Bara harus bernasib sial, dia terus diikuti oleh arwah cantik karena hanya Bara yang bisa melihat dan menyentuhnya. Tubuh Gadis itu sedang terbaring koma di rumah sakit.
Bara adalah seorang ahli waris Neo Grup, dia bisa mendapatkan warisan jika dia sudah menikah, sementara dia orangnya tertutup karena itu dia terpaksa menikahi gadis koma itu, Karin Juliana. Gadis cantik dan berasal dari keluarga kaya.
Karin akan memiliki kesempatan untuk bangun jika ada pria yang mencintainya dengan tulus.
Apakah Karin akan mengenalinya jika dia bangun atau dia akan tetap mencintai kekasihnya, Revan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghilang
"Bara, wajahmu terluka." ucap Karin sambil memegang wajah Bara.
"Aku tidak apa-apa," Bara masih kepikiran dengan perkataan Revan yang tadi yang bilang Karin akan menderita jika tau dia telah menikahi Karin.
Bara melepaskan tangan Karin yang memegang wajahnya, "Lebih baik kita masuk ke dalam." ucap Bara dengan raut wajahnya yang muram. Dia segera melangkahkan kaki.
Namun tiba-tiba Karin memeluknya dari belakang, membuat Bara menghentikan langkahnya.
"Seandainya aku diberi kesempatan untuk hidup lagi. Aku akan berusaha untuk mengingatmu jika aku tersadar nanti, walaupun kau tidak tau caranya bagaimana" Jika saja Karin bisa menulis dia akan menulis semua kejadian yang dia lihat termasuk kejahatan Elsa dan penghianatan Revan. Percuma dia meminta Bara untuk menulisnya karena nanti akan mengira Bara hanya mengarang.
Karin mempererat pelukannya, dia merasakan dirinya semakin melemah "Tapi seandainya aku tidak ingat, aku harap kamu tidak menyerah dan terus memperjuangkan aku. Aku sangat berharap hubungan kita tidak sebatas disini saja, saat aku tersadar nanti aku ingin kita bisa dekat seperti ini, terus bersamamu."
Mata Bara berkaca-kaca mendengarnya.
"Aku mencintaimu, Bara. Aku datang kesini karena aku takut aku tidak bisa mengungkapkan isi hatiku padamu lagi. Karena itu aku minta jika nanti aku terus memintamu untuk melepaskanku, aku harap kamu tidak pernah melepaskan aku. Aku yakin hatiku ini tidak akan melupakan perasannya padamu."
Bara melepaskan pelukan Karin, dia membalikan badannya sehingga dia berhadapan dengan Karin. Dia memegang wajah Karin "Seharusnya aku yang mengungkapkannya lebih dulu."
Bara menarik nafas , dia menatap mata Karin dengan tatapan yang sangat dalam "Aku mencintaimu, Karin. Sangat mencintaimu."
Karin menangis mendengarnya walaupun dia tidak bisa mengeluarkan air mata, dia mencium pipi Bara yang terluka sebentar, lalu memandangi wajah Bara dan dengan perlahan mencium bibir Bara dengan sedikit menjinjitkan kakinya.
Bara menekan tengkuk Karin membalas ciuman itu. Mereka saling berciuman begitu lembut, Bara mempererat pelukannya membuat jarak diantara mereka semakin dekat dan terus memperdalam ciumannya, menyesapnya dengan sempurna, saling membelitkan lidah dengan begitu menggebu.
Bara melepaskan ciuman bibirnya, dia mencium kening Karin dengan lembut.
"Bara!" Karin merasakan tubuhnya semakin melemah, namun dia terus menyembunyikannya dari Bara.
"Kenapa?" tanya Bara sambil memegang wajah Karin.
"A-aku rasa sepertinya ini waktunya aku pergi."
Bara membulatkan matanya, "Kamu bicara apa, Karin?"
"Aku tidak tau apa aku pergi untuk hidup atau untuk mati. Tapi aku merasa tenang karena sudah mengungkapkan semuanya isi hatiku padamu. "
"Kau harus hidup, kau harus bangun lagi. Aku yakin kamu bisa melewati semua ini." Bara mengatakannya dengan mata berkaca-kaca.
"Aku harap begitu, aku pasti akan sangat merindukanmu."
Karin merasakan dirinya seperti akan menghilang. "Terimakasih untuk semuanya, aku bahagia bertemu denganmu. Sekali lagi, aku mencintaimu, Bara. " Karin melepaskan tangan Bara yang memegang wajahnya.
Karin berjalan mundur dengan pelan sambil tersenyum.
Bara berjalan untuk mengejar Karin , namun tiba-tiba Karin menghilang dengan perlahan.
"Karin!" Bara tak bisa menggapainya, Karin telah menghilang menyatu dengan udara, Bara tak bisa membendung air matanya, dia tidak bisa memeluknya lagi, air mata itu tiba-tiba berjatuhan begitu saja. Sambil dia duduk bersimpuh di halaman rumah sakit bagian belakang yang sepi itu.
Melihat Karin pergi seperti itu membuat hatinya sakit, masih terbayang jelas setiap kenangan yang dia lalui bersama Karin. Walaupun kenangan itu hanya dia sendiri yang tau.
Karin, berjuanglah sampai kau bisa terbangun lagi, aku akan selalu menemanimu disini.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...