Aluna mencintai Erik pada pandangan pertama. Pada pria yang berprofesi sebagai asisten pribadi kakak iparnya tanpa peduli pria itu sudah memiliki seorang tunangan. Terlebih tunangan Erik adalah wanita yang telah menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan mantan tunangannya dulu yang bernama, Nick.
Rasa cinta dan dendam yang dirasakan Aluna, membuat wanita itu bertekad untuk merebut Erik.
Dengan kecerdikan dan sifat manipulatifnya ia berhasil merebut Erik, dan menjadikan pria itu sebagai suami sekaligus asisten pribadinya.
Bagaimana kisah rumah tangga Aluna dan Erik? Apakah akan berlangsung selamanya ataukah kandas?
Erik yang masih mencintai tunangannya, akankah bertekuk lutut pada Aluna? Atau sebaliknya, Aluna akan lelah berjuang dan melepaskan Erik?
Follow
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Sebenarnya apa mau mu Aluna Ricardo?" tanya Erik dengan nada frustasi.
Ia seperti terjebak dalam sebuah ruangan tertutup dan tak bisa menemukan jalan keluarnya.
"Mau ku hanya satu, kita menjadi pasangan suami-istri yang saling mencintai sampai ajal menjemputmu."
"Eh, perkataan macam apa itu? Kenapa tidak sampai ajal menjemput kau saja." Protes Erik dengan kesal.
Bisa-bisanya Aluna berkata seperti itu, karena artinya sama saja mendoakan dirinya untuk mati lebih dulu.
"Aku tidak mau mati duluan, kalau aku mati kau pasti akan menikah lagi. Aku tidak mau jadi hantu penasaran karena terlalu cemburu."
"Oh my God, bicara denganmu membuang waktu saja." Erik memilih beranjak dari tempatnya dari pada meladeni perkataan Aluna.
"Sayang, kau mau kemana?" tanya Aluna saat melihat Erik berjalan kearah pintu kamar.
"Pulang."
"Ikut..."
Aluna turun dari tempat tidur untuk menyusul suaminya, namun langkah kakinya terhenti saat Erik menatapnya dengan tajam.
"Kau ingin keluar dengan menggunakan pakaian seperti itu?"
Aluna menatap tubuhnya, lalu tertawa saat menyadari ia masih mengenakan lingerie semalam.
"Aku akan mandi dan berganti pakaian, kau juga sebaiknya membersihkan diri dulu dari pada orang tuaku nanti bertanya macam-macam."
Erik menghela napas menatap Aluna yang berlari menuju bathroom, ia juga mengurungkan niatnya untuk keluar kamar karena pintu dihadapannya ternyata masih terkunci.
Setelah Aluna selesai membersihkan tubuh. Erik pun masuk kedalam bathroom dengan cepat, karena takut khilaf saat melihat tubuh Aluna yang hanya berbalut handuk dari dada sampai atas lutut. Memperlihatkan bahu putih mulus dan kaki jenjang wanita tersebut.
"Apa ini?" Erik menatap satu stel pakaian berikut dasi diatas ranjang setelah keluar dari bathroom.
"Pakaianmu, ingat mulai hari ini kau bekerja sebagai assisten ku."
"Tapi aku belum menerima penawaran itu."
"Kau tidak punya pilihan Erik, ingat namamu masih diblacklist."
Erik pun terdiam, ia malas untuk berdebat dengan Aluna karena rasanya hanya percuma saja.
Setelah selesai berpakaian, dan sarapan bersama keluarga Ricardo yang bertanya kapan mereka akan pergi bulan madu, yang dijawab dengan kebohongan Aluna. Erik bersama wanita itu pergi dari mansion Ricardo dengan menggunakan mobil milik Aluna, karena mobil milik Erik masih berada di apartemen temannya.
"Kenapa membawa koper?" tanya Erik setelah mobil yang ditumpanginya menjauh dari kediaman Ricardo.
Ya, sejak tadi Erik menahan diri untuk tidak bertanya di depan kedua orang tua Aluna, saat melihat wanita itu menyuruh supir untuk memasukkan tiga buah koper besar ke dalam mobil yang ditumpanginya.
"Kalau tidak membawa koper, semua pakaian ku akan dibawa dengan apa?"
"Tunggu, jadi semua koper itu berisi pakaian?"
Aluna menganggukkan kepalanya. "Tiga koper itu baru berisi seperempat koleksi pakaianku, nanti aku akan menyuruh pelayan untuk membawa sisanya."
"Apa?" ucap Erik dengan terkejut. "Untuk apa membawa semua pakaian? Seperti pindah tempat tinggal saja?" tanyanya dengan mengejek.
"Loh, aku memang ingin pindah ke tempatmu."
"What?" untuk kedua kalinya Erik terkejut. "Siapa yang mengijinkanmu tinggal ditempat ku?"
Karena seingatnya, Erik tidak menawarkan Aluna untuk tinggal bersama. Tadi dia pikir Aluna ikut untuk mengantarnya pulang, sekaligus pergi bersama ke tempat kerjanya yang baru, yaitu hotel yang dikelola oleh Aluna.
"Aku istrimu, Erik. Dimana kau tinggal aku akan ikut, asal jangan di kuburan...." Seloroh Aluna sambil tertawa.
Berbeda dengan Aluna yang tertawa, Erik justru terlihat kesal. Namun kekesalannya itu hanya sesaat berganti dengan seringai tipis dibibir.
"Kita lihat sampai berapa lama kau bertahan tinggal ditempatku."
Mengingat Aluna dari keluarga berada yang selalu dikelilingi oleh pelayan yang siap sedia membantu wanita tersebut, pasti Aluna akan kesulitan untuk tinggal di apartemennya yang terbilang standar jauh dari kata mewah.
Ya, jika Erik tidak bisa keluar dari cengkraman Aluna. Maka ia akan membuat Aluna yang pergi sendiri dari hidupnya dengan cara mempersulit wanita tersebut, sampai ia membuktikan kalau tunangannya bukanlah wanita murahan seperti yang dituduhkan Aluna selama ini.