Selir Barbar Kesayangan Kaisar
Bao Jiali yang merasa bosan berdiam diri di rumah, akhirnya memakai baju pria dan pergi keluar untuk berjalan-jalan. Teman masa kecilnya yang bernama Wei Youjin langsung berlari mengejar Bao Jiali sambil berteriak, "Jiali! A Li! Tunggu!" Namun, Bao Jiali mengabaikan teriakannya itu dan dia nekat melompati tembok belakang kediaman mewah ayahandanya dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh.
"Sial!" Wei Youjin akhirnya ikut melompati tembok dengan ilmu meringankan tubuhnya.
Sementara itu, pelayan setianya Bao Jiali hanya bisa menggigit jari di bawah tembok sambil berteriak, "Nona! Jangan pergi! Tuan sebentar lagi pulang! Nona!" Namun, Bao Jiali mengabaikan teriakan pelayan setianya itu.
Wei Youjin berhasil menyusul Bao Jiali dan menarik lengan Bao Jiali sambil bertanya, "Kamu mau ke mana? Ayah kamu, Jenderal Bao, sebentar lagi pulang dari Medan perang. Beliau pasti mencari kamu"
Bao Jiali menarik lengannya lalu menoleh tajam ke Wei Youjin, "Aku cuma ingin mengolahragakan Yangyang"
"Yangyang? Mana Yangyang?" Wei Youjin menoleh ke kanan lalu ke kiri mencari sosok lain selain dirinya dan Bao Jiali dan terus terang dia terbakar cemburu ada nama pria meluncur keluar dari mulut gadis yang dia sayangi selama ini.
"Ini" Bao Jiali mengangkat keranjang kecil yang sedari tadi dia dekap dan terdengarlah suara, krik, krik, krik, krik.
Wei Youjin spontan ingin membuka tutup keranjang kecil itu dan Bao Jiali mendelik kesal sambil menahan tutup keranjang itu.
"Jangkrik?" Wei Youjin mengerutkan kening.
"Iya. Yangyang jagoan dan selalu menang di arena adu jangkrik. Aku akan menemui lawan tangguhnya Yangyang saat ini" Bao Jiali mendekap keranjang kecil yang berisi jangkrik kesayangannya sambil melangkah lebar meninggalkan Wei Youjin.
Senyum lebar terlukis di wajah Bao Jiali dan itu membuat Wei Youjin berlari kecil menyusul Bao Jiali sambil menggeleng-gelengkan kepala dan menghela napas panjang. Gadis cantik yang dia cintai dalam diam selama ini ternyata suka beradu jangkrik.
Wei Youjin terpaksa mengekor langkah Bao Jiali karena dia tidak ingin Bao Jiali terlibat konflik dan terkena masalah di arena adu jangkrik nanti.
"Aku ikuti saja dia daripada berdebat dengannya. Berdebat dengan Jiali tidak mungkin bisa menang yang ada aku dibanting di tanah nanti, Huffftttt!!!" Gumam Wei Youjin sambil melangkah pelan mengekor langkah lebarnya Bao Jiali.
Sementara itu, putra mahkota yang bernama Qin Yichen yang sudah memakai baju biasa tengah mengulet dengan senyum lebar karena dia berhasil keluar dari gerbang istana dengan selamat. "Bagus! Kerja bagus, teman!" Qin Yichen menepuk pundak sahabatnya yang bernama Huang Tongyue dengan senyum cerah ceria seceria siang itu.
Lalu, Qin Yichen menoleh ke pengawal pribadinya, "Chumu, terima kasih kamu bersedia ikut bermain sandiwara bersamaku dan Tongyue tadi, hahahahahaha! kalian hebat"
Pengawal pribadinya putra mahkota hanya bisa bersedekap dan menghela napas panjang.
"Ayo kita harus bergegas ke arena adu jangkrik. Soso sudah tidak sabar ingin melibas habis semua jangkrik hari ini" Ucap Qin Yichen sambil merangkul bahu Tongyue.
Tongyue tersenyum lebar dan balas merangkul Yichen dengan tawan ceria, "Ayo! Aku juga ingin melihat kemampuan Maomao-ku"
Qin Yichen tertawa ngakak lalu berkata, "Kau emang gila, hahahaha! Jangkrik kok dikasih nama Maomao kalau itu kucing, cocok pakai nama Maomao"
"Hahaha! Lha jangkrik aku ini mirip kucing, suka menggigit!" Sahut Tongyue.
"Hahaha! Dasar gila!" Yichen mengangkat jari telunjuknya ke atas sambil ngakak dan Chumu sang pengawal pribadi hanya bisa menggelengkan-gelengkan kepala sambil menghela napas panjang. Dia sudah terbiasa mengikuti kegilaannya sang putra mahkota. Meskipun Chumu tidak pernah bisa menghentikan kegilaannya sang putra mahkota, tapi ia tidak pernah terkena hukuman karena sang kaisar hanya memerintahkannya untuk menjaga dan melindungi sang putra mahkota dari bahaya.
"Itu dia! Soso datang!" Teriak ketua arena adu jangkrik.
Bao Jiali yang menyamar sebagai pria di siang itu dan sudah menunggu cukup lama kedatangannya Soso, langsung menyeringai lebar, "Bagus! Ayo kita mulai adu jangkriknya!"
Qin Yichen duduk di depan meja panjang dan berhadapan dengan Bao Jiali sambil melepas jangkriknya, "Cih! Jangkrik kamu kurus kering begitu. Pasti kalah lawan Soso, hahahahahaha!"
Bao Jiali menggeram kesal lalu menggebrak meja dan berkata, "Jangkrik kamu terlalu gendut dan lihat! Hahahaha! Jalan saja dia sempoyongan. Dia mabuk kayak yang punya. Mabuk di siang bolong, bilang Yangyang-ku kurus kering, cih!!!!"
"Kau........." Qin Yichen mengacungkan jari telunjuknya ke depan dan Tongyue langsung merangkul bahu Yichen sambil berkata, "Tenang! Kita lihat dulu Soso melibas habis jangkrik pemuda tengik itu"
Qin Yichen mendengus kesal dan menghunus tatapan tajam ke pemuda itu.
Bao Jiali juga melakukan hal yang sama.
"Tuh! Lihatlah! Soso hampir menang!" Tongyue tiba-tiba memekik senang sambil bertepuk tangan.
Bao Jiali dan Qin Yichen sontak melihat ke jangkrik mereka.
"Ayo Soso!!!! Gempur terus!!!! Bunuh jangkrik kurus kering itu! Gempur terus Soso!!!!" Teriak Qin Yichen sambil bertepuk tangan.
Wei Youjin yang sedari tadi diam mendadak mengangkat kedua alisnya ke atas dan menarik rahang bawahnya lebar-lebar saat dia melihat Bao Jiali tiba-tiba menepuk mati jangkrik gendut yang bernama Soso.
"Kenapa kau bunuh jangkrik itu, hah?!" Wei Youjin mendelik ke Bao Jiali.
Bao Jiali mengangkat tangannya dari atas tubuh jangkrik gendut itu sambil berkata santai, "Dia hampir membunuh Yangyang-ku"
"Anakku!!!! Huaaaaa!!!!! Anakku mati!!!!! Soso!!!!!" Qin Yichen langsung meraih jangkriknya yang sudah almarhum.
"Kau......." Qin Yichen mengangkat wajahnya sambil menyerahkan jasad jangkrik kesayangannya ke Tongyue. Lalu, pemuda tampan itu merapatkan bibir, menggertakkan geraham dan menunjuk Bao Jiali dengan sorot mata menakutkan, "Bawa sini jangkrik kamu sebagai ganti jangkrikku!" Qin Yichen menekuk-nekuk jari telunjuknya dengan tegas.
"Harusnya kamu berterima kasih padaku" Sahut Bao Jiali dengan santainya.
"Kau .........kenapa aku harus berterima kasih padamu, hah?! Kau bunuh anakku, Soso-ku! Dasar bocah gila!!!! Ayo bawa sini jangkrik milikmu!!!! Cepat!!!!!" Qin Yichen melompat-lompat dengan wajah merah dan mata membulat penuh amarah.
"I....itu....emm, aku menyelamatkan jangkrik kamu dari diabetes. Dia lebih baik mati seperti itu daripada mati digerogoti diabetes, hehehehehe, dia terlalu gemuk" Bao Jiali berkata sambil bergegas memasukkan jangkriknya ke dalam keranjang.
"Diabetes nenekmu peyooottt!!!!! Bawa sini jangkrik kamu!!!!!" Qin Yichen melotot penuh amarah.
"Nenekku sudah meninggal dan beliau meninggal sangat cantik. Nenek kamu, tuh, yang peyot, cih!" Bao Jiali mencebikkan bibirnya.
"Kau...!!!!!" Wajah Qin Yichen meradang merah penuh amarah saat ia menggebrak meja.
Saat lawannya hendak melompat ke arahnya, dengan lincah Bao Jiali berputar badan dan menarik tangan Wei Youjin sambil berteriak kencang, "Lari!!!!!"
Qin Yichen sontak melesat dan berlari kencang di atas meja panjang lalu turun dan melesat keluar dari arena adu jangkrik lalu mengejar pemuda yang sudah lancang membunuh Soso-nya. Qin Yichen mengejar pemuda itu dengan wajah mendidih penuh amarah.
Kejar-kejaran yang sengit itu berakhir di depan bibir hutan terlarang. Hutan Lan Sede. Konon ada siluman naga di dalam hutan itu.
Qin Yichen ditahan lengannya oleh Tongyue. Tongyue langsung berbisik, "Jangan masuk ke sana! Di sana berbahaya"
"Tidak berani ke sini, hah?! Cemen, weeekkkk!!!! Sama kayak Jangkrik kamu, cemen!!!!!!!"
Melihat pemuda yang penuh amarah meledak itu kembali melesat ke arahnya, Bao Jiali sontak berbalik badan dan menarik kembali tangan Wei Youjin sambil berteriak, "Lariiiiiii!!!!"
Wei Youjin yang sedari tadi berlari telah kehabisan napas dan tenaga untuk mencegah langkahnya Bao Jiali masuk ke dalam hutan terlarang itu.
"Kenapa kamu nekat masuk ke sini, A Li? Hutan ini berbahaya" Ucap Wei Youjin dengan nada khawatir.
"Apa yang kita takutkan, hah?! Aku dan kamu pandai beladiri dan mempunyai ilmu yang cukup tinggi" Sahut Bao Jiali.
"Kenapa kita malah lari kalau kita punya ilmu cukup tinggi dan kenapa nggak kita ajak duel aja bocah tadi?" Imbuh Wei Youjin.
"Ah, iya kamu benar" Jiali mengerem laju larinya lalu menoleh ke Wei Youjin, tapi itu hanya sebentar dan Bao Jiali kembali mengajak Wei Youjin berlari kencang saat dia mendengar teriakannya pemuda yang sedari tadi mengejarnya, "Bocah gila!!!!! Di mana kamu?!!!!"
"A Li! Kenapa lari lagi?!" Wei Youjin berteriak kesal.
"Nanggung!" Sahut Bao Jiali dengan santainya dan Wei Youjin hanya bisa menggelengkan-gelengkan kepalanya sambil terus berlari mengikuti arah yang dipilih oleh Bao Jiali.
Setelah berlari cukup lama dan lumayan Jauh, tiba-tiba Bao Jiali mengerem laju larinya sambil memekik girang, "Wah! Ada telaga!" Dan sambil menyerahkan keranjang jangkriknya ke Wei Youjin, dia berkata, "Aku mau mandi dulu!"
"Jiali, jangan mandi sembarangan dan......."
"Balik badan! Aku mau mandi" Bao Jiali melotot ke teman masa kecilnya itu.
"Baiklah. Aku menunggu kamu di seberang danau" Wei Youjin langsung melesat terbang menyeberangi telaga itu sambil mendekap erat keranjang yang berisi jangkrik kesayangannya Bao Jiali.
Setelah melihat Wei Youjin menghilang di seberang danau, Bao Jiali melepas semua bajunya dan hanya mengenakan pakaian dalam. Lalu, gadis cantik jelita tetapi tombol itu melangkah masuk ke dalam telaga.
Qin Yichen nekat menerobos masuk ke dalam hutan Lan Sede dan berhasil lolos dari pengawasannya Chumu. Kenekatannya Qin Yichen membuat Tongyue berteriak ketakutan karena Qin Yichen meninggalkan Tongyue begitu saja di tengah hutan, hutan yang terkenal angker dan banyak binatang buasnya.
"Yichen! Yichen!" Tongyue terus berteriak dengan wajah ketakutan.
Qin Yichen terus melangkah masuk karena dia ingin menangkap pemuda tengik yang sudah mengalahkan dan menghinanya di arena adu jangkrik. Ketika Qin Yichen hampir sampai di telaga biru, telaga indah yang berada di sisi utara hutan tersebut dan airnya konon bisa menyegarkan badan yang letih lesu, ia mendengar suara wanita tengah bersenandung merdu, tapi ia berpikir mungkin ini semua hanya khayalannya saja. Lagi pula, tidak ada perempuan yang bermain di hutan apalagi mandi di telaga petang-petang begini, kan?
Namun, suaranya semakin jelas dan semakin kencang saat Qin Yichen mendekati telaga. Ternyata, ada seorang gadis cantik yang sedang mandi di telaga itu. Qin Yichen terkejut bukan main dan jantungnya berdentum sangat kencang. Qin Yichen memperhatikan rambut hitam panjang perempuan itu, lalu turun ke pundak polos, dan berakhir punggung polos gadis itu. Kulit putih mulus yang sangat bening bak porselen, membuat jakun Qin Yichen baik turun dan seketika itu juga ia kesulitan menelan air liurnya sendiri. Qin Yichen sontak berjongkok dan menyembunyikan dirinya di balik rumput ilalang yang sangat tinggi saat perempuan itu hendak berbalik badan.
Shiiiiitttttt! Dia sangat cantik. Batin Qin Yichen disertai degup jantung yang semakin kencang dan wajahnya tiba-tiba terasa panas.
Kenapa mendadak aku kegerahan begini? Batin Qin Yichen sambil mengipasi wajahnya dengan telapak tangan kiri. Qin Yichen menegang saat dia melihat tetesan air dari rambut basah gadis cantik itu mengalir turun di tengah-tengah gunung kembar. Belahan itu sangat indah dan membuat Qin Yichen sontak menunduk.
Deg, deg, deg, deg.......Jantung Qin Yichen berdegup semakin kencang.
Saat Qin Yichen menunduk, ia melihat tumpukan pakaian di atas sebuah batu besar. Semua pakaian itu membuat Qin Yichen mengernyit dan bergumam lirih, "I.....ini pakaian pemuda yang tadi membunuh Soso dan menghina aku habis-habisan di arena adu jangkrik?"
Qin Yichen kemudian mengangkat pelan wajah tampannya lalu bergumam lirih dengan sorot mata tidak percaya, "Di......dia pemuda itu? Shiiiiitttttt!!!!! Dia menipuku dan menyamar menjadi pemuda. Cih! dasar gadis brengsek!" Qin Yichen berbisik pada dirinya sendiri sambil mengacung-acungkan jari telunjuknya ke depan lalu pemuda tampan itu melesat mundur sambil membuang tumpukan pakaian yang ada di atas batu besar ke sembarang arah.
Qin Yichen berjalan tegak ketika dia sudah berada di jarak yang cukup jauh dari telaga biru. Huang Tongyue, sahabatnya Qin Yichen sedari kecil langsung menyambut Qin Yichen dengan tanya, "Akhirnya kita ketemu, lho, kamu kenapa?"
"Apa? Kenapa?" Qin Yichen refleks menyentuh pipi kanannya.
"Wajah kamu merah banget. Kamu habis disengat lebah, ya? Sini aku olesi salep. Aku selalu bawa aneka salep kalau masuk ke hutan ini.
Qin Yichen menepis kasar telunjuk Huang Tongyue yang penuh dengan salep sambil menggeram kesal lalu melangkah lebar meninggalkan Huang Tongyue. Huang Tongyue sontak berlari menyusul Qin Yichen dan di saat itulah Chumu muncul di hadapannya Qin Yichen.
"Yang Mulia" Chumu membungkukkan badannya lalu berkata, " Yang Mulia, kita harus segera kembali ke istana. Sebentar lagi jamuan makan malam"
"Hmm" Sahut Qin Yichen sambil melangkah lebar mendahului Chumu dan Tongyue. Benak Qin Yichen dipenuhi bayangan rambut hitam panjang yang indah dan tampak basah, lalu belahan dada dan kulit mulus gadis yang tadi dia lihat mandi di pinggiran telaga biru, membuat napas Qin Yichen menderu panas.
Cleguk! Qin Yichen kembali kesulitan menelan air liurnya sendiri dan kembali kegerahan dengan debaran jantung yang semakin kencang.
"Shiiiiitttttt!" Berkali-kali Qin Yichen mengumpat dan meraup kasar wajah tampannya karena bayangan liar itu masih melekat erat di benaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Delita bae
mangat ya😇
2024-11-08
0
Spyro
Seru. Tp msih agak bingung sm nama tokohnya 😅 jrg baca karya timur sih. Lgsung like dan subs 😍😍
2024-08-25
0
Spyro
Almarhum 🤣 yok bkin tahlilan
2024-08-25
0