Terlahir kembali di dunia yang dikuasai iblis dan makhluk ketiadaan, Ling Tian mengerahkan seluruh kekuatan dan pengetahuan dari kehidupan sebelumnya.
Namun takdir sekali lagi menempatkan dirinya dalam posisi sulit. Meskipun akar spiritualnya lemah dan memiliki roh pelindung saling berlawanan yang bisa menghancurkan dirinya kapan saja, tak membuat Ling Tian gentar sedikitpun.
Dengan tekad baja, Ia berjuang melawan nasib buruknya, mengubah setiap kelemahan menjadi kekuatan, dan menantang kekuasaan iblis yang menindas dunia.
Mampukah Ling Tian mengatasi keterbatasannya, menyatukan roh pelindung yang berlawanan, dan mencapai ranah tertinggi? Ataukah dia akan terperangkap dalam lingkaran kehancuran yang menunggu dibalik kekuatan kegelapan?
Penuh ketegangan dan intrik, ikuti petualangan dan pertarungan intens yang ada di dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Jast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Latihan Fisik Yang Tak Lazim
Semburat mentari pagi perlahan muncul dari balik cakrawala, mengusir kegelapan malam dengan sinar lembutnya perlahan menyentuh puncak-puncak pegunungan.
Membuka kedua mata yang tertutup rapat, memperlihatkan sepasang pupil mata biru langit yang indah, melepaskan napas kecil setelah berkultivasi semalaman.
“Meskipun tempat ini mengandung qi spirtitual yang melimpah, tapi kultivasiku masih terlalu lambat. Aku harap senior Ma bisa menemukan bahan-bahan pemurnian pil tepat waktu,” gumam Ling Tian tipis, menatap telapak tangan yang terbuka.
“Sudah saatnya ke tempat latihan, aku harap guru yang dikenalkan padaku bisa memberikan sedikit pencerahan tentang roh pelindung ini.”
Bangkit dari tempatnya berada, Ling Tian lalu pergi ke tempat yang ditentukan, sampai akhirnya terlihat seorang gadis dengan gaun putih tengah menatap matahari pagi.
“Akhirnya kamu datang juga, aku sudah menunggumu dari tadi,” ucap gadis itu dengan suara lembut, membuat Ling Tian kian tersentak.
Merasakan aura hangat yang terpancar dari sang gadis, membuat Ling Tian tertegun sesaat, lantas berkata,
“Maaf senior karena terlambat, mungkinkah senior orang yang akan menjadi guruku?”
“Tidak perlu minta maaf, aku memang datang lebih awal karena ingin melihat matahari pagi. Namaku Mei Hua, di halaman luar, aku yang bertugas untuk menjadi pembimbingmu,” balas gadis anggun itu sembari berbalik badan, memperlihatkan paras cantik tiada tara dengan rambut panjang berwarna kuning keemasan yang terurai sampai ke pinggang.
“Kalau begitu-”
“Tunggu dulu, aku memang akan jadi pembimbingmu, tapi aku tidak bisa menerimamu sebagai murid,” sela Mei Hua sembari mengangkat tangannya sedikit ke atas.
“Apa karena roh pelindungku?”
“Benar… Aku hanya bisa memberikan arahan sebagai seorang senior, aku harap kamu bisa mengerti.”
“Jadi begitu, baiklah, setidaknya ada orang yang bisa aku tanya saat aku kesusahan, kalau begitu apa yang harus aku lakukan?”
“Hmm… Sebelum itu kita harus membagi porsi latihanmu terlebih dahulu, kalau tidak, nanti akan jadi merepotkan,” ucap Mei Hua seraya melangkah pelan mengitari Ling Tian.
“Membagi porsi latihan? Apa maksudnya itu?”
Melihat Ling Tian sedikit kebingungan membuat Mei Hua tersenyum tipis, lantas menyilangkan kedua tangan di bawah dada yang berisi.
“Lan Lan… Mau sampai kapan kamu bersembunyi? Apa kamu tidak mau bertemu dengan junior yang imut ini?”
“Siapa yang bersembunyi. Aku sudah mengamati anak itu dari tadi, bahkan saat dia keluar asrama,” ucap suara dingin dari balik pilar yang ada di pinggir area latihan, membuat Ling Tian sedikit terkejut karenanya.
“Sejak kapan dia ada di sana? Aku bahkan tidak bisa merasakan kehadirannya,” batin Ling Tian di dalam hati, seketika mengalihkan pandangan ke sumber suara.
Tampak seorang gadis cantik lain mengenakan pakaian ketat berwarna hitam, memperlihatkan lekuk tubuh yang indah, dengan rambut pendek hitam menutupi leher, serta memiliki tatapan nan ekspresi sedingin es.
Langkah demi langkah Lan Lan arungi tanpa menimbulkan suara sedikitpun, menghampiri Ling Tian sembari melepaskan tatapan tajam ke arah dirinya.
“Senior Sui sudah memberitahu kami tentang kondisimu, karena kamu memiliki dua elemen yang berlawanan, maka kamu harus mempelajari keduanya secara seimbang. Karena itu diperlukan pembagian latihan.”
“Tapi sebelum itu.”
“Bwashhhh!”
Tiba-tiba Lan Lan melepaskan aura kegelapan miliknya, membuat Ling Tian seketika tertekan dan memaksa dirinya untuk berlutut.
“Apa maksudnya ini?” tanya Ling Tian mencoba untuk melawan, membuat seluruh tubuh kecil itu bergetar hebat.
“Aku tidak suka dengan orang lemah! Kalau kamu tidak mampu menahan tekanan ini, maka kamu tidak perlu melanjutkan latihan,” tandas Lan Lan semakin menambah tekanan aura miliknya.
“Huhh… Lan Lan. Kebiasaanmu itu buruk sekali, jangan berlebihan dan membuat dia terluka ya,” cibir Mei Hua sembari menggelengkan kepala, melihat tindakan Lan Lan begitu kejam terhadap anak usia sepuluh tahun.
Tanpa membalas perkataan Mei Hua, tatapan sinis Lan Lan terpusat pada Ling Tian, dan tidak lama dari itu,
“Wushhhh…”
“Ingin membuatku menyerah hanya dengan tekanan ini? Jangan meremehkan aku!”
Melepaskan tenaga dalam misterius, samar-samar aura putih menyelimuti tubuhnya.
Memaksakan kehendak dibawah tekanan mutlak, Ling Tian menapakkan kedua kaki dengan telapak tangan terkepal kuat, menatap Lan Lan dengan tatapan membara seakan tak bisa digoyahkan.
Melihat semangat pantang menyerah itu, membuat Lan Lan menutup kedua matanya, kemudian berbalik badan sembari melepaskan tekanan mutlak miliknya.
“Mei Hua… Kamu saja yang mengatur pembagian latihan anak ini. Aku masih memiliki urusan lain.”
“Swushhh!”
“Ehh… Kenapa kamu malah pergi? Haiss...” ucap Mei Hua melihat siluet kegelapan yang dengan cepat menghilang terpapar sinar matahari.
“Senior Mei, kenapa senior Lan pergi? Apa mungkin aku gagal tes yang dia berikan?”
“Tentu saja tidak, kamu termasuk hebat karena bisa menahan tekanan sebesar itu. Lan Lan orangnya pemalu, itulah kenapa dia pergi begitu saja,” kilah Mei Hua seraya tersenyum hangat.
“Eghem… Kalau begitu, aku akan membagi porsi latihanmu. Saat siang hari kamu akan berlatih bersamaku, dan saat matahari terbenam kamu akan berlatih dengan Lan Lan. Kamu harus ingat, latihan yang akan kami berikan sangatlah berat, kalau kamu tidak kuat, kamu bisa mundur kapan saja,” kata Mei Hua ringkas, kemudian mengeluarkan sebuah zirah besi dari cincin ruang miliknya.
“Pakailah zirah besi ini,” timpal Mei Hua.
“Emp…”
Tanpa bertanya lebih rinci, Ling Tian lalu menggunakan zirah besi yang ada di hadapannya, memiliki berat 50 kg membuat Ia sedikit kesulitan.
“Hmm… Tidak buruk, sekarang kamu harus berlari mengitari pusat pelatihan bagian barat, dan yang terpenting kamu tidak boleh menggunakan tenaga dalam sedikitpun. Apa kamu mengerti?”
“Haaahh… Senior Mei, apa kamu sedang mengerjaiku? Zirah ini terlalu berat untuk tubuh kecilku,” protes Ling Tian sedikit tertatih.
“Tidak perlu banyak bicara, sebelum matahari terbenam, kamu harus sudah mendapatkan 20 putaran. Kalau tidak, aku akan memberikan hukuman,” balas Mei Hua dengan suara sinis, kemudian dalam kedipan mata menghilang dari hadapan Ling Tian.
Mendapatkan porsi latihan yang tak lazim itu, mau tidak mau Ling Tian menuruti kemauan Mei Hua, kemudian mulai berlari kecil di bawah terik mentari pagi.
“Mei Hua… Ternyata kamu lebih kejam dariku. Jarak satu putaran tidak kurang dari 10.000 meter. Anak itu pasti tumbang bahkan sebelum mencapai sepuluh putaran,” ucap Lan Lan dari salah satu menara yang menjulang tinggi sampai batas pagoda tingkat tiga.
“Aku hanya ingin menguji tekadnya. Kalau seperti ini saja dia tidak mampu, lebih baik dia berhenti lebih awal,” balas Mei Hua terlihat begitu tenang, kemudian meneguk secangkir teh hangat yang ada di atas meja.
Matahari yang semula ada di ufuk timur perlahan mulai meninggi sampai di atas kepala.
Setelah berlari 5 putaran, tampak peluh keringat membasahi sekujur tubuhnya, dengan rasa panas yang membakar di sekujur tubuh, membuat Ling Tian mengalami dehidrasi berat.
“Huhh… Huhh… Zirah besi ini menyerap panas matahari 2 kali lipat. Kalau seperti ini terus, bisa-bisa aku tumbang duluan,” gumam Ling Tian tipis, mencoba mengatur nafas sedikit tak beraturan.
Menatap Ling Tian dari kejauhan, membuat Xiou Wu merasa sedikit iba, lantas berinisiatif mendekati dirinya.
“Kak Ling, kamu sudah berlari tanpa istirahat sedikitpun. Kenapa tidak berhenti sebentar untuk mengatur nafas?” ucap Xiou Wu riang sembari mengikuti Ling Tian tepat di samping, kemudian menyodorkan sebotol air kepadanya.
“Terima kasih Xiou Wu, kamu baik sekali kepadaku,” balas Ling Tian seraya tersenyum simpul, lantas menghentikan langkah dan meraih botol bambu yang Xiou Wu berikan.
Tanpa ragu Ling Tian meneguk air sampai habis, membuat tubuh itu perlahan mulai pulih seperti sedia kala.
“Kak Ling, aku akan menemanimu sampai putaran terakhir.”
“Xiou Wu… Aku masih harus berlari 15 putaran, kalau kamu tidak kuat, kamu bisa berhenti lebih dulu.”
“Hehh… Jangan remehkan aku, bagaimana kalau kita bertaruh?”
“Bertaruh?”
“Emp… Kalau aku bisa mengimbangi kak Ling, kakak harus mengabulkan 1 permintaanku, bagaimana?” pungkas Xiou Wu.
“Siapa takut, kalau begitu aku duluan,” kilah Ling Tian manambah kecepatan, membuat Xiou Wu langsung tertinggal di belakang dirinya.
“Kak Ling, kamu curang, tunggu aku!”
Mendapatkan dukungan dari Xiou Wu itu, membuat Ling Tian terbakar semangat, dengan riang berlari meski mendapatkan tekanan di luar batas.
***
Pertempuran berdarah nampak memenuhi medan perang, langkah demi langkah sosok hitam tapaki melewati tumpukan mayat, menghampiri manusia terakhir dengan luka sayat di seluruh tubuhnya.
“Katakan! Di mana tempat persembunyian kalian?” ucap sosok hitam yang memiliki paras mengerikan, dengan gigi taring memenuhi mulutnya, dan sepasang tanduk runcing kian menukik ke atas, Heisya.
“Cuihh… Iblis keparat! Jangan harap bisa mendapatkan informasi dariku!”
Mendapatkan umpatan itu, membuat Heisya berdengus remeh, kemudian mencekik pemuda berusia 30 tahun itu dengan mudah.
“Sepertinya kamu sudah bosan hidup, kalau begitu matilah!”
“Krakkkk!”
Tanpa ragu Heisya mematahkan leher pemuda itu, lantas tertawa terbahak-bahak menikmati pembantaian yang Ia lakukan.
“Hahaha… Setelah mencari selama puluhan tahun, akhirnya aku mendapatkan petunjuk. Aku sudah tidak sabar membantai semut-semut rendahan itu!”
***
up lagi
nantikan update selanjutnya..
gasssske thorrrr 👍
pokoknya Badas
semangat..