Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk David rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, David bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan berusaha memulai menjalin hubungan kembali dengan seorang wanita.
Di tengah ketenangan hidupnya, David mulai merasa terusik dengan kehadiran seorang wanita bernama Embun yang berstatus anak dari pembantu yang bekerja di rumahnya.
Menurut David, kehadiran Embun di rumahnya hanya membuat petaka untuknya sebab sang mama yang awalnya sudah tak lagi berniat menjodohkannya, kini kembali berniat untuk menjodohkannya dengan Embun dan melakukan berbagai cara agar dirinya mau menikahi Embun.
Hingga tanpa David sadari, di suatu malam ia terjebak dengan rencana sang mama yang mengharuskannya untuk menikahi Embun. Anak dari pembantu yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Tidak Mengharapkannya
Keesokan harinya, Embun tidak lagi bekerja sebagai pembantu di kediaman Mom Meisya, ia diminta berhenti bekerja oleh Mom Meisya dan kembali tinggal di rumah orang tuanya saja oleh Mom Meisya. Bukan tanpa alasan Mom Meisya melakukan itu semua, hal tersebut dilakukannya agar Intan tak lagi menyandang status sebagai pembantu dan bisa fokus kuliah sambil menunggu waktu lamarannya yang tinggal menghitung hari.
"Kakak benar mau nikah, ya?" Sophie yang sedang bersiap-siap pergi sekolah pagi itu bertanya pada Embun yang baru saja tiba di kediaman mereka menggunakan motor.
Embun menghela napas dalam. "Dari mana kau tahu?" Tanyanya.
"Tadi malam saat Ibu dan Kakak telefonan, aku gak sengaja dengar percakapan kalian." Jawab Sophie.
Embun mengulas senyum kemudian mengusap kepala adiknya dengan sayang. "Iya. Rencananya Kakak mau nikah. Tapi sebelum itu, dua hari lagi Kakak mau melakukan acara lamaran dulu di rumah kita."
Senyuman di wajah Sophie terkembang. "Wah, akhirnya Kakak mau dilamar juga, ya. Aku jadinya gak sabar mau lihat wajah calon suami Kakak. Pasti anaknya Bu Meisya tampan karena Mom Meisya sangat cantik." Kata Sophie yang belum menyadari jika pria yang ia maksud adalah David. Pria yang pernah menolongnya mengantarkannya ke rumah sakit.
Kepala Embun seketika menggeleng mendengar pernyataan Sophie. "Kau salah, Sophie, dia itu justru menyeramkan." Kata Embun lirih.
"Kakak bilang apa?" Sophie yang tidak terlalu mendengar perkataan Embun pun bertanya.
"Gak bilang apa-apa, kok. Lebih baik sekarang kau pergi sekolah. Kakak akan mengantarkanmu pagi ini."
"Yang bener, Kak?" Tanya Sophie girang. Setelah sekian lama tidak pernah diantar sekolah oleh Embun lagi dan hanya memanfaatkan angkot untuk transfortasinya pergi sekolah, akhirnya hari ini ia bisa kembali merasakan diantar sekolah oleh Embun lagi.
"Benar, kalau begitu ayo pamitan dulu sama Ibu." Ajak Embun.
Bu Jihan yang baru saja keluar dari dalam rumah tersenyum. Kemudian menyalimi kedua anaknya secara bergantian.
**
Mendekati hari H acara lamaran, Mom Meisya dan Calista sudah nampak sibuk mempersiapkan barang-barang hantaran yang akan dibawa ke rumah Embun nanti. Kali ini Mom Meisya memilih turun tangan sendiri agar ia bisa memastikan semua barang yang diperlukan terbeli seluruhnya.
Tak berbeda dengan Mom Meisya yang begitu semangat mempersiapkan acara lamaran David dan Embun, Calista pun demikian. Ia sampai menitipkan sang buah hati pada kedua orang tuanya agar bisa membantu Mom Meisya dengan leluasa.
"Semuanya udah dibeli. Sekarang saatnya kita antar barang-barang ini ke pihak dekor." Kata Mom Meisya sambil menatap banyaknya barang hantaran yang sudah dibelinya.
"Iy, kalau begitu ayo kita berangkat, Mom." Ajak Calista.
Mom Meisya mengangguk dengan semangat. Keduanya pun segera masuk ke dalam mobil dan melaju ke sebuah toko tempat dekorasi hantaran berada.
**
Di saat banyak pihak tengah sibuk mempersiapkan acara lamaran untuknya, David justru terlihat santai saja. Ia bahkan tidak memikirkan acara lamarannya dan fokus mengerjakan tugas-tugasnya di perusahaan.
Di tengah kesibukan David tersebut, Albert yang sudah mendengar jika David menerima perintah dari orang tuanya pun menyambangi perusahaan David dan membuat David yang sedang sibuk bekerja jadi terhenti.
"Bagaimana rasanya akan melamar seorang wanita sebentar lagi?" Tanya Albert yang kini sudah duduk di hadapan David.
David menatap malas wajah Albert. "Biasa saja. Aku bahkan tidak mengharapkannya." Jawab David seadanya.
Albert mengulas senyum tipis. "Hati-hati dengan perkataanmu sendiri. Bisa aja sekarang kau tidak mengharapkannya tapi besok kau jadi tergila-gila kepadanya." Tekan Albert.
***
Berikan giftnya dulu yuk sebelum lanjut. Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya SHy yang lainnya❤️
Terima kasyi❣️