Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkena jebakan
Laura segera duduk dan berhadapan dengan Alma, dihadapannya sudah ada aneka makanan. Laura menatap Alma yang terus tersenyum padanya. Sekarang barulah Laura mulai curiga, tapi harus tenang.
"Sudah lama kita tak duduk berdua seperti ini Laura, aku begitu rindu dengan kebersamaan kita " Alma segera membuka pembicaraan.
"Benarkah kamu merindukannya Alma, atau malah kamu sangat membenciku "
"Tidak, kata siapa aku membencimu. Dari dulu aku tak pernah membencimu Laura, kalau iya itu terjadi mana mungkin aku mau berteman denganmu hampir 3 tahun"
Laura tersenyum kecil, mungkin di pikir Alma Laura belum tahu semuanya tentang kebusukan Alma. Laura harus tenang tidak boleh sampai memulai masalah terlebih dahulu.
"Aku juga sudah lama tak main ke rumah mu. Oh ya katanya juga kamu dan keluarga pindah rumah ya"
"Iya, hidup lebih sederhana lebih enak "
"Kapan-kapan boleh kan aku main ke rumah mu. Ayo di makan aku yang buat sendiri lo"
Laura menganggukkan kepalanya mengambil salah satu makanan yang cukup menggiurkan. Saat Laura akan menggigitnya Alma langsung menepis tangan Laura.
"Alma ada apa " tanya Laura yang kaget.
Tapi tiba-tiba ada yang berteriak dan datang menghampiri mereka. Kejadian itu begitu cepat sampai Laura tak bisa melawan. Tangan dan juga kepalanya sudah di pegang agar tak bisa melawan.
Plak, plak "Sialan kamu Alma, kenapa malah kamu hentikan " teriak Denisa tak terima.
Alma memegang pipinya yang panas "Tolong jangan lakukan itu, aku tidak bisa "
Daniel yang masih memegang Laura segera menyuruh pacarnya untuk mengambil salah satu makanan "Ayo masukan kedalam mulutnya " titah Daniel sambil membuka mulut Laura.
Tapi Laura tak diam saja, dia mengigit tangan Daniel yang memegangnya. Tapi cekalannya ternyata tak terlepas Daniel menahan gigitan Laura.
Dan Denisa akhirnya bisa menjejalkan makanan itu ke mulut Laura "Ayo kunyah dan telan " paksa Denisa.
Laura malah menyemburkan kembali makanan itu tepat ke wajah Denisa. Biar tahu rasa dia berurusan dengannya.
"Sialan menjijikan sekali " Denisa menatap Alma yang sudah babak belur di bawah kakinya "Apakah minuman itu juga kamu masukan racun"
Alma hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. Rasanya untuk bicara saja sakit.
Diambilnya minuman itu dan didongakan nya kepala Laura lalu dimasukan minuman itu. Mau tidak mau Laura harus meminumnya. Kepalanya sudah pusing tatapannya berkunang-kunang.
Tubuhnya lemas dan ambruk, Daniel tertawa melepaskan cekalan nya dan memeluk pacarnya dengan erat.
"Berhasil, sekarang mari rayakan sayang "
"Tentu, dan kamu Alma bereskan semua kerusuhan ini. Awas saja sampai kamu tolong Laura maka nyawa mu yang akan melayang"
Alma hanya bisa patuh, saat Alma membereskan semua makanan juga Denisa dan juga Daniel ada disaat mengawasi. Ruangan UKS langsung dikunci oleh mereka. Membiarkan Laura di sana sendirian. Kunci pun dibawa oleh pasangan dua sejoli itu Alma tak bisa menolong Laura bagaimana ini.
...----------------...
"Cepat Anya lelet sekali sih, sudah aku katakan mau bakso yang pedas bukan manis ayo pesan lagi " perintah Naura.
Dengan langkah lemas Anya kembali ke warung bakso membeli yang baru dan Anya yang meraciknya agar pas. Saat sudah selesai kembali membawanya ke teman-temannya.
Baru saja Naura memakannya satu suap tapi kuah bakso itu sudah disiramkan ke wajahnya, panas sekali dan perih. Anya berteriak tapi tak ada yang menolongnya mereka malah tertawa.
"Sakit Naura, kenapa kamu lakukan ini sama aku"
"Makannya yang bener, ga enak racikan mu ga enak"
Anya yang sudah tak kuat berlari kearah kamar mandi dan mencuci wajahnya. Perih sekali saat Anya bercermin wajahnya begitu merah sekali perih, panas.
Air matanya sudah tak bisa dibendung lagi, sakit sekali ternyata begini menjadi Laura sangat menyakitkan sekali.
Tubuhnya merosot dan Anya hanya bisa terduduk dengan lemas meratapi nasibnya yang makin kurang baik.
"Sakit sekali, Mama Anya sudah tidak kuat. Anya benar-benar tidak sanggup lagi "
Saat ada yang masuk Anya segera memberhentikan tangisnya dan juga segera bangkit. Yang masuk teman yang lain.
"Ngapain anak miskin nangis sendirian di pojokan seperti ini " hina salah satu temannya.
Anya yang tak mau menanggapi keluar dari kamar mandi, tapi rambutnya sudah di jambak oleh salah satu temannya itu.
"Kita belum selesai ya main nyelonong saja "
"Aku tak punya urusan dengan kalian dan aku juga tak pernah membuat masalah dengan kalian "
"Benarkan, kamu dulu sering membullyku sekarang giliran kamu "
Tangan Anya dipegang oleh dua orang. Di tarik kedalam satu bilik dan kepala Anya dimasukkan kedalam closet. Mereka tertawa melihat Anya yang sudah basah seperti tikus.
Setelah puas mereka melepaskan Anya dan berlalu begitu saja. Tertawa begitu riang tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.
Anya berteriak sekuat-kuatnya melepaskan semua kesakitan nya. Dipukulnya dada yang begitu sesak dan menyakitkan.
...----------------...
Alma terus menatap Rayan yang sepertinya sedang mencari Laura, ingin memberi tahu tapi ada sepasang sejoli itu disampingnya. Alma selalu diawasi. Alma tak mau sampai nanti tertuduh atas kematian Laura.
"Cari apa sih Rayan, kayaknya binggung banget " tanya Daniel pura-pura tidak tahu.
"Tak ada, kenapa juga kalian disini. Kalian sudah tak sekolah lagi disini lebih baik tak usah berpacaran disekolah "
"Ya terserah dong, kita pernah sekolah disini jadi bebas" bentak Denisa yang tak terima.
"Dasar pasangan gila " gumam Rayan.
"Apa yang kamu bilang Rayan ucapakan sekali lagi"
"Dasar pasangan gila " teriak Rayan sekarang.
"Awas kamu ya " Daniel sudah bangkit ingin menyusul. Denisa segera menahannya dan kembali bersandar di dada pacarnya.
"Boleh aku izin ke kamar mandi " ucap Alma.
"Kalau mau pipis disini saja jangan kemana-mana, yang ada kamu malah akan mengeluarkan Laura" jawab Denis.
"Tapi aku mau buang air besar tolong jangan permalukan aku. Aku sudah membantu kalian "
"Emm, bagaimana ya tetap tak bisa tahan saja " kembali Denisa menjawab dengan tatapan sinis.
Alma memegang perutnya tanpa kesakitan. Daniel yang kasihan akhirnya membolehkan Alma untuk pergi.
Tetapi Alma bukan masuk kekamar mandi tapi mencari Rayan untuk memberitahu semua ini. Alma tak tega kalau sampai Laura tak ada.
Sedangkan Denisa sedang merajuk karena Daniel malah membiarkan Alma pergi. Suara ponsel notifikasi berbunyi bersamaan. Bahkan ponsel Daniel dan Denisa pun.
Daniel yang penasaran segera mengambil ponselnya dan membuka sebuah video yang di kirimkan nya padannya. Daniel yang sedang tenang sekarang tatapannya menjadi marah, menatap pacarnya dengan penuh amarah.
"Apa ini Denisa dasar kamu perempuan murahan " prang, prang prang, Daniel melemparkan apa yang ada di sana. Kemarahannya sudah tak bisa di tahan lagi dan ingin langsung diluapkan saja sekarang juga.
Semoga aja cerita ini g seperti itu yg beda dong thor yg jahat y dihempaskan
Semangat terus dlm berkarya semoga makin maju