"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Menelusuri desa mati
Ekor ular bergerak liar menyapu bekas puing puing yang berserakan akibat runtuh nya bangunan yang sudah lapuk di makan usia, tidak ada raut wajah takut sama sekali karena dia memang tak kenal dengan rasa takut itu. di sebelah nya ada seorang wanita yang menyeret sayap berduri, kedua nya sangat cantik dan bengis.
Siapa pun yang melihat nya pasti akan lari tunggang langgang itu pun kalau masih kuat mau lari, bisa bisa pingsan di tempat karena sangking takut nya melihat dua siluman ini, walau pun mereka beda siluman tapi mereka adalah Kakak Adik yang sangat klop sekali sehingga membuat orang iri saat melihat nya.
Tujuan kedua wanita cantik datang kedesa mati karena dia ingin menelusuri atau bahkan juga menangkap kafan hitam yang sangat meresahkan, Purnama sudah menyuruh Zidan juga untuk mencari orang yang selama atas tragedi itu agat bisa di baca pikiran nya karena dia memang butuh orang tersebut untuk melihat kejadian nya.
Maka Zidan pun sekarang sudah di desa tempat Intan untuk melihat rumah wanita itu dan juga untuk mencari Inah, tugas nya ada dua dan bila ada satu yang gagal sudah pasti ular nya akan mengamuk. memang dia bukan singa, tapi bila sudah ngambek habis lah semua nya kena amukan yang sangat dasyat, jadi sebisa mungkin Zidan harus berhasil dua dua nya.
"Kita berpencar saja, aku akan cari arah kiri dan kau kanan." ucap Maharani.
"Baik lah, bila perlu telusuri sungai karena dia di temukan di sana!" ujar Purnama.
"Iya, kau hati hati lah karena yang kita hadapi sangat jahat." pesan Maharani.
"Kakak juga, bila kau sampai celaka aku tidak sanggup mengasuh Landak." sahut Purnama.
Maharani tertawa mendengar ucapan adik nya barusan, sudah pasti Purnama tak akan kuat mengasuh Landak sang suami, karena saat hidup saja dia sampai mati karena merindukan Maharani. apa lagi sekarang saat sudah jadi arwah, entah apa yang akan di lakukan nya bila Maharani sampai musnah.
"Ini jalan kekuburan, apa sebaik nya aku cari dulu kuburan dia?" batin Purnama yang berjalan dengan ekor nya.
Sunyi senyap sama sekali tidak ada apa apa, yang ada hanya suara angin sehingga agak membuat wanita ini heran, Purnama paling malas bila mengutus setan saat di datangi dia hilang begini maka sudah pasti dia akan emosi di buat nya.
"Lagak mu dengan adik ku sungguh luar biasa, sekarang kay tidak ada di sini saat ku cari." rutuk Purnama.
"Eh apa dia ada di rumah Intan? tapi kok kenapa ya dia ada di sana." Purnama bicara sendiri karena bingung.
Baru saja dia bicara sendiri barusan, mendadak ada bau anyir darah yang sangat pekat dan sudah pasti ini adalah sosok setan yang mau mengganggu nya. entah dengan maksud apa dia menampakan diri, malah menantang Ratu ular ini.
"Haiiis malah setan rendahan begini yang muncul." kesal Purnama yang melihat setan tanpa kepala.
"Aku tidak mau matiiii....." ujar setan yang suara nya berasal dari pusar nya.
"Lah emang nya kau siapa sampai tidak mau mati?!" sengit Purnama.
"Tolong aku, aku masih ingin hidup." ujar setan tanpa kepala yang tidak lain adalah Umar.
"Gila ya kau! sudah mati malah mau hidup, kok malah ada pula kawan nya bangsat itu." Purnama ingat Ayah nya yang punya ilmu rawa rontek.
Umar menggeram karena sudah minta tolong tapi malah di tolak oleh Purnama, dia ingin menyerang namun detik itu juga tubuh nya meledak menjadi asap hitam setelah di cucuk dengan duri sangat tajam itu.
"Cuma setan model begini saja kau sudah banyak tingkah, dasar bangsat!" Purnama semakin kesal saja.
Memang sangat banyak setan di desa ini karena mereka semua memang mati nya secara terpaksa, maka sudah pasti akan gentayangan sebab mereka belum terima dengan kematian nya yang mendadak itu pasti nya.
"Banyak sekali kuburan di sini, padahal mayat yang di bantai itu sama sekali tidak di kubur." batin Purnama menatap semua kuburan.
Banyak juga karena memang desa ini walau terpencil tapi lumayan banyak dan sudah bertahan lama, maka nya banyak para sesepuh yang meninggal dan di kuburkan di sini. Purnama satu persatu melihat kuburan, namun semua nya wajar hingga mata nya melihat yang terpencil sendirian.
"Astagfirullah!"
Siluman saja sampai bisa istigfar karena melihat kuburan yang sendirian ini, sudah lah terpencil sendirian paling belakang. dari arah batu nisan yang tanpa nama itu mengalir cairan merah seperti darah, sekeliling kuburan sudah penuh dan basah oleh darah tersebut.
"Ini pasti kuburan dia!" Purnama mencium cairan merah itu.
"Darah, ini memang darah! kejadian apa yang membuat dia mati sehingga kafan hitam sangat dendam." Purnama heran juga.
Aneh nya sekarang dia sama sekali tidak ada di desa mati ini, entah kemana pergi nya karena Purnama sama sekali tidak merasakan kehadiran nya di sini, mungkin saja sedang menghindar. atau bisa jadi dia sedang ada di rumah Intan, itu lah tebakan nya Purnama sekarang.
...****************...
Maharani berdiri di pinggir sungai menatap hulu sungai yang tampak menyeramkan, bukan cuma desa nya saja yang terkesan seram, sungai nya juga karena baru sebentar dia berdiri di atas batu. ada buaya besar yang sedang bertarung dengan teman nya, sudah pasti bila tercebur sini maka akan habis di makan buaya ganas.
"Ku rasa di bagian sini dia di temukan." lirih Maharani.
Wuuuttssss.
"Ampuni aku.....
Sayap Maharani menerjang habis pohon kelapa dan muncul lah wanita cantik namun dengan tubuh hancur bekas cakaran, melihat dari penampilan nya mungkin saja dia adalah Bu Lurah yang mati karena di bantai kafan hitam.
"Duduk sini atau ku musnahkan kau!" ancam Maharani.
"Ampuni aku, sungguh aku tidak punya niat jahat." Bu Lurah tahu yang ada di hadapan nya seorang Ratu.
"Ceritakan tentang bangsat hitam itu." suruh Maharani.
Setan Bu Lurah ketakutan karena malah harus menceritakan setan yang sudah merenggut nyawa nya hingga dia mati tragis begini, semu adalah salah suami nya yang menolong wanita itu hingga dia malah membantai semua warga desa tanpa ampun lagi dan tak ada sisa sampai bayi orok sekali pun.
"Aku yang akan cerita, Paduka Ratu." seorang wanita muncul dan tak kalah seram nya karena kaki dia lepas semua.
"Ceritakan maka aku akan memberikan mu sesuatu." janji Maharani.
Wanita itu adalah orang pertama yang melihat ada mayat di sungai karena dia sedang mencuci popok, dan dia juga yang harus kehilangan bayi nya di bantai kafan hitam.
mestinya justru sdh dibela sblm intan dijahati
ngeri dan biadab😡