KEHADIRANMU MENGUBAH HIDUPKU bukan sedekar bicara tentang Cinta biasa namun tentang perjalanan hidup yang mereka lalui.
Diambil dari sebuah kita nyata perjalanan Hidup sebuah keluarga yang berasal dari keluarga miskin. Perselisihan dalam rumah tangga membuat Anak mereka yang baru lahir menjalani kehidupan tanpa seorang ayah. Sampai anaknya tumbuh dewasa. Perjalanan sebuah keluarga ini tidaklah mudah deraian air mata berbaur dalam setiap langkah mereka. Kehidupan yang penuh perjuangan untuk sebuah keluarga kecil tanpa adanya kepala keluarga. Mereka lalui dengan ikhlas hingga mereka menemukan kebahagiaan yang sedikit demi sedikit mereka dapatkan dan membuat mereka semua bahagia.
Bagaimanakah perjalanan kisahnya?
Ikuti terus Kisah ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SitiKomariyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sabar
“ Ibu! Kenapa menamparku, aku salah apa? Semua yang aku katakan benar adanya, untuk apa dia kembali lagi. Saya yakin jika dia berpisah dengan mas Kusno juga tidak ada yang mau dengannya lagi! ,” jawab Sri dengan nada tinggi pada ibunya.
“ Dengar baik-baik Sri! Marni datang kesini bukan atas kehendaknya sendiri tetapi kami semua yang meminta kembali. Termasuk mamasmu Kusno. Sekarang lebih baik kamu pulang! Kehadiranmu hanya membuat masalah saja," ujar ibu Ani sembari menarik tangan Sri untuk keluar dari rumah.
Semua keluarga yang ada merasa heran kenapa ibu mereka menarik sri dengan begitu kuat. Anak pertama mendekati ibu Ani menanyakan perihal apa yang terjadi hingga menarik tangan Sri seperti bukan anaknya sendiri. Anak yang lain tak berani ikut campur jika ibunya sedang marah, hanya Ayah dan kakak pertama saja yang mau menengahinya.
Kemudian setelah dirasa ibu sudah cukup tenang, ayu memberikan segelas air minum untuk ibunya. Ibu menghela nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan. Kemudian ibu menjelaskan kepada mereka perihal yang terjadi kepada anak-anak mereka.
Tentu saja Ayah dan anak yang lainnya juga merasa geram dengan sikap yang ditunjukkan oleh Sri. Lalu anak yang ke tiga membawa Sri pulang agar tidak menimbulkan masalah kembali. Disepanjang jalan Sri menggerutu merasa ibu hanya peduli pada marni seorang.
“ Kamu yang bodoh Sri, jika kamu tidak menyukainya seharusnya diam saja. Bukankah kamu tau semua keluarga sedang berkumpul. Caramu itu kudu diperbaiki," ucap kakak Sri.
Sri merenung sejenak mendengarkan kakaknya berbicara, tak disangka ternyata kakak ketiganya juga tidak menyukai Marni. Lalu kakaknya memberikan solusi bagaimana cara menyingkirkan Marni dari keluarga mereka.
“ Hahaha, baik-baik Mas! Aku ikuti caramu, ku kira hanya aku yang tak menyukai marni. Ya sudah mas, aku sudah sampai rumah. Cepatlah kembali agar mereka tidak mencurigaimu mas,” ujar marni pada kakaknya.
“ Ingat perkataanku Sri, jangan gegabah. Perlahan asal pasti," ujar kakak Sri mengingatkan.
Sri menganggukkan kepala tanda ia menyetujui nasehat kakaknya. Sesampainya kakak ketiga marni dirumah Marni, ia izin pamit pulang. Begitu juga saudara-saudari yang lainnya. Bagitu juga kusno pergi mengantarkan saudara ketiganya pulang. Kecuali Ayu dan suaminya yang masih menghibur marni, yang sedari tadi duduk terdiam tak berbicara sepatah katapun sejak mendengar ucapan Sri.
Ibu Ani mendekati marni dan memberinya nasehat. Marni sedari tadi menahan sesak didadanya, namun saat ibu Ani yang menasehatinya air mata marni mengalir deras sembari memeluk ibu Ani seperti memeluk ibunya sendiri. Ayah kusno juga menasehati marni dengan halus.
“ Yang sabar ya nak, ini ujian rumah tangga. Jika kamu kuat bertahanlah nak, jika sudah tidak kuat nantinya kami juga tidak akan memaksamu," ucap ayah.
Ayu ikut menangis atas apa yang dialami kakak iparnya. Ia tak menyangka Sri begitu tega pada marni. Suami Ayu juga ikut terharu, namun dia merasa kagum dengan marni karena ia masih mau menerima kusno kembali. Ibu melepaskan pelukannya ada Marni dan mengusap air mata marni.
“ Semua akan baik-baik saja marni, percayalah. Kamu harus memikirkan tisna, rawatlah dia dengan baik. Kamu bebas marni kapanpun mau pulang kerumahmu, jika kamu ingin menenangkan hati dan fikiranmu kembali," ujar ibu.
“ Tidak bu aku akan disini bersama ibu, jika aku sudah tidak sanggup lagi baru aku akan kembali bu," jawab marni lembut.
“ Maafin mba Sri ya mba Marni, jangan difikirkan perkataannya. Sekarang mba istirahat dulu bersama Tisna. Kami izin pulang dulu mba, jangan lupa ini diminum jamunya mba. Biar badan mba lebih fit," ujar Ayu sembari memberikan jamu yang baru saja ia ambil dari dapur dan direbus oleh ibunya.
Setelah Ayu pulang bersama suaminya, ayah dan ibu kusno meminta Marni untuk beristirahat dikamarnya. Marni kemudian pergi kekamar untuk beristirahat. Tisna tidur begitu lelap, marni menciumi anaknya dengan penuh kasih sayang lalu tidur. Begitu juga ayah dan ibu kusno.
Saat mereka semua beristirahat Kusno masih dirumah saudara ketiganya. Disana saudara ketiga kusno mulai menghasut secara perlahan-lahan. Ia menyarankan agar kusno pergi bekerja ketempat lain agar mendapat penghasilan yang besar. Jika ia mendapatkan penghasilan yang besar ia bisa adil saat membagi penghasilannya kepada keluarga dan istrinya tanpa diketahui oleh Marni.