Papa Untuk Jeri

Papa Untuk Jeri

Bab 1 - Kesalahan Masa Lalu

Happy reading

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Terlihat seorang wanita berambut panjang sedang melumuri sunblock ke tubuh putihnya.

"Mama! Ayo cepat dong!" panggil seorang bocah laki-laki berusia 5 tahunan bernama Jeri. Bocah kecil itu menggetuk pintu dengan tidak sabaran.

"Iya, Jeri sayang. Mama sudah siap kok!" jawab Maudy bergegas keluar.

"Mama kenapa lama sekali? Nanti keburu malam!" tarik Jeri dengan tidak sabaran.

Tidak lama mereka sampai di sebuah taman. Jeri bermain bola sendiri di taman itu. Sementara Mamanya,

"Mama, ayo kita main!" ajak Jeri melihat mamanya malah berteduh di bawah pohon.

"Ayo, kita pulang saja!" ajak Maudy. Sore ini matahari masih begitu terik dan ia takut kulitnya jadi gosong.

Sebenarnya Maudy sangat malas menemani sang putra bermain di taman, tapi mau bagaimana lagi. Ia ingin menjadi ibu yang baik bagi putranya.

Sementara bocah kecil itu kembali bermain bola sendiri. Saat sedang asyik bermain, tatapan Jeri tertuju pada seorang anak yang bermain dengan papanya.

Anak itu tampak sangat senang dan bahagia sekali. Dan itu membuat Jeri jadi sedih dan iri. Rasanya ia ingin seperti itu, bermain dengan papanya. Tapi kata mama Maudy ia tidak punya papa.

Melihat Jeri tidak bermain dan hanya diam sambil memegang bola, membuat Maudy jadi bingung. Ia pun melihat ke arah pandang sang anak.

Ternyata sang anak sedang melihat anak yang seusianya sedang bermain dengan papanya. Pasti Jeri ingin seperti itu juga.

Maudy menggelengkan kepala dengan cepat. Menurutnya Jeri tidak butuh papa. Ia yang akan merangkap menjadi papa dan mama bagi putranya.

"Jeri... ayo kita main, nak!" ajak Maudy. Ia pun mengambil bola yang dipegang sang anak. Hanya bermain bola seperti itu saja, ia juga bisa.

Jeri sejenak lupa dengan papa dan anak yang sedang bermain itu. Sekarang ia sedang bermain bersama mamanya. Mereka tertawa bersama.

Dan tidak lama,

"Jeri, sudah ya mainnya, nak! Ayo kita pulang!" Maudy ngos-ngosan. Baru bermain sebentar itu saja ia sudah kelelahan. Energinya seperti sudah terkuras habis.

Jeri pun jadi mengangguk. Mama Maudy tampak begitu kelelahan, jika pingsan di taman ini bagaimana ia akan membawa mamanya pulang.

Akibat terlalu bebas dan liar di masa lalu, membuat Maudy memiliki seorang anak. Denis, pria yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab sama sekali. Malah menuduh dirinya hamil dengan pria lain dan berniat menjebak agar anak itu memiliki ayah.

Maudy sangat sedih sekali saat itu, saat sang putra tidak diakui dan baginya itu sangat kejam.

Walau ia terus meyakinkan pada pria itu bahwa ia memang mengandung anak mereka, bahwa ia hanya melakukan hal tersebut hanya dengan pria itu saja dan Denis tetap tidak percaya dan peduli.

Jeri ditolak dan tidak diakui oleh pria itu. Bahkan yang lebih menyakitkan, putranya dikatakan sebagai anak haram.

Karena penolakan itu, Maudy pun bertekad akan membesarkan sang putra. Ia akan menjadi ayah dan ibu bagi putranya. Jeri tidak perlu seorang ayah.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Jeri sedang menonton dengan Maudy. Ada juga Opa Agus dan Oma Novia di sana. Mereka orang tua wanita itu.

Bocah kecil itu menonton sambil tiduran di pangkuan mamanya. Ia begitu senang karena tangan lembut yang mengelus kepalanya. Terasa begitu hangat dan menenangkan.

Sambil menonton, Maudy menjelaskan apa yang sedang mereka tonton agar putranya mengerti.

"Kita tidak boleh berbuat jahat pada orang lain, Jeri. Itu tidak baik. Nanti bisa masuk neraka, makanya kita harus berbuat baik pada orang lain." Jelas Maudy yang membuat Jeri mengangguk mengerti.

Maudy tahu, masa lalunya luar biasa sekali. Ia bukanlah orang baik. Dahulunya ia terlalu banyak menyakiti orang lain.

Tapi setelah kehadiran Jeri dalam hidupnya, ia mulai berubah. Maudy ingin menjadi ibu baik yang membanggakan anaknya. Juga menjadi ibu yang bijak.

"Opa, oma." panggil Jeri yang membuat pria dan wanita tua itu melihat ke arahnya.

"Kenapa? Jeri sudah mengantuk?" tanya Oma. Hari sudah makin malam.

"Papa mana? teman-teman Jeri di sekolah semua punya papa." ucapnya sambil melihat kedua orang tua itu dengan wajah polosnya.

Jeri kini sudah masuk tk. Di tk, teman-temannya diantar jemput papa mereka.

Opa Agus dan Oma Novia merasa sedih mendengar perkataan cucunya.

"Jeri, mama kan sudah bilang. Papamu itu sudah mati dimakan cacing!" jawab Maudy segera. Untuk hal yang menyangkut tentang pria jahat itu, Maudy harus tegas.

"Maudy!" Opa Agus menggeleng. Putrinya selalu mengatakan hal seperti itu pada cucunya.

Padahal bisa dijelaskan pelan-pelan bahwa Denis sudah meninggal, karena mobil yang dikendarainya terjun ke jurang. Meskipun mayatnya saat itu tidak ditemukan.

Ini putrinya malah bilang begitu pada cucunya. Alasan yang sangat tidak mendidik.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Maudy keluar dari kamar setelah menidurkan Jeri. Ia pelan-pelan menutup pintu agar suara pintu tidak membangunkan putranya yang baru terlelap.

"Maudy, mama dan papa mau bicara sama kamu." ucap oma Novia.

Maudy menurut, kini ia berada di ruang tamu bersama kedua orang tuanya.

"Jeri sepertinya merindukan sosok seorang ayah." ucap opa Agus memulai pembicaraan.

Maudy mengcemberutkan wajahnya. Ia tidak butuh pria seperti Denis yang tidak mau mengakui anaknya. Lagian juga pria itu sepertinya sudah mati. Mobil terjun ke jurang, mustahil bisa selamat.

"Pa, ma. Aku bisa membesarkan Jeri sendiri. Aku bisa menjadi ibu dan ayah baginya!" ucap Maudy yakin. Ia tidak mau kedua orang tuanya mencari tahu pria bernama Denis itu lagi.

"Denis tidak mengakui Jeri anaknya, lagian orang itu sudah mati. Pa, ma!" ucap Maudy mengingatkan kembali.

"Bukan begitu maksud kami! Kamu dengarkan dulu kalau orang tua masih bicara!" ucap oma Novia jadi kesal. Mereka baru bicara sedikit, malah putrinya membahas pria yang tidak bertanggung jawab itu.

"Jadi?" tanya Maudy. Ia sangat malas membahas Denis.

"Apa kamu tidak ingin menikah, Maudy? Dengan kamu menikah, Jeri akan memiliki sosok seorang ayah. Kamu juga akan memiliki suami. Jadi ada yang menjaga kamu dan Jeri nantinya." jelas opa Agus. Ia ingin putrinya segera menikah.

Maudy membuang nafasnya dengan kasar. "Siapa yang mau menikah denganku, pa, ma?"

Wanita itu sadar masa lalunya begitu kelam. Ia memiliki anak karena terlalu bebas. Melakukan hubungan badan tanpa adanya ikatan pernikahan dan ia malah hamil.

Seharusnya jika bebas tidak akan hamil. Saat itu ia tidak bisa menjaga diri. Kesalahannya itu menghadirkan Jeri.

Sekarang ia dibilang janda, dia juga bukan janda. Tidak pernah menikah dengan siapapun.

Dibilang anak perawan, juga bukan. Dia sudah memiliki anak.

"Pasti ada pria baik yang mau menikah denganmu. Kalau kamu tidak mau membuka hati, bagaimana kamu tahu pria itu mau menikahimu atau tidak." jelas oma Novia. Putrinya membuat kesimpulan sendiri.

Selama ini putrinya menutup diri dari yang namanya pria.

"Aku bukan wanita baik." jawab Maudy segera. Ia sadar diri.

"Sudahlah, papa sama mama tenang saja. Maudy akan membesarkan Jeri. Kalian tahu aku sangat menyayangi putraku." masih meyakini bahwa ia tidak butuh pria.

Kedua orang tuanya membuang nafas pelan. Terserah putrinya sajalah.

.

.

.

Semoga suka dan terhibur ya🙂🙂🙂

Terpopuler

Comments

Sri

Sri

sekuel "kau dan aku" ya?

2024-10-23

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

jd ini kisah Roni dan Maudy hehe Roni mantan calon pengantin pria buat Dara dan Maudy mantan Calon pengantin Yuan yg kabur Jeri yg pas kecil di taman ketemu Roni dimira Papanya ssh tak tungguin dr lm br Up

2024-08-30

2

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

jd ini kisah Roni dan Maudy hehe Roni mantan calon pengantin pria buat Dara dan Maudy mantan Calon pengantin Yuan yg kabur Jeri yg pas kecil di taman ketemu Roni dimira Papanya ssh tak tungguin dr lm

2024-08-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kesalahan Masa Lalu
2 Bab 2 -Calon Papa Baru
3 Bab 3 - Tidak Punya Papa
4 Bab 4 - Akan Menakuti
5 Bab 5 - Merekomendasikan
6 Bab 6 - Manajer
7 Bab 7 - Sempat Dilema
8 Bab 8 - Jeri Pengertian
9 Bab 9 - Sombong Dan Angkuh
10 Bab 10 - Jeri Sayang Mama
11 Bab 11 - Modus
12 Bab 12 - Papa Jeri
13 Bab 13 - Oh, Tidak Bisa
14 Bab 14 - Salah Paham
15 Bab 15 - Sulit Bilang Maaf
16 Bab 16 - Papa Jadi-jadian
17 Bab 17 - Bukan Anak Saya
18 Bab 18 - Sayang Papa
19 Bab 19 - Tidak Tertarik
20 Bab 20 - Makan Siang Bersama
21 Bab 21 - Kamu Berat
22 Bab 22 - Mengantar Pulang
23 Bab 23 - Secepat itu
24 Bab 24 - Bisa Ke Rumah?
25 Bab 25 - Demi Jeri
26 Bab 26 - Menginap
27 Bab 27 - Bersama Papa
28 Bab 28 - Kesal Sekali
29 Bab 29 - Penjahat Wanita
30 Bab 30 - Calon Istri
31 Bab 31 - Tidak Suka Mamanya
32 Bab 32 - Selalu Ditolak
33 Bab 33 - Calon Suami
34 Bab 34 - Janda Anak Satu
35 Bab 35 - Bekal Untukmu
36 Bab 36 - Kecupan Singkat
37 Bab 37 - Mirip Bocah
38 Bab 38 - Pindah
39 Bab 39 - Telepon Papa
40 Bab 40 - Khawatir
41 Bab 41 - Ciumnya Mana
42 Bab 42 - Jangan Lebay
43 Bab 43 - Sedikit Kecewa
44 Bab 44 - Sudah?
45 Bab 45 - Tingkah Maudy
46 Bab 46 - Aku Ikut
47 Bab 47 - Meleleh
48 Bab 48 - Kebun Binatang
49 Bab 49 - Cemburu
50 Bab 50 - Jatuh Cinta
51 Bab 51 - Berpikir Terlalu Jauh
52 Bab 52 - Anakmu?
53 Bab 53 - Ternyata Benar
54 Bab 54 - Bertekad Percaya
55 Bab 55 - Maafkan aku
56 Bab 56 - Mencintainya
57 Bab 57 - Pemilik Hati
58 Bab 58 - Jalan-jalan
59 Bab 59 - Papa Bilang
60 Bab 60 - Anakku
61 Bab 61 - Jangan Sakit Lagi
62 Bab 62 - 6 bulan?
63 Bab 63 - Berharap
64 Bab 64 - Punya Adik
65 Bab 65 - Begitu Akrab
66 Bab 66 - Kotak Kecil
67 Bab 67 - Manja
68 Bab 68 - Ancaman
69 Bab 69 - Kenapa?
70 Bab 70 - Cukup Mengerti Saja
71 Bab 71 - Papa Mama
72 Bab 72 - Kaki Mama Sakit
73 Bab 73 -Negosiasi
74 Bab 74 - Tidak Enak Hati
75 Bab 75 - Niat Baik
76 Bab 76 - Penasaran
77 Bab 77 - Menjodohkan
78 Bab 78 - 3 Bulan
79 Bab 79 - Sebulan Lagi
80 Bab 80 - Sehati
81 Bab 81 - Yang Ditinggalkan
82 Bab 82 - Pingit
83 Bab 83 - Hari Pernikahan
84 Bab 84 - Melayang terbang
85 Bab 85 - Pindah Rumah
86 Bab 86 - Doakan
87 Bab 87 - Gosip
88 Bab 88 - Istrinya Sombong
89 Bab 89 - Listrik Padam
90 Bab 90 - Minum Kopi
91 Bab 91 - Tetangga Rempong
92 Bab 92 - Ronda
93 Bab 93 - Shoping
94 Bab 94 -Ikut Campur
95 Bab 95 - Apaaa???
96 Bab 96 - Nona
97 Bab 97 - Adik
98 Bab 98 - Tinggal Bersama
99 Bab 99 - Sayang
100 Bab 100 - Bahagia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 - Kesalahan Masa Lalu
2
Bab 2 -Calon Papa Baru
3
Bab 3 - Tidak Punya Papa
4
Bab 4 - Akan Menakuti
5
Bab 5 - Merekomendasikan
6
Bab 6 - Manajer
7
Bab 7 - Sempat Dilema
8
Bab 8 - Jeri Pengertian
9
Bab 9 - Sombong Dan Angkuh
10
Bab 10 - Jeri Sayang Mama
11
Bab 11 - Modus
12
Bab 12 - Papa Jeri
13
Bab 13 - Oh, Tidak Bisa
14
Bab 14 - Salah Paham
15
Bab 15 - Sulit Bilang Maaf
16
Bab 16 - Papa Jadi-jadian
17
Bab 17 - Bukan Anak Saya
18
Bab 18 - Sayang Papa
19
Bab 19 - Tidak Tertarik
20
Bab 20 - Makan Siang Bersama
21
Bab 21 - Kamu Berat
22
Bab 22 - Mengantar Pulang
23
Bab 23 - Secepat itu
24
Bab 24 - Bisa Ke Rumah?
25
Bab 25 - Demi Jeri
26
Bab 26 - Menginap
27
Bab 27 - Bersama Papa
28
Bab 28 - Kesal Sekali
29
Bab 29 - Penjahat Wanita
30
Bab 30 - Calon Istri
31
Bab 31 - Tidak Suka Mamanya
32
Bab 32 - Selalu Ditolak
33
Bab 33 - Calon Suami
34
Bab 34 - Janda Anak Satu
35
Bab 35 - Bekal Untukmu
36
Bab 36 - Kecupan Singkat
37
Bab 37 - Mirip Bocah
38
Bab 38 - Pindah
39
Bab 39 - Telepon Papa
40
Bab 40 - Khawatir
41
Bab 41 - Ciumnya Mana
42
Bab 42 - Jangan Lebay
43
Bab 43 - Sedikit Kecewa
44
Bab 44 - Sudah?
45
Bab 45 - Tingkah Maudy
46
Bab 46 - Aku Ikut
47
Bab 47 - Meleleh
48
Bab 48 - Kebun Binatang
49
Bab 49 - Cemburu
50
Bab 50 - Jatuh Cinta
51
Bab 51 - Berpikir Terlalu Jauh
52
Bab 52 - Anakmu?
53
Bab 53 - Ternyata Benar
54
Bab 54 - Bertekad Percaya
55
Bab 55 - Maafkan aku
56
Bab 56 - Mencintainya
57
Bab 57 - Pemilik Hati
58
Bab 58 - Jalan-jalan
59
Bab 59 - Papa Bilang
60
Bab 60 - Anakku
61
Bab 61 - Jangan Sakit Lagi
62
Bab 62 - 6 bulan?
63
Bab 63 - Berharap
64
Bab 64 - Punya Adik
65
Bab 65 - Begitu Akrab
66
Bab 66 - Kotak Kecil
67
Bab 67 - Manja
68
Bab 68 - Ancaman
69
Bab 69 - Kenapa?
70
Bab 70 - Cukup Mengerti Saja
71
Bab 71 - Papa Mama
72
Bab 72 - Kaki Mama Sakit
73
Bab 73 -Negosiasi
74
Bab 74 - Tidak Enak Hati
75
Bab 75 - Niat Baik
76
Bab 76 - Penasaran
77
Bab 77 - Menjodohkan
78
Bab 78 - 3 Bulan
79
Bab 79 - Sebulan Lagi
80
Bab 80 - Sehati
81
Bab 81 - Yang Ditinggalkan
82
Bab 82 - Pingit
83
Bab 83 - Hari Pernikahan
84
Bab 84 - Melayang terbang
85
Bab 85 - Pindah Rumah
86
Bab 86 - Doakan
87
Bab 87 - Gosip
88
Bab 88 - Istrinya Sombong
89
Bab 89 - Listrik Padam
90
Bab 90 - Minum Kopi
91
Bab 91 - Tetangga Rempong
92
Bab 92 - Ronda
93
Bab 93 - Shoping
94
Bab 94 -Ikut Campur
95
Bab 95 - Apaaa???
96
Bab 96 - Nona
97
Bab 97 - Adik
98
Bab 98 - Tinggal Bersama
99
Bab 99 - Sayang
100
Bab 100 - Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!