naik turun tidak beraturan. Rasa kalut dan takut itu tidak bisa Satya lepaskan begitu saja.
Dari luar, Hanita heran karena Satya yang tiba-tiba keluar kamar dan kini lelaki itu berada di dalam ruang kerjanya bahkan pintu pun terkunci dari dalam
Semula, Hanita tidak ingin ikut campur tapi dia ingat kalau suaminya sedang kurang sehat. Hanita takut kalau Satya kembali kesakitan atau bahkan pingsan di dalam sana.
"Sat, kamu baik-baik saja? Kenapa pintunya kamu kunci?" Hanita bertanya sambil menggedor pintu
Di dalam sana, Satya menatap nanar pintu ruang kerjanya. Bagaimana bisa dia menemui Hanita sekarang? Setelah kebenaran tentang Shanum terungkap? Satya terlalu pengecut, rasanya malu sekali menghadapi Hanita setelah semua perbuatan buruk dan pengkhianatan besar yang dia berikan pada wanita itu
"Maafkan aku,Nita..." Satya melirih
"Sat! Jawab aku! Kamu kenapa?! Buka pintu ini kataku! Atau aku akan mendobraknya sekarang juga!" Teriak Hanita dari luar
KREK! Pintu itu akhirnya terbuka, keluarlah Satya tapi keadaan lelaki itu tidak terlihat baik. Senduh dan berantakan, sorot matanya bahkan terlihat hampa
Hanita langsung menangkup wajah Satya, mengamatinya dengan seksama. Takut kalau ternyata suaminya kesakitan tapi tidak mengatakan apapun padanya.
''Are you okay, Sat?" Tanya Hanita lembut
Penuturan lembut serta kekhawatiran Hanita yang tidak dibuat-buat, menyebabkan perasaan bersalah Satya kian membara. Kepalanya menggeleng pelan, tanpa bisa dia tahan lagi. Lelaki itu menangis, menyandarkan kepala ke depan dada Hanita, membuat empunya terdiam sekaligus heran
"Kamu kenapa,hem?"
"Kamu kalah tender?" Tebak Hanita
Satya hanya menjawab melalui anggukan pelan, "Itu yang dikatakan oleh Kriss" sahutnya berbohong
Hanita mengulas senyuman tipisnya, mengusap punggung Satya yang bergetar. "Tak apa, itu hanya satu tender. Kamu masih bisa memenangkan tender lainnya, jangan berkecil hati." Bisiknya
"Tapi ini tender masalah hidup dan matiku,Nit. Gimana aku bisa tenang?" Lirih Satya
Hanita memberi tanggapan melalui kekehan kecil, menurutnya Satya sangat lucu persis seperti anak kecil yang baru saja kehilangan mainannya. Tidak tahu saja kalau sikap Satya disebabkan oleh permasalahan lelaki itu dengan Shanum.
"Kamu dan aku, kita tidak akan miskin apalagi mati hanya karena kehilangan satu tender,Sat." Hanita mengurai pelukannya, menghapus jejak air mata dari wajah Satya
"Jangan terlalu dipikirkan, lebih baik kamu istirahat saja sekarang. Supaya kepalamu tidak pusing lagi" ajak Hanita
"Iya..." sahut Satya lemah, membiarkan Hanita menggenggam tangannya, menuntun dia untuk berjalan kembali ke kamar mereka
Satya sekarang sudah terlelap, Hanita yang menjaga lelaki itu disampingnya. Memantau dan memastikan kalau Satya baik-baik saja, tenang dalam tidurnya.
"Jangan sakit, Papa. Tetaplah sehat, temani Mama dan anak-anak kita sampai mereka dewasa" bisik Hanita sembari mencium pipi Satya
nggak sabar ngeliat gimana reaksi tu pelakor..
nggak diapa-apain juga tiap menit, tiap detiknya udah kesakitan. mungkin itu karma yang nyata..
tinggal Hanum nih... laporin aja... dia udah menyalahi kontrak. tuntut aja hanita... jadi jangan mengotori tangan kamu dengan hal-hal nggak penting...
apalagi yg akan d banggakan sama mertua & ipar hanita 😝😝
skrg giliran duo penghianat yg harus d bereskan
kirain mau dipermalukan di depan semua orang... ternyata malah dihadang di tengah jalan...
Satya nggak berhak bahagia...
si pelakor juga hancurkan ..
aku juga ikut ketawa hanita ...
mimpi aja sat....
sebelum bertindak harusnya mikir dulu kamu tuh... jangan asal aja ..