perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Para kesatria mencoba menyerang kepala sekolah, yang kini berubah menjadi sosok iblis dengan tubuh menjulang tinggi dan berkilau oleh energi gelap. Namun, setiap serangan mereka tampak sia-sia; ada penghalang kuat yang melingkupi tubuh kepala sekolah, membuat semua serangan langsung terpental.
"Sial! Penghalangnya terlalu keras!" teriak salah satu kesatria elit, matanya membelalak saat menyadari bahaya yang semakin dekat. Para kesatria lainnya merasakan keputusasaan mulai merayap ke dalam hati mereka. Penghalang itu hampir tak tersentuh, dan mereka semua tahu bahwa jika iblis ini benar-benar bangkit sepenuhnya, kekuatan yang dilepaskannya akan jauh di luar kendali mereka.
Beberapa saat kemudian, kepala sekolah yang telah berubah sepenuhnya menjadi iblis membuka matanya. Seketika, aura magisnya memancar lebih intens, mengalir seperti gelombang kegelapan yang menghantam penghalang sihir. Tekanan dari aura ini begitu kuat hingga terasa menyesakkan, bahkan bagi kesatria terlatih. Setiap orang di sekitarnya bisa merasakan dampaknya: udara menjadi berat, jantung mereka berdegup kencang, dan ada ketakutan mendalam yang menghujam hingga ke tulang. Bagi orang biasa, bahkan dari jarak jauh, merasakan aura seperti ini bisa menyebabkan pingsan seketika. Namun, berkat penghalang yang dipasang para kesatria, para warga tetap aman, terhindar dari dampak langsung.
Setelah kepala sekolah berubah menjadi iblis sepenuhnya, ia langsung menyerang para kesatria dengan kekuatan mengerikan. Hantaman keras dari serangannya membuat banyak kesatria terpental dan tak berdaya. Damien dan Violet berusaha membantu kesatria elit yang masih bertahan, mencoba menahan iblis itu dengan segala cara. Lucas juga turut membantu dari kejauhan, melepaskan panah berlapis sihir. Namun, setiap serangan yang diterima iblis seperti tak ada artinya; tubuhnya pulih dengan cepat, membuat para kesatria kewalahan.
Pertarungan sengit itu mulai mengakibatkan banyak korban di pihak kesatria. Beberapa dari mereka sudah tidak sanggup melanjutkan perlawanan. Damien dan Violet tampak kelelahan, napas mereka terengah-engah, tetapi tetap bertahan di depan. Iblis kepala sekolah tiba-tiba mengumpulkan sihir di tangannya, menciptakan bola sihir kegelapan yang mematikan. Dengan cepat, dia meluncurkannya ke arah Damien dan Violet. Keduanya berusaha menghindar, tetapi serangan itu melesat terlalu cepat.
"Boom!"
Ledakan besar terjadi di depan mereka, namun, keajaiban terjadi—sebuah penghalang es menahan serangan tersebut. Damien dan Violet menoleh dan melihat sosok yang familiar.
"Sylvara?" ucap Lucas lega.
Sylvara berdiri di sana, dengan senyuman sinis. "Setelah berbulan-bulan tidak bertemu, kenapa kalian jadi selemah ini, Violet?" ucapnya dengan nada mengejek.
Violet tersenyum lelah. "Senang melihatmu juga, Sylvara."
Sementara itu, Lucas merasa lega karena serangan itu tidak mengenai Damien dan Violet. Namun, tidak lama kemudian, iblis kepala sekolah mulai berevolusi, tubuhnya membesar, kulitnya menebal, berubah menjadi makhluk mirip kadal raksasa dengan sisik hitam berkilau. Aura kekuatannya semakin mengerikan, memenuhi seluruh medan pertempuran.
Melihat ini, Lucas tahu dia tidak bisa membiarkan iblis itu terus berevolusi. Dia menggunakan sihir teleportasi “Blink” untuk mendekat dengan cepat dan menebas lengan iblis itu. Lengan tersebut terpotong, membuat iblis mengeluarkan jeritan kesakitan. Tapi dalam sekejap, lengannya tumbuh kembali, membuat Lucas terkejut akan kemampuan regenerasi yang lebih cepat dari sebelumnya.
"Itu Lucas!" seru Sylvara, melihat dari kejauhan. Dia segera bergabung dalam serangan, menciptakan tombak-tombak es tajam yang menghujani tubuh iblis, memaksanya berteriak kesakitan. Bersama Lucas, mereka memberi tekanan besar pada makhluk itu.
Namun, saat Lucas hendak melancarkan serangan lagi, ekor besar iblis itu menghantamnya dengan keras. Lucas terpental jauh dan jatuh di atas tanah dengan keras, merasakan sakit luar biasa. Ketika dia berusaha bangkit, dia melihat iblis kepala sekolah telah berubah sepenuhnya menjadi sosok iblis yang jauh lebih menyeramkan, dengan sayap hitam besar dan cakar-cakar tajam yang berkilauan di bawah cahaya redup.
Para kesatria yang tersisa bergabung dengan Sylvara, Damien, dan Violet, membentuk barisan terakhir. Mereka tahu, ini adalah momen penentuan, entah mereka akan mengalahkan iblis atau semua akan berakhir di sini.
Lucas, meskipun terluka, bangkit berdiri dengan tekad yang lebih kuat. "Kita tidak bisa mundur sekarang," gumamnya, mempererat genggaman pada pedangnya.
Damien memberi aba-aba, "Semua bersiap! Ini kesempatan terakhir kita!"
Dengan semangat terakhir mereka, para kesatria dan teman-teman Lucas bersiap menghadapi iblis itu, yang kini mengeluarkan raungan dahsyat, seakan menantang seluruh kekuatan mereka.