Alya Revalina merupakan teman sekolah Rangga Setyawan semasa pendidikan SMA. Rangga selalu mengganggu Alya, Ia melakukan hal Itu sebab Rangga sangat menyukai Alya. Namun Alya yang bersikap datar membuat rangga merasa marah. pernah suatu hari, ketika mendekati kelulusan, Rangga memaksa Alya untuk datang ke rumahnya, Hal tidak terduga terjadi. Rangga memaksa Alya untuk melakukan hubungan intim namun Alya menolak. Meskipun Alya menolak, hal tersebut tetap terjadi. Hubungan terlarang itupun terjadi. Semenjak kejadian tersebut Alya pun hilang tanpa jejak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Samuel Christian Sitinjak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Penjelasan
Alya tidak bisa menganggap sepele kemarahan Rangga. Ia ingat betul, bahwa saat dibangku SMA, Rangga akan melakukan apapun untuk membalas seseorang yang membuatnya marah.
Dalam hal ini, hal terbesar yang ditakutkan oleh Alya adalah ketika Rangga benar-benar marah, ia membawanya dalam pekerjaan. Alya takut Rangga memutuskan kerja sama dengan perusahaannya sehingga menyebabkan kerugian besar.
"Bagaimanapun aku harus bisa membujuknya," gumam Alya.
Alya bingung bagaimana harus membujuk Rangga sebab semua pesan yang ia kirimkan ke Rangga sama sekali tidak dibaca oleh lelaki tampan itu.
Aku harus membuatmu sedikit merasa bersalah kepadaku Al. Batin Rangga.
Keesokan harinya, seperti janji Rangga kepada pak Firman. Ia berangkat ke salah satu kantor cabang perusahaan miliknya, yakni dimana Tania bekerja disana.
Ia datang kesana untuk mengatasi permasalah perusahaan yang sedang terjadi dan mempertanyakan sikap Tania yang tidak becus dalam bekerja.
Rangga telah sampai dikantor tersebut. Ia disambut langsung oleh pak Firman.
"Selamat datang pak Rangga," kata pak Firman yang menyambut Rangga keluar dari dalam mobil.
"Ia pak, terima kasih," kata Rangga.
Semua karyawan terlihat kaget dengan kedatangan Rangga. Mereka semua memberi rasa hormat kepada pak Firman.
Rangga mulai berjalan memasuki kantor bersama pak Firman disampingnya. Ia mengajak pak Firman untuk memasuki ruang meeting. Ia memerintahkan semua staf terkait untuk berkumpul.
"Bagaimana dengan Tania pak? apa dia sudah masuk kerja?," tanya Rangga.
"Belum pak, biasanya mbak Tania akan masuk kerja lewat dari jam masuk kerja yang ditentukan," kata pak Firman.
"Dia juga sering telat?," tanya Rangga.
"Iya begitulah pak," kata pak Firman.
Rangga meminta pak Firman menyiapkan beberapa berkas untuk dipelajari oleh Rangga.
Sudah satu jam Rangga menunggu Alya namun tidak ada tanda-tanda kedatangannya.
Rangga memutuskan agar pak Firman menghubungi Tania.
"Pak Firman. Saya minta tolong supaya bapak menghubungi Tania segera. Minta ia segera datang ke kantor sekarang!," kata Rangga memberi perintah.
"Baik pak," kata pak Firman menurut.
"Halo mbak Tania, selamat pagi," kata pak Firman melalui sambungan telepon.
"Iya pak, selamat pagi," kata Tania.
"Mbak Tania sedang dimana? kenapa belum masuk kerja?," tanya pak Firman.
Tania merasa kaget karena ini pertama kali pak Firman menanyakan perihal ketidakhadirannya dalam bekerja. Biasanya pak Firman bersikap acuh masalah ia yang tidak datang bekerja. Tania pun bertanya-tanya.
"Memangnya ada apa pak? saya sedang ada urusan bersama pak Rangga," Jawa. Tania berbohong.
Urusan dengan pak Rangga? pak Rangga saja sedang berada disini. Batin pak Firman.
"Maaf mbak, pak Rangga sedang berada disini. Beliau ingin kita meeting bersama," kata pak Firman.
Apa? kenapa Rangga bisa tiba-tiba berada disana? gawat. Batin Tania.
"Baik pak, saya akan segera kesana sekarang," kata Tania.
Komunikasi mereka berakhir.
Tania yang tadi bersantai diapartemennya kini gelagapan menyiapkan diri untuk berangkat kerja ke kantor.
"Bagaimana pak?," tanya Rangga.
"Mbak tania mengatakan bahwa ia akan segera datang ke kantor," jawab pak Firman.
"Tolong bapak perintahkan agar semua staf berkumpul sekarang diruang meeting!," kata Rangga memberi perintah.
"Baik pak," kata pak Firman yang kemudian dengan sigap memerintahkan semua staf untuk berkumpul diruang meeting.
Semua staf sudah berada diruang meeting. Rangga kemudian memimpin rapat tersebut. Rangga mengeluhkan semua hal yang terkait dengan penyebab kerugian perusahaan.
Tidak lama kemudian, Tania datang. Tania memandang ke arah Rangga namun Rangga mengacuhkan pandangan Tania tersebut.
Tania kemudian duduk dikursi yang kosong.
Rangga sepertinya benar-benar marah kepadaku. Apa yang harus aku lakukan sekarang?. Batin Tania merasa khawatir.
"Mohon maaf pak, semua pertanyaan yang bapak ajukan tadi sebaiknya ditanyakan langsung kepada mbak Tania. Kenapa bisa Terjadi kerugian?," kata salah satu staf.
Rangga memandang arah Tania.
"Ibu Tania, tolong beri penjelasan mengenai semua pengeluaran uang perusahaan ini!," kata Rangga meminta penjelasan dari Tania.
Tania terus terdiam, ia harus bingung jawab apa. Tidak mungkin ia menjawab pertanyaan Rangga dengan mengatakan bahwa ia menggunakan uang perusahaan untuk memenuhi keinginannya.
"Maaf pak Rangga, karena ini terlalu mendadak. Saya sulit memberikan pemaparan," kata Tania.
"Lalu bagaimana anda akan menjelaskan hal ini kepada saya?," tanya Rangga.
"Saya akan menjelaskannya kepada bapak ketika saya sudah menyiapkan semua bahannya," jawab Tania mencoba menghindar.
"Kapan anda akan menjelaskannya?," tanya Rangga kembali.
"Secepatnya pak," kata Tania.
"Kalau begitu, semua staf yang berada disini bisa kembali bekerja," kata Rangga memberi perintah.
Semua staf yang berada diruang pertemuan kemudian beranjak meninggalkan ruangan tersebut dan kembali bekerja ke tempat masing-masing.
"Pak Firman, bapak bisa kembali ke ruangan bapak," kata Rangga.
Pak Firman menurut. Ia pun meninggalkan ruang pertemuan.
"Sayang, kenapa kamu datang tiba-tiba? dan kenapa kamu seperti memojokkan aku seperti itu?," tanya Tania.
"Kamu mau tahu? kenapa aku bisa datang kesini secara tiba-tiba? itu semua karena laporan dari pak Firman yang mengatakan kalau perusahaan merugi besar selama beberapa bulan terakhir. Dan anehnya, kerugian keuangan yang dialami perusahaan ini disebabkan oleh kamu yang banyak menggunakan kas perusahaan untuk hal-hal yang tidak jelas. Wajar jika aku bertanya hal seperti tadi kepadamu. Aku tidak ada niat memojokkanmu seperti tadi," jawab Rangga menjelaskan dengan nada emosi.
"Aku bisa jelaskan sayang," kata Tania.
"Apa yang kamu mau jelaskan?," tanya Rangga.
"Masalah penggunaan uang kas perusahaan ini," jawab Tania.
"Aku ingin kamu memberikan penjelasan secara rinci. Semua penggunaan kas perusahaan yang keluar masuk harus ada pencatatannya. Aku hanya mau menerima penjelasan seperti itu," kata Rangga.
"Iya sayang, aku akan memberikannya kepadamu. Tapi bersabarlah," kata Tania.
"Aku harap kamu dapat segera menyelesaikannya Tan. Ini bukan masalah kecil dan sepele. Ini masalah besar. Karena kerugian ini, pak Firman sampai rela tidak mengambil gajinya selama beberapa bulan. Belum lagi karyawan yang masih menunggu gaji. Coba kamu bayangkan! bagaimana kita dapat membagi seluruh uang kas yang ada?," kata Rangga.
Tania terdiam setelah mendengar perkataan Rangga tersebut.
"Dan satu hal lagi. Kenapa selama empat bulan belakangan ini kamu sering tidak masuk kantor? Kamu juga sering terlambat masuk kerja," tanya Rangga.
Bagaimana Rangga bisa tahu?. Batin Tania terkejut.
"Kamu tahu dari mana kalau aku sering tidak masuk kerja selama empat bulan ini? itu tidak benar sayang. Aku selalu datang tepat waktu," jawab Tania.
"Kamu tidak perlu tahu aku tahu dari mana. Hari ini bisa menjadi bukti kalau kamu memang sering terlambat bekerja," kata Rangga.
Tania kebingungan mencari alasan. Ia kini tidak berkutik dihadapan Rangga yang sedang marah.