【Ceo Dingin+Benci jadi Cinta+Cinta Manis】Berparas cantik dan juga tubuh mungil yang di miliki oleh seorang gadis yang bernama lengkap arabella isabel yang akrab di sapa ara oleh teman dekatnya,memiliki rambut lurus yang di kincir kuda,bulu mata lentik juga kulit putih mulus adalah sebuah kelebihan yang di miliki oleh gadis yang di sebut oleh teman-temannya sebagai gadis periang,setelan sweater celana jeans adalah setelan yang paling di sukai oleh ara,gadis yang di sapa ara itu adalah salah satu karyawan di sebuah restoran yang di kelola oleh sang sahabat luna adalah nama sahabat ara yang paling setia berada si sisi nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zatil fadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17 dilarang pergi
Benar-benar miris,bukan hanya tidak memberi makan ataupun membiarkan ara istirahat setelah perjalanan panjang mereka yang melelahkan,bahkan alvin mengunci ara dari luar takutnya ara kabur tanpa sepengetahuan dirinya,,
"Kak max,saya benar-benar berterima kasih,selama ini kk max sudah banyak membantu"
"Tidak nyonya,saya tidak melakukan apapun,ini adalah bentuk kepedulian saya terhadap nyonya,nyonya sudah saya anggap seperti adik saya sendiri"
Entah mengapa mendengar ketulusan dari max,membuat ara menetes kan air matanya,bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan karena ia fikir ia tak akan bisa mendapatkan kasih sayang dari orang lain kecuali luna sang sahabat
"Nyonya,ada apa,apa nyonya baik-baik saja?"
Tanya max yang mulai panik karen tiba-tiba ara menangis terisak
"Aku tidak menyangka,kak max masih mau beduli sama saya,padahal saya bukan siapa-siapanya kak max"
"Nyonya adalah istri dari tuan saya,jadi sudah sepatutunya saya peduli kepada nyonya"
"Selain luna sahabat saya,saya tak pernah merasakan kasih sayang lagi dari orang lain, setelah juna sahabat saya memilih pergi,dan tuan alvaro meninggalkan saya beberapa tahun lalu"
Mendengar ungkapan pilu ara,max mengerutkan kening nya,ia tau dengan kisah alvin dan juna,tapi orang tua, mengapa ara tidak menyebutkan orang tuanya,tidak mungkin kan orang tua nya meninggal,jelas-jelas keluarga nya masih utuh,bahkan punya seorang kakak
"Maaf nyonya,memangnya orang tua nyonyaa,,,,,"
"Ah sudah lah kk max,saya terlalu terbawa perasaan sehingga menangis seprti ini,istirahat lah kk,kk max pasti juga lelah"
"Apa ada sesuatu yang ku lewatkan"batin max yang akhirnya memutuskan untuk berpamitan pergi,karena ia tau ara juga akan mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Tepat jam 8 pagi,max dan alvaro sudah bersiap-siap akan pergi mengadakan pertemuan penting itu,yang sebelum itu max di perintahkan untuk mengambil dokumen-dokumen yang telah di selesaikan oleh ara
"Ini kak,dokumen nya"
"Terima kasih nyonya"
Max hendak berbalik untuk melangkah pergi,namun melihat gelagat ara yang tampak ingin berbicara max kembali menatap ara
"Maaf nyonya,apakah ada sesuatu yang ingin nyonya sampaikan?"
"Kakk,,,saya bosan jika di kamar ini terus boleh kah saya keluar untuk melihat-lihat saja di sekitar lokasi ini"
"Tidak boleh"
Entah sejak kapan alvaro sudah berdiri di belakang max,ara harap-harap cemas karena permintaan nya di dengar oleh alvaro
"Kamu cuma tahanan saya,jadi jangan harap saya akan mengizinkan kamu untuk keluar dari kamar ini satu langkah pun"
"Baik tuan"
Jangan lupa max kunci kembali kamar hotel nya,dan kita segera pergi"
"Baik tuan,maafkan saya nyonya"
Max hanya bisa menuruti perintah sang tuan karena ia tau tak bisa membantu banyak,ara memutuskan untuk mengusir kebosanannya dengan akan menikmati udara kota paris di balkon kamarnya,setidak nya ara masih bisa menghirup udara kota paris,walaupun ia masih jadi tahanan sang suami
"Kapan aku bisa kesini lagi,bukan cuma duduk diam di kamar seperti ini,tapi menikmati kebebasan di kota ini"
"Seandainya aku terbebas nanti,aku akan ajak luna berlibur di sini,tempat ini benar-benar indah,bebas,oh tuhan seharusnya aku tidak berharap alvaro akan membebaskan aku,jika pun aku kabur,alvaro pasti akan menemukan ku walaupun ke lubang semut sekalipun.