NovelToon NovelToon
Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Akibat kesalahannya di masa lalu, Freya harus mendekam di balik jeruji besi. Bukan hanya terkurung dari dunia luar, Freya pun harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari para sesama tahanan lainnya.

Hingga suatu hari teman sekaligus musuhnya di masa lalu datang menemuinya dan menawarkan kebebasan untuk dirinya dengan satu syarat. Syarat yang sebenarnya cukup sederhana tapi entah bisakah ia melakukannya.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau."

Belum lagi suami teman sekaligus musuhnya itu selalu menatapnya penuh kebencian, berhasilkah ia mengandung anak suami temannya tersebut?


Spin of Ternyata Aku yang Kedua.

(Yang penasaran siapa itu Freya, bisa baca novel Ternyata Aku yang Kedua dulu ya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahim Tebusan

"Kau mau pergi?" tanya Abidzar saat melihat penampilan istrinya yang telah begitu rapi. Padahal jarum jam masih pukul 7 pagi. Sesuatu yang sangat aneh di mata Abidzar sebab setelah mereka menikah hampir 3 tahun lamanya, ia jarang sekali melihat istrinya telah rapi dan wangi di jam seperti itu. Biasanya justru ia baru bangun dan mencuci muka. Itu pun hanya sekedar untuk menemaninya sarapan dan mengantarnya pergi bekerja sampai ke depan pintu saja.

Erin menenggak susu rendah lemaknya kemudian mengelap mulutnya dengan tisu sambil menganggukkan kepalanya.

"Mau kemana?" tanya Abidzar lagi.

"Mau memastikan sesuatu. Doakan ya mas, semoga semuanya sesuai rencana. Kalau begitu, aku pergi dulu ya, mas." Ucap Erin seraya mengecup pipi sang suami. Setelahnya ia pun berlalu dari hadapan Abidzar tanpa membutuhkan jawaban lagi.

Abidzar menghela nafas panjang. Kemudian ia pun melanjutkan sarapannya tanpa mau repot-repot memikirkan apa yang dimaksud Erin tadi. Abidzar memang memberikan Erin kebebasan mau melakukan apapun. Pernikahan bukan berarti mengekang atau membatasi kegiatan, itu prinsipnya. Selagi apa yang istrinya itu lakukan tidak melewati batasan, ia akan memakluminya.

Sementara itu, Erin kini telah melajukan mobilnya dengan kecepatan tidak terlalu tinggi. Jam seperti ini merupakan jam sibuk bagi para pengguna jalanan. Banyak orang yang memulai aktivitasnya sejak pagi hari membuat jalan tidak begitu lengang.

Erin melajukan mobilnya sambil tersenyum girang. Entah mengapa, ia dapat merasakan kalau Freya pasti akan menyetujui penawarannya.. Apalagi yang lebih menyenangkan daripada bisa kembali menghirup udara bebas?

Setibanya di lapas, ia langsung meminta izin untuk menemui Freya. Sebenarnya masih terlalu pagi untuk mengunjungi Freya. Apalagi saat itu belum masuk jam besuk. Tapi siapa yang mampu memungkiri kekuatan uang? Dengan uang, apapun bisa dilakukan.Tak butuh waktu lama, Erin pun sudah dipersilahkan untuk menemui Freya.

Penampilan Freya pagi ini tampak lebih mengenaskan. Matanya bengkak dan cekung, seperti habis menangis dan kurang tidur. Sedangkan yang lainnya masih seperti kemarin, kusam, berantakan, sungguh tidak seperti Freya yang ia kenal.

"Bagaimana? Sudah kau pikirkan penawaran ku?" tanya Erin to the point. Ia tak perlu lagi berbasa-basi. Toh Freya sudah tahu apa tujuannya.

Freya mengangguk mantap, "aku setuju dengan penawarannmu." Jawab Freya penuh keyakinan.

Mungkin inilah yang terbaik untuknya. Pergi sejauh-jauhnya dari sang kakak agar ia bisa hidup lebih tenang tanpa harus terus mengkhawatirkannya. Mungkin di awal-awal kakaknya akan khawatir dan memikirkannya, tapi seiring berjalannya waktu, ia pasti akan melupakannya.

Apalagi setelah anaknya lahir. Ia akan lebih fokus pada keluarga kecilnya. Sudah cukup ia menjadi beban bagi kakaknya. Ia pun ingin melihat kakaknya hidup bahagia dengan keluarga barunya itu.

"Good." Erin berseru girang. "Tapi sebelum itu, aku ingin kau melakukan test kesuburan. Aku akan meminta izin pada petugas dahulu." Ujar Erin yang langsung bangkit dari tempat duduknya dan pergi mengurus perizinan Freya agar diizinkan keluar dengannya.

Lagi-lagi uang menjadi solusinya. Akhirnya Erin pun membawa Freya ke dokter obgyn ternama untuk melakukan serangkaian pemeriksaan.

"Jadi maksud kami datang kemari untuk memeriksakan keadaan teman saya ini dok. Dia mau menikah, jadi sebelum itu ia ingin memastikan keadaan rahimnya, bisa hamil atau ... dokter pasti lebih paham maksudnya." Ujar Erin yang mengutarakan maksudnya pada dokter yang akan memeriksa Freya.

Dokter itu tersenyum. Dalam hati ia justru memuji Erin yang sepertinya begitu peduli dengan temannya. Tanpa ia ketahui, Erin memiliki tujuan tersendiri melakukan itu.

"Anda benar-benar teman yang baik. Baiklah, saya akan segera melakukan pemeriksaan. Mari Bu, ikut dengan saya." Ucap dokter dengan name tag Tiara tersebut.

Setelah melakukan pemeriksaan beberapa saat, mereka pun diminta untuk menunggu. Saat hasil yang diinginkan telah didapat, dokter Tiara pun memanggil keduanya dan menjelaskan hasil pemeriksaan.

"Hasil pemeriksaannya bagus. Tak ada masalah. Kondisi rahim maupun sel telur sangat bagus. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semoga setelah menikah Bu Freya bisa segera hamil." Tutur dokter Tiara lembut.

Terang saja, Erin tersenyum sangat lebar. Dokter Tiara sampai heran, kenapa Erin justru terlihat lebih antusias dibandingkan Freya sebab Freya terlihat biasa saja. Ia hanya menanggapi dengan seulas senyum tipis. Seolah batinnya tengah digelayuti beban yang begitu besar.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter Tiara juga memberikan beberapa obat dan vitamin yang untuk meningkatkan kesuburan. Setelah itu, Erin kembali mengantar Freya ke lapas. Setelahnya, ia akan segera mengurus perizinan untuk menebus Freya agar bisa segera dibebaskan. Ia tak masalah dengan banyaknya uang yang ia gelontorkan demi menebus Freya sebab semua itu setimpal dengan apa yang akan ia dapatkan nanti.

...***...

Kini Freya telah kembali ke bilik tempatnya setahun ini mendekam. Disandarkannya punggungnya pada tembok yang dingin. Tembok derita, memang sebutan yang pas untuk tempat ia bernaung kini sebab selama di sini, ia bukan hanya menebus kesalahannya tapi juga mendapatkan berbagai penyiksaan yang membuatnya tertekan lahir dan batin. Ia merasakan penderitaan luar biasa.

Namun, kini masa-masa ini akan segera berakhir. Entah benar atau salah jalan yang ia pilih. Yang pasti, ia sudah tidak bisa mundur lagi dari keputusannya. Entah setimpal atau tidak, harus menebus kebebasannya dengan mengandung anak dari suami musuhnya.

Rahim tebusan.

Ya, itu istilah yang tepat sebab Erin menebusnya demi rahimnya. Rahimnya yang sehat dan mampu mengandung anak suami Erin. Namun yang kini membuatnya penasaran, apakah suami Erin setuju? Bagaimana bila ia menolaknya mentah-mentah?

Apalah dirinya kini, hanya mantan napi yang penampilannya saja sangat-sangat buruk. Freya pun menyadari, dirinya sudah tak seperti dulu lagi. Tak ada Freya yang cantik dan anggun serta seksi. Yang ada hanyalah Freya yang kurus, kucel, kumal, kusam, dan jelek.

Di sisi lain, entah mengapa Freya masih merasakan aura permusuhan dari Erin. Sebenarnya ada rasa khawatir, bagaimana kalau Erin hanya memanfaatkannya saja. Tapi ia tidak memiliki cara lain untuk pergi dari sini. Hanya dengan pergi dari sini saja yang bisa membuat kehidupan kakaknya akan lebih baik dan tenang.

"Katanya kau akan ditebus ya?" tanya Susi. Freya hanya bisa mengangguk tanpa berkata sepatah katapun. "Wah, kamu enak ya bisa kenal orang kaya jadi bisa nebus kamu di sini."

Masa tahanan kamu kan nggak lama lagi, kamu sabar aja. Nanti, kalau ada waktu aku akan menemui mu."

Susi mengangguk, "semoga kau bisa hidup lebih baik setelah ini." Ujar Susi mendoakan.

"Doa yang sama untukmu. Kalau bisa, semoga kau dapat remisi supaya bisa bebas lebih cepat."

"Aamiin." Ucap Susi seraya tersenyum.

Lalu ia melirik buku tulis yang memang Susi minta dari keluarganya saat membesuk. Ia pun teringat sesuatu. Tak mungkin ia memberitahukan alasan kepergiannya secara langsung dengan sang kakak, jadi ia pun meminta selembar kertas dan tak lupa meminjam penanya.

Freya bermaksud menulis sebuah surat untuk sang kakak yang akan ia titipkan pada petugas. Ia yakin, saat keadaan kakaknya mulai membaik, ia akan segera mencarinya di sini. Jadi ia berniat menuliskan sepucuk surat untuk memberikan kabar agar ia tidak perlu khawatir atas kepergiannya.

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

1
Dewi Soraya
jht bngt y
Dyah Oktina
lagian merlyn pakai posting2 acara pentingmu... kan...kan... 🤭
Dyah Oktina
sesibuk2nya harus jaga makan & istirahat ya thor... 💪🏻👍🏻😍
Dyah Oktina
Luar biasa
Dyah Oktina
semoga terus sehat ya thor....Aamiin
Yelly _16
Luar biasa
Miryam Toressy
Riyan,...jadian aja sama Zoya,... bereskan 😍😍😍😍
Diyah Makhmudiyah
sangat bagus
Ratu Yuliana
Luar biasa
Miryam Toressy
Lumayan
Miryam Toressy
Kecewa
Miryam Toressy
pasti Ana,...😍😍😍
Miryam Toressy
Salah sendiri,... 😍😍😍
#ayu.kurniaa_
.
Ratna Dewi
Alhamdulillah.... bahagia kabeh...
Ratu Fadira
sepertinya ibu abi baik
Ratu Fadira
kasian freya walaupun dulunya dia jahat krn obsesi tp kan sdh tobat dia, semoga dpt kebahagiaan ya fre
syamil mauza
nama calon besan hampir mirip ,, kirain typo
syamil mauza
kasian ya Tirta padahalkan niatnya cuma ngebantu,, jangan judes² neng ana entar ditinggal kejer baru tau ras
Ratna Dewi
Ya ampuuunn..maap Bang Haji...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!