Qin Yichen adalah putra kesayangannya kaisar dan sangat dimanjakan. Karena sangat dimanjakan, Qin Yichen tumbuh menjadi remaja yang suka membuat masalah dan akhirnya dikirim ke akademi militer kerajaan di bawah bimbingan Jenderal Bao. Di sana dia bertemu dengan putri jenderal Bao yang tomboy. Putri jenderal itu bernama Bao Jiali. Qin Yichen jatuh cinta pada Bao Jiali. Namun, politik yang kejam membuat Qin Yichen ditarik kembali ke istana dan Jenderal Bao sekeluarga dibunuh kecuali Bao Jiali. Bao Jiali berhasil hidup dan masuk ke dalam istana sebagai penari untuk menuntut balas.
Ikuti kisah komedi romantis penuh suka dan duka ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suka
Bao Jiali membuka mata saat dia merasakan ada yang meniup poninya.
Perempuan itu kemudian mendongak pelan dan sontak ternganga. Kenapa dia tidur di sini? Sial! Ini, kan, kamarnya dan wajar dong kalau dia tidur di sini. Sepertinya aku harus meminta paviliun sama dia. Aku tidak mau satu kamar lagi dengannya. Batin Bao Jiali sambil mengangkat pelan kepalanya dari lengan suaminya.
Qin Yichen yang masih memejamkan mata, menguap pelan dan itu membuat Bao Jiali dengan cepat meletakkan kepalanya di atas bantal dan memejamkan mata kembali.
Sial! Kenapa dia bangun di saat yang tidak tepat? Harusnya tadi aku melompat turun dari ranjang sebelum dia bangun. Hufftttt! Bagaimana ini? Apa aku pura-pura tidur saja sampai dia bangun dan keluar dari kamar ini? Batin Bao Jiali.
Qin Yichen membuka mata dan tersenyum saat dia melihat wajah cantik perempuan yang sangat dia cintai masih berada di dalam pelukannya. Pria tampan itu kemudian merapikan poni istri cantiknya, lalu dia menyusurkan jari telunjuknya di hidung lancip nan mungilnya Bao Jiali.
Lalu, Qin Yichen menarik tangannya untuk dia pakai menopang kepalanya. Dengan tidur miring sambil menopang kepalanya, kaisar muda itu tersenyum dan menatap wajah cantik di depannya tanpa berkedip.
"Dia memang sangat cantik dan dia terlihat jauh lebih cantik pas dia tidur lelap seperti ini"
Apa benar aku ini sangat cantik? Perasaan aku ini pendek. Kalau dibandingkan dengan istri pertama dan selir terakhirnya, aku ini yang paling pendek. kulitku juga kalah putih kalau dibandingkan dengan kedua wanita aneh itu. Lalu, Ibu, Ayah, Meili dan Youjin dulu sering berkata kalau aku ini gendut. Apa aku masih gendut? Sepertinya masih. Tapi, kenapa dia bilang aku ini cantik? Dasar tukang gombal. Dia pasti bilang cantik juga ke kedua istrinya yang lain, cih! Dasar pria playboy. Batin Bao Jiali.
Qin Yichen mengusap pipi Bao Jiali sambil mengulum bibir menahan senyum geli saat dia menemukan Bao Jiali hanya berpura-pura tidur.
Dia hanya berpura-pura tidur ternyata. Pffttt! Dia lucu banget saat dia menggerakkan kelopak dan mengerucutkan bibir barusan, pfftttt! Kenapa dia pura-pura tidur? Apa dia malu sama aku? Tapi, kenapa malu? Aku dan dia bahkan sudah melakukan malam pertama dengan sangat liar. Kalau aku suruh dia bangun, dia pasti tidak mau dan memilih tetap berpura-pura tidur. Batin Qin Yichen.
Lalu, timbul kejahilannya. Qin Yichen mengusap pipi Bao Jiali dengan sangat lembut sambil berkata, "Bibirnya merah alami dan bentuknya sempurna di mataku. Aku ingin mengecupnya. Tidak apa-apa,, kan, kalau aku mengecup bibirnya pas dia tidur begini?"
Bao Jiali membeliak kaget dan langsung mendorong dada Qin Yichen sampai pria itu terjatuh.
Qin Yichen bergegas berdiri dan saat dia hendak menyemburkan protes, Bao Jiali sudah menghilang. "Lho, di mana A Li? A Li! A Li!" Pria tampan itu berlari keluar dari kamar dan terkejut saat dia menemukan Bao Jiali tengah duduk di depan meja makan dan makan ikan bakar.
Setelah mendorong suaminya sampai jatuh, dia malah ngacir dan makan dengan santainya. Dia memang menggemaskan. Batin Qin sambil mengulum bibir menahan tawa.
Qin Yichen berbalik masuk ke dalam kamar dengan cepat lalu dia tersenyum jahil sambil mengambil sepatu bermotif bunga melati yang tadi dia beli untuk Bao Jiali. Pria tampan itu kemudian berlari ke ruang makan lalu dia berteriak, "Aw!!!!" Qin Yichen berjalan dengan kaki diseret dan tangan nangkring di pinggang.
Bao Jiali tetap saja makan dengan lahap.
Qin Yichen kembali berteriak, "Aw!!!!"
Bao Jiali mendongak dan bertanya, "Kenapa teriak?"
"Pinggangku bergeser kayaknya habis kamu dorong tadi dan kalau sampai ada yang nanya kenapa aku jalannya aneh begini, aku harus jawab apa, ya?"Qin Yichen berjalan dengan menyeret kaki sambil meringis kesakitan.
Karena tidak ingin dirinya terkena masalah lagi, Bao Jiali langsung bangkit berdiri dan berlari ke tempat cucian tangan. Setelah itu dia berlari ke rak obat lalu berlari ke Qin Yichen sambil mendekap kotak obat.
Melihat istrinya berlari ke sana kemari, Qin Yichen duduk di atas bangku dengan pelan dan dengan masih memegang sepatu yang dia sembunyikan di balik punggung, dia mengulum bibir menahan geli.
Bao Jiali lalu berdiri di depan Qin Yichen lalu berkata, "Lepas baju kamu!"
"Kamu yakin mau melakukannya sekarang? Ini masih sore, Istriku. Kalau ada yang masuk ke sini tiba-tiba, kita bisa.........."
Bao Jiali langsung menepuk keras bahu Qin Yichen sambil mendelik dan berkata, "Apa yang kamu pikirkan, hah?! Dasar mesum. Buka baju kamu dan aku akan obati punggung kamu"
Alih-alih membuka bajunya, Qin Yichen bangkit berdiri.
"Kok malah berdiri? Duduk dan buka baju kamu" Pekik Bao Jiali kesal.
Qin Yichen justru menyentuh bahu Bao Jiali dengan tangan kiri karena tangan kanannya masih dia gunakan untuk memegang sepatu dan tangan kanannya itu masih dia sembunyikan di belakang punggung, lalu dia mendorong pelan bahu istri cantiknya sampai perempuan itu jatuh terduduk di kursi.
"Kamu apa-apaan, sih?! Malah mendorongku duduk begini! Kamu yang sakit dan butuh diobatin, bukan aku" Bao Jiali mendengus kesal.
Qin Yichen langsung bersimpuh di depan Bao Jiali lalu dia menarik pelan kaki kanan Bao Jiali. Perempuan itu tersentak kaget dan refleks menarik kakinya sambil menyemburkan, "Kamu mau apa, hah?!" Qin Yichen hanya diam lalu dia menarik lagi kaki kanan istri tercintanya dan bergegas melepas sepatu yang dipakai oleh Bao Jiali.
"Yichen, kamu mau apa, hah?!" Teriak Bao Jiali dengan wajah super kesal.
"Sssttt!" Sahut Qin Yichen. Lalu, pria tampan itu memakaikan sepatu berwarna merah yang terbuat dari beludru dan bermotif bunga melati kecil di kaki indah istri cantiknya.
Bao Jiali membeliak kaget dan menutup mulutnya yang ternganga dengan telapak tangan kanan. Saat Qin Yichen memakaikan sepatu di kaki kiri, Bao Jiali menitikkan airmata.
Qin Yichen mendongak dan langsung memekik kaget, "Hei! Kenapa menangis?"
Pria tampan itu mengusap lembut airmata di kedua pipi Bao Jiali.
"Kamu tidak suka sepatunya, ya? Aku akan belikan yang lainnya, ayo!" Qin Yichen menggenggam tangan Bao Jiali dan Bao Jiali langsung menarik tangannya sambil berkata, "Aku suka. Aku sangat menyukainya"
"Kalau sama yang membelikan sepatu suka tidak?" Tanya Qin Yichen dengan senyum lebar.
Bao Jiali menepuk bahu Qin Yichen dan hanya mengulas senyum di wajah cantiknya, lalu berkata, "Terima kasih" Kemudian menunduk malu.
Saat Qin Yichen ingin memeluk istrinya, Chumu masuk dan Chumu sontak berbalik badan sambil berkata, "Maafkan saya kalau saya mengganggu Anda, Yang Mulia Kaisar"
"Ada apa?!" Suara Qin Yichen terdengar kesal karena Chumu datang di saat yang tidak tepat.
"Hakim Agung berkunjung ke sini dan ingin bertemu dengan Yang Mulia Selir"
"Hah?!" Pekik Bao Jiali dan Qin Yichen secara bersamaan.
semoga tetap di beri kesehatan yaaa🥹🥹