Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 9
Sasa dengan stelan rapi membawakan makanan untuk Arnold di rumah sakit,dia masuk ke dalam ruangan Arnold dengan hati-hati.
"Kemana dia? Bukankah,lukanya belum cukup pulih dan aku yakin Arnold belum di izinkan untuk pulang."
Pikir Sasa,apalagi melihat ranjang Arnold yang kini kosong dan dia menaruh makanan di atas meja.
"Mungkin,dia sedang jalan-jalan di taman."
Gumam Sasa dan melangkahkan kakinya mendekati jendela,perlahan membuka jendelanya untuk membiarkan udara masuk.
Kriet..
Suara pintu ruangan terdengar,Sasa melihat ke arah pintu dan melihat kedatangan Arnold bersama Leo.
"Sejak kapan kamu ada di sini?"
"Aku baru sampai"ucap Sasa menatap keduanya.
"Aku titip Arnold dulu ya Sa,perutku merasa lapar"ucap Leo terhadap Sasa.
Apalagi,perut Leo memang sudah keroncongan sedari tadi dan cacing di perutnya sudah meminta jatah makanan terhadapnya.
Sasa hanya mengangguk setuju,dia perlahan mendekat ke arah Arnold.Apalagi Leo sudah meninggalkan ruangan,kemudian Sasa langsung membuka makanan yang telah di bawanya dari rumah.
"Makanlah"perintah Sasa menyodorkan makanan terhadap Arnold.
"Aku masih belum lapar,kau bisa menyimpannya di atas meja."
Sasa mendengus kesal,namun tetap saja menuruti permintaan Arnold dan dia duduk di samping Arnold.
"Terimakasih,karena kamu sudah melindungi aku saat itu."
"Tidak apa-apa,lagi pula kejadian itu sangat cepat dan instingku benar-benar cepat untuk melindungi kamu."Balas Arnold santai.
"Apa ada cedera yang parah di tubuh kamu?"
"Apa kau sungguh mengkhawatirkan aku hem?"
"Tidak juga,bagaimanapun kau sudah melindungi aku dan sudah sewajarnya aku bertanya mengenai luka di tubuh kamu itu."
Sasa langsung memalingkan wajahnya dengan cepat,bagaimanapun tatapan Arnold membuat dirinya terasa begitu kikuk dan kini mereka begitu dekat.
"Kau tidak usah mengkhawatirkan aku,aku sungguh baik-baik saja."
"Syukurlah kalau begitu,setidaknya aku lega mendengarnya langsung dari dirimu"ucap Sasa menatap Arnold.
Namun Arnold hanya tersenyum mendengar ucapan Sasa,karena dia juga tidak menduga Sasa akan khawatir terhadap kondisi tubuhnya saat ini.
"Kapan kau bisa pulang? Apa harus nunggu beberapa hari lagi?"
"Kemungkinan sih,sepertinya sore nanti aku sudah bisa pulang.Apalagi,aku benar-benar tidak betah berada di rumah sakit"Ucap Arnold mengeluh di hadapan Sasa.
"Sial,kenapa jantungku berdebar seperti ini.Padahal,kami tidak memiliki hubungan apapun dan bisa-bisanya detak jantungku begitu cepat"
Deg...
Arnold benar-benar tidak salah dengar sama sekali,dia benar-benar bisa mendengar pikiran orang di sekitarnya dan ini bukan halusinasi dirinya.
Apalagi saat dia tadi keluar ruangannya,bahkan orang-orang di sekitarnya memiliki pendapat yang tidak masuk akal mengenai dirinya yang berjalan-jalan ke taman bersama Leo tadi.
Sasa menatap Arnold dengan intens,apalagi ketika Arnold menggenggam tangannya dan seketika dirinya terpaku dengan retina mata Arnold yang menurutnya begitu teduh.
"Shit,dia memang benar-benar tampan saat ini.Aku merasa terpesona dengan ketampanannya,jantungku tidak bisa aku kendalikan sama sekali.Oh tuhan,apa dia benar-benar tidak sadar memiliki wajah setampan ini."
Pikiran Sasa terus berperang,apalagi dengan ketampanan Arnold di depan matanya saat ini dan dia merasa gila menatap manik mata Arnold yang membuat debaran jantungnya semakin cepat.
Arnold perlahan mendekatkan wajahnya terhadap Sasa,apalagi tatapannya menatap bibir Sasa yang menurutnya begitu manis seperti cherry.
Cup...
Sasa mengedipkan kedua matanya secara refleks,debaran jantungnya semakin cepat saat ini dan perlahan Sasa merasakan gerakan di bibirnya.
Lidah Arnold menerobos masuk ke dalam mulut Sasa,dia mencecap setiap inchi mulut Sasa dan ini pengalaman pertamanya dalam berciuman.
Sasa hanya terpaku saat ini,apalagi gerakan Arnold begitu lihai di mulutnya dan perlahan dirinya menikmati permainan Arnold.
Entah setan mana yang merasuki Sasa saat ini,bukannya memberontak dengan tindakan Arnold dan dia malah ikut hanyut dalam permainan yang telah di buat oleh Arnold.
Arnold memegang pinggul Sasa,dia mencium Sasa begitu lembut dan tidak menduga Sasa akan membalas ciumannya saat ini.
Sasa mulai merasakan tangan Arnold yang mengelus punggungnya perlahan,bahkan tanpa sadar dirinya semakin memperdalam ciumannya.
Arnold menggigit bibir Sasa dengan lembut,bahkan mereka tidak ingin kalah sama sekali dan saling membalas satu sama lain.
Leo masuk ke dalam ruangan,dia melotot dengan tindakan keduanya.Bahkan tidak habis pikir,karena mereka bisa-bisanya berciuman saat berada di rumah sakit dan tidak merasa takut sama sekali dengan kedatangan suster atau dokter nantinya.
Uhuk...Uhuk...
"Apa yang kalian lakukan? Apa aku tidak salah lihat?"Tanya Leo,karena melihat keduanya begitu asik berciuman.
Seketika keduanya terperanjat kaget,Sasa menunduk malu saat ini dan merasa sial telah ikut dalam permainan Arnold barusan.
"Kau sungguh pengganggu"ketus Arnold,menatap tajam ke arah Leo.
Hahaha...
Leo tertawa terbahak-bahak,karena baru kali ini melihat Arnold yang merasa terganggu dengan kehadirannya dan bahkan dengan sengaja langsung duduk di antara keduanya.
"Apa kalian pacaran?"
Sasa menatap tajam Leo,karena Leo benar-benar cerewet dan dengan refleks mencubit paha Leo dengan sekuat tenaga.
Aduh..
Leo mengaduh kesakitan,karena merasa pahanya begitu panas mendapatkan cubitan dari Sasa.
"Sakit Sa"protesnya kesal.
"Berisik,mulut kamu asal jeplak aja.Tugas ku sudah selesai dan aku pamit pulang"Kata Sasa yang merasa begitu canggung.
"Pulanglah bersamaku,bukankah arah pulang kita sejalan."Ujar Arnold tiba-tiba.
Leo seketika melotot dan dia menatap Arnold dengan horor,karena tidak biasanya Arnold begitu terang-terangan terhadap wanita.
Karena seingat Leo,Arnold benar-benar dingin terhadap wanita dan bahkan fans-fansnya juga benar-benar gila.
Menganggap sikap Arnold yang dingin sungguh berwibawa,bahkan banyak sekali wanita yang terus mengejar Arnold secara terang-terangan.
"Tidak perlu,kau bisa pulang bersama Leo saja."
Sasa tidak menghiraukan perkataan Arnold sama sekali dan dia memilih untuk pulang,apalagi debaran jantungnya begitu tidak karuan saat ini.
"Kau sih,datang di waktu yang tidak tepat"protes Arnold dengan kesal,karena Leo menganggu mereka berdua.
"Bagaimana rasanya? Apa begitu manis? Apa kalian berpacaran? Cepat katakan,aku sungguh tidak sabar mendengar ceritanya dari mu"Ucap Leo begitu antusias,karena tidak menduga Sasa dan Arnold begitu dekat.
"Berisik,kau urus administrasi ku sana"usirnya.
"Cih,kau benar-benar tidak asik dan tidak ingin berbagi kebahagiaan denganku"ucap Leo mendengus.
Namun tetap saja,Leo yang memang pada dasarnya sudah baik hati dan dia mengikuti perkataan Arnold untuk mengurus kepulangannya terlebih dahulu.