perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Sedikit Harapan
Setelah perjalanan yang melelahkan, Lucas, Bella, dan Rian akhirnya tiba di kota Thornfall. Tanpa membuang waktu, mereka langsung menuju markas The Velvet Vault untuk melaporkan hasil misi mereka kepada Robin.
Selesai melapor, Lucas menghampiri Robin dengan wajah serius. "Ketua, ada sesuatu yang penting yang harus kuceritakan," katanya, suaranya tegas namun dipenuhi kekhawatiran. Lucas pun mulai menceritakan tentang situasi di Kerajaan Eldoria, termasuk bahaya yang kini mengancam akibat kepala sekolah yang kemungkinan telah berubah menjadi iblis.
Mendengar itu, Robin mengerutkan alisnya. "Jadi, kau ingin kembali ke Eldoria untuk menghadapi semua ini sendirian?" tanyanya, nadanya berisi ketidaksetujuan.
"Ketua, aku tahu ini berbahaya. Tapi aku tidak bisa tinggal diam. Jika iblis itu dibiarkan bebas di kerajaan, tak terbayangkan berapa banyak nyawa yang akan hilang," jawab Lucas dengan penuh keyakinan.
Robin menghela napas panjang, tampak berpikir dalam-dalam. "Lucas, meskipun kau bisa menghindari kesatria kerajaan, menghentikan kepala sekolah yang telah berubah menjadi iblis bukanlah sesuatu yang bisa kau lakukan sendirian. Itu terlalu berbahaya. Lagipula, itu bukan tanggung jawabmu."
Lucas menatap Robin dengan penuh tekad. "Ketua, aku mengerti bahaya yang akan kuhadapi. Tapi jika kepala sekolah benar-benar bangkit sebagai iblis, kita tidak tahu berapa banyak orang yang akan mati. Aku tidak bisa tinggal diam mengetahui ada ancaman sebesar itu."
Robin melihat keteguhan hati Lucas, dan untuk sesaat, keheningan menyelimuti ruangan. Akhirnya, dengan nada pasrah, ia berkata, "Baiklah, Lucas. Jika kau benar-benar ingin pergi, pergilah. Tapi berjanjilah kau akan berhati-hati… dan kembali dengan selamat."
Lucas tersenyum dan membungkuk hormat. "Terima kasih, Ketua. Aku tidak akan mengecewakanmu."
Lucas segera menaiki kuda dan memulai perjalanannya ke Kerajaan Eldoria. Sepanjang jalan, pikirannya sibuk mencari cara untuk mengelabui para kesatria kerajaan agar bisa menyusup ke dalam kota tanpa terdeteksi.
Sesampainya di perbatasan kota Eldoria, Lucas menghadapi tantangan pertamanya. Gerbang kota dijaga ketat oleh para kesatria yang memeriksa setiap orang yang hendak masuk. Lucas mulai merasa kebingungan tentang bagaimana cara masuk tanpa menarik perhatian, ketika tiba-tiba dia mendengar seseorang memanggil namanya.
“Lucas?”
Lucas terkejut dan segera menoleh. Di sana berdiri Lina, temannya dari masa lalu di akademi. "Lina?"
“Darimana saja kamu, Lucas? Sylvara sangat mengkhawatirkanmu,” kata Lina dengan nada cemas.
Lucas tersenyum pahit. “Kamu tahu aku seorang buronan. Aku tidak bisa kembali begitu saja.”
Lina mengangguk paham, lalu menatapnya dengan serius. “Jika kamu membutuhkan bantuan, katakan saja. Aku akan berusaha membantu.”
Lucas ragu sejenak, lalu berkata, “Aku butuh masuk ke kota. Apa kamu bisa membantuku?”
Lina tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Aku bisa menyelundupkanmu masuk, tapi kau harus sangat berhati-hati, Lucas. Jika ketahuan, kau dalam bahaya besar.”
“Aku mengerti,” jawab Lucas mantap. “Tapi ini penting. Ada sesuatu yang harus aku lakukan.”
“Baiklah. Masuk ke dalam kereta kudaku, aku akan menyembunyikanmu di antara barang-barang.”
Lucas pun bersembunyi di kereta Lina, sementara mereka menuju gerbang kota. Dalam perjalanan, Lina bertanya pelan, “Lucas… kenapa kamu membunuh kepala sekolah? Aku tahu kamu tidak akan melakukannya tanpa alasan.”
Lucas menghela napas berat. “Kepala sekolah telah dijadikan inang bagi sel-sel iblis. Aku menghancurkan jantungnya untuk menghentikan transformasi, tapi aku tidak menyadari kalau sel-sel itu telah menyebar ke seluruh tubuhnya. Sekarang… mereka sedang dalam masa inkubasi.”
Lina terdiam, lalu menatapnya penuh simpati. “Pasti berat menanggung semua ini sendiri.”
Lucas tersenyum tipis. “Aku harus melakukan apa yang perlu dilakukan.”
Sesampainya di gerbang, para penjaga mulai memeriksa kereta Lina. Jantung Lucas berdebar kencang saat salah satu penjaga membuka bagian belakang kereta dan mengintip ke dalam. Namun, setelah beberapa saat, dia hanya berkata, “Silakan lanjut.”
Setelah mereka melaju masuk ke dalam kota, Lucas menghela napas lega dan mengintip ke luar. “Akhirnya aku bisa masuk. Terima kasih, Lina.”
Lina tersenyum samar. “Berhati-hatilah, Lucas. Kota ini lebih berbahaya bagimu sekarang.”
Lucas mengangguk penuh rasa terima kasih. “Aku tidak akan lupa bantuanmu. Aku akan menemukan cara menghentikan ancaman ini.”
Setelah berpisah dengan Lina, Lucas segera mulai mengumpulkan informasi tentang keberadaan laboratorium tersembunyi di kota. Berdasarkan keterangan yang ia peroleh, laboratorium tersebut ternyata berada sangat dekat dengan Akademi Eldoria Institute of Magic. Tanpa membuang waktu, Lucas bergegas menuju lokasi itu.
Begitu tiba di dekat laboratorium, Lucas melihat salah satu staf sedang berjalan keluar. Dia segera menggunakan sihir untuk membuat staf tersebut tertidur, lalu menyamar sebagai pegawai laboratorium, lengkap dengan seragam yang diambil dari staf tersebut. Dengan langkah tenang namun penuh kewaspadaan, Lucas memasuki laboratorium.
Di dalam, pandangannya segera tertuju pada sebuah tabung besar yang ditempatkan di tengah ruangan, dikelilingi oleh alat-alat penelitian canggih. Di dalam tabung itu, tubuh kepala sekolah diawetkan dalam cairan khusus. Tubuhnya tampak diam, namun Lucas dapat merasakan aura gelap yang memancar dari sana.
Sambil mengamati tabung tersebut, Lucas berpikir keras. "Berapa lama lagi sampai kepala sekolah benar-benar bangkit? Melihat kondisinya sekarang, mungkin sekitar empat hari…,” gumamnya pelan. Serangan langsung saat ini tidak mungkin berhasil; tabung itu dilindungi oleh lapisan sihir pertahanan yang sangat kuat.
Setelah memastikan bahwa tidak ada lagi yang bisa ia lakukan di sana, Lucas dengan hati-hati keluar dari laboratorium. Ia menyadari bahwa jika ingin menghentikan kepala sekolah sebelum bangkit sepenuhnya sebagai iblis, ia membutuhkan rencana yang matang. Ia juga memerlukan bantuan agar dapat memancing para kesatria kerajaan ke akademi pada saat yang tepat.
Lucas mencari penginapan terdekat untuk beristirahat dan menyusun rencananya. Sepanjang malam, ia memikirkan berbagai cara untuk memastikan bahwa para kesatria dan pelindung kerajaan berkumpul di sekitar akademi ketika kepala sekolah mulai bangkit. Dengan demikian, mereka akan terpaksa menghadapi ancaman bersama, tanpa menyadari siapa yang sebenarnya mengatur semua itu di balik layar.