Else, gadis yatim piatu yang mendapatkan pelecehan dan berusaha membela diri yang membuatnya harus mendekam di penjara.
Namun, Else mendapatkan penawaran jika ingin bebas dari tuntutan dan dihapus semua catatan hukumnya.
Else harus bersedia menjadi istri palsu dari anak tertua keluarga Duke.
Apakah Else akan menerima tawaran itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuntutan dan Janji
Riftan melihat pipinya yang bengkak, dia masih merasa kesal pada Hugo tapi dia juga menyadari kalau semua ini terjadi karena dirinya.
"Apa kau mau aku pukul juga?" tanya Lowell.
"Kau pasti membela kak Hugo," balas Riftan pada adiknya itu.
"Jangan salah paham, aku tidak membela siapapun di sini," ucap Lowell memperjelas.
Dia memberikan kompres dingin untuk pipi kakaknya itu.
"Karena kau sudah menjadi suami Laura jadi bisa mempunyai akses mutasi bank istrimu, lebih cepat lebih baik untuk memeriksanya," ucap Lowell mencoba memberi solusi.
"Kalau Laura bersih bagaimana?" Riftan masih mempercayai istrinya itu.
"Tapi, bagaimana kalau Laura yang berbohong?" Lowell bertanya balik. "Kau harus segera melakukan pembatalan pernikahan karena Laura tidak mengandung anakmu!"
Riftan tidak sanggup mendengar hal itu, dia harus bisa membuktikan bahwa istrinya tidak bersalah.
Jadi, hari itu Riftan ditemani oleh Lowell pergi ke beberapa bank untuk meminta rekening koran Laura.
Laura ternyata mempunyai lebih dari tiga akun bank.
Bank yang biasanya Riftan transfer menjadi sasaran utama di mana semua dana dari rekening itu mengalir.
Laura tampak mentransfer balik ke akun bank lainnya.
Kemudian melakukan transfer ke orang sama secara berulang.
"Aku hanya butuh namanya," ucap Lowell.
"Sepertinya nama adik Laura," balas Riftan. Dia sering mendengar cerita tentang adik Laura yang masih butuh biaya kuliah.
"Sudah aku bilang kalau istriku bersih!"
Lowell mendengus kasar karena melihat Riftan yang sudah seperti budak cinta.
"Kita harus tetap memeriksanya," ucap Lowell memaksa.
Akhirnya mereka pergi ke kampus di mana adik Laura itu kuliah.
Riftan tidak pernah bertemu tapi Laura sesekali memperlihatkan potretnya.
"Apa kau tidak merasa aneh kenapa adik Laura tidak diundang ke acara pesta pernikahanmu?" tanya Lowell penuh selidik.
"Karena dia sibuk ujian dan Laura tidak ingin adiknya terekspos," balas Riftan membela.
"Tetap saja tidak masuk akal dan kau begitu terlihat bodoh, aku sangat membencimu," ungkap Lowell seraya turun dari mobil.
Dia tidak tahan seharian bersama laki-laki yang sudah dibutakan cinta itu.
Lowell akan menemui adik Laura sendirian saja.
Pada saat itu, lelaki yang dianggap adik Laura tengah berkumpul bersama teman-temannya.
Mereka berencana akan pergi ke club malam untuk melepas setres.
"Aku yang akan traktir kalian!" seru lelaki yang bernama Bern.
Sebelum pergi, Bern tampak menghubungi seseorang.
"Jangan lupa transfer seperti biasa, uangku sudah habis!"
"Habis lagi?"
Bern langsung mematikan ponselnya karena tidak mau mendengar omelan dari orang yang dia hubungi.
Kunci dari semunya pasti ada di ponsel itu, Lowell memikirkan cara untuk bisa mengambil benda pipih itu dari tangan Bern.
"Kita harus mengikuti mereka!" seru Lowell yang sudah kembali ke dalam mobil.
"Bukankah kita akan menjadi penguntit?" protes Riftan.
"Bukan hanya penguntit tapi kita akan melakukan praktek pencurian," balas Lowell.
Riftan tak habis pikir dengan ide adiknya itu tapi mereka tetap mengikuti Bern untuk datang ke club malam.
Di sana seperti club malam lainnya, keadaan gelap dan hanya ada penerangan lampu warna warni.
Mata Lowell dan Riftan mencari sosok Bern yang tengah minum-minum di salah satu meja.
"Hei girl, kemarilah!" Lowell memanggil salah satu pelayan wanita.
Pelayan itu melihat lelaki tampan dan dia jadi begitu bersemangat.
"Iya Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.
Lowell mengambil beberapa uang cukup banyak dan memberikannya pada pelayan itu.
"Ambil ponsel dari laki-laki itu!" perintah Lowell seraya menunjuk Bern.
"Aku akan memberimu bonus saat kau berhasil nanti!"
"Baiklah, Tuan," balas pelayan itu setuju.
Lowell menunggu pelayan yang dibayarnya di meja bartender.
"Dua koktail," ucap Lowell memesan.
Riftan mengikuti adiknya itu dan mengambil satu koktail.
"Kalau sampai Laura terbukti berbohong, kau harus berjanji akan meninggalkan wanita itu," Lowell menuntut sang kakak.
"Aku pasti akan membatalkan pernikahan," balas Riftan supaya adiknya itu puas.
kara apakah dia mau menerima ajakan menikah riftan ???
bawa ke tempat rukiah aja itu si Elsa..
😀😀😀❤❤❤❤
lanjut lagi thor
gol A, B, atau O
else mkin g wajar takut krna bayinya udah kena jiwa iblis