Apa jadinya jika gadis berusia 23 tahun menjadi pengasuh sekaligus ART di rumah seorang duda tampan yang kesepian? Mengurus rumah dan satu bocah yang nakal sungguh membuat kepala Anggita merasa pusing, tapi ternyata menghadapi duda tampan yang manja juga kesepian jauh membuatnya lebih pusing.
Seiring berjalannya waktu, Anggita dan Angkasa saling jatuh hati. Tapi Edo mantan kekasih Anggita muncul dan memaksa minta balikan. Yang lebih mengejutkan, ternyata Edo adalah keponakan dari Angkasa. Tak hanya itu, mantan istri Angkasa juga kembali dari luar negri dan memaksa untuk rujuk dengan alasan anak.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anggita dan Angkasa?
Akankah keduanya sanggup menghadapi badai masalah yang muncul dalam bahtera percintaan mereka?
Follow Ig : Fatmawatisiti1472
Note :
-Alur cepat
-Bukan novel panjang
-Konflik ringan
-slow up
-slow revisi
Selesai baca follow akun Noveltoon author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Rose dan Joe sedang bertengkar hebat, wanita itu masih saja enggan bercerai dengan Joe alasan anak. Varo sangat dekat Joe, anak itu mungkin tidak akan mau berpisah dengan Joe. Dan Rose juga tidak mau kehilangan Varo anak yang telah dilahirkannya secara susah payah.
"Bukankah kamu sangat mencintai pria itu Rose?"
"Iya, aku mencintainya. Tapi aku juga mencintaimu, dan anak kita,"
"Apa kamu mau melepaskan pria itu demi kami?"
"Aku tidak yakin, aku sudah pernah mencobanya tapi sulit,"
"Kalau begitu jangan keras kepala, ayo kita bercerai. Varo akan ikut denganku, kamu masih bisa menemuinya dua kali seminggu,"
"Tapi sayang, aku..."
"Rose, hari ini juga aku jatuhkan talak satu padamu,"
Rose terduduk lesu, dia menangis. Tidak ada lagi yang bisa Rose lakukan sekarang, Joe benar-benar ingin berpisah darinya. Haruskan Rose menerima nasib saja? Tidak, dia harus mencari cara agar Joe mau kembali padanya suatu saat nanti.
Joe keluar dari rumah, dia membawa Alvaro putranya dan seorang pengasuh kepercayaannya. Mereka akan tinggal di apartemen milik Joe yang pernah dia sewakan pada orang lain, saat ini dia ingin menghuni apartemen itu dan menjauh dari Rose selamanya.
Hujan turun rintik-rintik, Rose berjalan kaki pergi ke rumah Angkasa. Dia terlihat seperti orang gila, wajahnya pucat, tatapan matanya kosong. Dalam pikirannya saat ini Angkasa pasti bisa membantunya, karena selama ini Joe selalu menurut apa kata pria itu.
Ting.... Tong...
Bel rumah berbunyi, Anggita membuka pintu. Dia syok saat melihat rose sedang berdiri di depan pintu rumah dengan pakaian basah kuyup.
"Rose, kamu.....?" lirih Anggita. Rose tiba tiba jatuh ke pelukan Anggita dan pingsan.
"Mas, Mas Angkasa...!" teriak Anggita berkali-kali.
***
Seorang dokter baru saja keluar dari kamar tamu. Dia telah selesai memeriksa Rose yang tengah terkulai lemas di atas tempat tidur.
"Bagaimana keadaan adikku dok?"
"Dia baik baik saja, setelah minum obat dan beristirahat beberapa hari saya rasa dia akan segera sembuh," sahut sang dokter.
"Terimakasih atas bantuannya."
Sang dokter pergi, Angkasa menemui Rose yang sedang ditemani oleh Anggita. Wanita itu membisu, dia enggan berbicara meski angkasa tau banyak hal yang ingin Rose ceritakan padanya.
"Rose," Angkasa menyentuh pundak adiknya.
"Jangan ajak dia bicara sekarang Mas, kondisinya belum stabil," ucap Anggita.
"Baik, tolong temani dia," pinta Angkasa. Anggita menjawab dengan anggukan.
Rose mungkin tidak pernah menerima Anggita sebagai Kakak iparnya, tapi Anggita tidak pernah membencinya. Sepanjang hari Anggita merawat Rose, menemaninya dan menjaganya dengan baik. Anggita sama sekali tidak pernah meninggalkan Rose sendiri, walaupun itu hanya satu menit.
Seseorang bisa saja akan mencoba untuk mengakhiri hidupnya saat sedang galau dan kacau, Anggita akan selalu ada untuk Rose, memastikan semuanya akan berjalan baik-baik saja.
"Kenapa kamu masih mau bersikap baik padaku? Bukankah aku sudah jahat padamu?" Rose menatap sendu kearah Anggita.
"Karena kamu saudari iparku, calon Tante dari anakku," sahut Anggita.
"Tante? Apa kamu sedang hamil?"
"Iya,"
"Sudah berapa bulan?"
"Dua bulan,"
"Kakakku pasti senang sekali,"
"Tentu saja, kamu juga harus ikut senang untuknya."
Rose kembali murung, kenapa takdir hanya jahat padanya? Disaat hidup sang Kakak dilingkupi kebahagiaan, hidup Rose malah sengsara. Tidak, bukan takdir yang salah tapi Rose. Joe sudah pernah memberikan dia kesempatan, tapi Rose tidak mau berubah.
Rose menangis, Anggita menyeka air matanya. Dia memeluk Rose dan mengusap pundaknya lembut.
"Kamu harus terima keputusan Joe dengan lapang dada Rose, jangan pernah membenci diri sendiri karena tiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Berbesar hatilah,"
"Tapi aku masih mencintainya,"
"Tapi kamu juga mencintai yang lain, pria mana yang mau cintanya dibagi?"
"Ya, kamu benar. Nggak ada pria yang mau cintanya dibagi, mungkin jodohku dan Joe memang hanya sampai disini,"
"Perbaiki hidupmu setelah ini, jaga dirimu baik-baik. Semoga setelah ini kamu akan bisa menemukan kebahagiaan hidup, dan jangan mengulangi kesalahan yang sama," pesan Anggita.
Rose merasa Anggita jauh lebih dewasa daripada umurnya, pantas saja Angkasa begitu cinta padanya. Kesalahan besar Rose pernah membenci Anggita, kini Rose sedikit menyesal.
mka nya kurleb ya gt sbangsa tumbuh tumbuhan tp bs beranak pinak😁🤣🤣🤣😂😂😂