Lisa merupakan seorang gadis cantik yang terpilih meneruskan warisan khodam pendamping milik kakeknya. khodam yang dimaksud adalah sosok Raja Kera yang terkenal sangat kuat dan tangguh, mampu kah Lisa menjaga amanah dari sang kakek.? Apakah kisah selanjutnya yang akan terjadi.??? cuss langsung simak kuy ceritanya daripada penasaran😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Terungkap Rahasia Besar Tentang Kematian Ayahnya Lisa
Sesampainya dirumah.. Lisa nampak termenung disamping jendela kamarnya, entah apa yang sedang mengganjal dalam hatinya.
"Musuh kakek musuh aku juga mau bagaimana pun caranya aku harus bisa melenyapkan Raden Wijaya.. sama kerajaannya pun bila perlu." Lisa menatap ke arah luar jendela.
Nampaknya Lisa bertekad membalaskan dendam kakeknya, dalam apapun rintangan yang menghalang ia tidak akan pernah menyerah demi membalas dendam.
"Kamu tidak lah sendiri tuan.. ada aku dibelakangmu yang juga akan membalaskan dendam kakekmu tuan.."
Tiba tiba saja Raden muncul di samping Lisa. Lisa sedikit tekejut dengan kehadiran Raden yang tiba tiba saja sudah ada disampingnya.
"Kakekmu sudah lama ingin melenyapkan Raden Wijaya hingga kakekmu tiada kakekmu belum bisa membalaskan dendamnya, hanya kita yang bisa melakukannya tuan.."
"Iya Raden kita berjuang bersama tuk melenyapkan Raden Wijaya, sesuai dengan apa yang kakekku inginkan. apakah kamu tau Raden mengapa kakekku sangat dendam sama Raden Wijaya?" tanya Lisa penasaran, ia tidak lah tau perihal itu.
"Tentu tuan.. aku tau semuanya.. apa tuan ingin tau apa yang sebenarnya terjadi."
"Iya Raden katakan sejujurnya apa penyebabnya kakekku sangat dendam terhadap Raden Wijaya."
"Baiklah.. mungkin ini sudah saatnya tuan tau semunya, 5 tahun yang lalu.. disini pernah terjadi penyerangan besar dan pertumpahan darah,, pada suatu malam hari Raden Wijaya beserta semua pasukannya menyerang rumah ini. mau tidak mau aku dan kakekmu meladeni mereka, pada waktu itu ayahmu juga ikut serta melawan Raden Wijaya dan pasukannya, namun naasnya nasip buruk datang menimpa ayahmu, ayahmu tidak bisa melawan pada saat berhadapan dengan Raden Wijaya, ayahmu dibunuh oleh Raden Wijaya tuan.. dan pada sejak itu juga kakekmu yang tidak terima ingin membalaskan dendam atas kematian ayahmu. itu lah mengapa kakekmu sangat dendam dengan Raden Wijaya." Raden menjelaskan dengan diteal penyebab kakeknya Lisa sangat benci dan dendam terhadap Raden Wijaya.
"Apa.!! jadi selama ini penyebab kematian ayahku ulah dari Raden Wijaya." Lisa sangat terkejut mendengar penjelasan Raden yang selama ini ia rahasiakan.
"Iya tuan.. maafkan aku tuan, aku baru bisa mengatakan tentang ini sekarang, sebenarnya kakekmu melarangku untuk mengungkapkan tentang ini padamu."
Lisa sangat syok tak terasa air matanya luruh membasahi pipinya, ia menangis pilu sambil tertunduk lemas, sebuah rahasia besar tentang kematian ayahnya sudah terungkap, ia tidak meyangka bahwa kematian ayahnya karna dibunuh oleh Raden Wijaya.
"Bagaimana mungkin.. seharusnya ayahku masih ada sampai sekarang, tapii.." Lisa berucap seraya terisak tangis ia tidak sanggup meneruskan ucapannya.
Raden nampak hanya terdiam tanpa sepata apapun.
"Ini tidak bisa dibiarkan..!! aku harus membalas semua, antarkan aku ke tempat Raden Wijaya sekarang." Lisa menatap Raden.
"Tenangkan dulu fikiranmu tuan jangan terlalu gegabah, bukan sekarang saatnya tuan."
"Jangan menghalangi aku! Antarkan aku sekarang Raden.. kau tidak akan tau ini masalah nyawa,, nyawa harus dibalas dengan nyawa, gara gara Raden Wijaya ayahku tiada." Lisa mengepalkan tangan, sorotan matanya merah menyala menandakan kemarahannya yang sangat memuncak.
"Tenangkan dirumu tuan.. aku mengerti dengan apa yang kamu rasakan, tetapi jika kita melakukannya sekarang sama saja tuan menggagalkan rencana kita sendiri.."
"Tolong antarkan aku Radenn.!! jangan membantah! ini masalah nyawa.. aku tidak terima aku harus membalas orang yang sudah membunuh ayahku.." Lisa menatap tajam ke arah Raden seketika amarahnya sangat memuncak.
"Bersabarlah tuan.. kehilangan seseorang karna diperlakukan tidak wajar oleh orang lain memang lah sangat menyakitkan, tuan harus mempertimbangkan dengan baik sebelum bertindak, aku sudah menentukan peperangan besok tinggal menunggu hitungan waktu, tahan emosimu tuan.. jangan biarkan menguasai dirimu."
Tak henti hentinya Raden terus mencoba menenangkan Lisa yang terlalu larut dalam emosinya.
Kini keadaan Lisa mulai meredah, sepertinya ia mencerna perkataan yang diucapkan Raden barusan.
"Haaaaaaaaaaa!!! Siall.." Brakk..!!
Lisa menggebrak meja yang ada di belakang nya meluapkan amarahnya, antara kesal sedih menjadi satu karna Raden tidak memperbolehkan nya tuk menyerang langsung kerajaan Raden Wijaya.
"Kamu yang sabar tuan.. aku yakin kamu pasti bisa menerima kenyataan ini, setelah semuanya telah usai tuan harus bisa menerima takdir, jalani kehidupanmu tanpa rasa penyesalan. semua yang terjadi atas kehendak sang ilahi, kehendak manusia tidak dapat mengubah garis tangan tuhan."
Raden coba meyakinkan Lisa agar ia bisa menerima atas kematian sang ayah, tiba tiba sosok Raden pun menghilang dari hadapan Lisa.
Lisa nampak terduduk lemas di samping jendela perasaan kacau balai tak karuan, ia masih teringat tentang kematian ayahnya yang baru terungkap setelah bertahun-tahun tiada seorang pun memberitahukan padanya.
"Ayah.. aku sangat rindu padamu ayah.. andai kejadian itu tidak pernah terjadi, mungkin ayah masih hidup sampai sekarang." Lisa berucap seraya terisak tangis, tangisan yang begitu menyayat hati tidak dapat terbendung lagi.
Lisa merebahkan tubuhnya dan terus menangis, hingga tertidur.
*****
Pagi harinya Lisa kembali masuk kelas seperti biasa, dia duduk di bangkunya sambil termenung sorotan matanya kosong bagaikan tak ada kehidupan apapun disana.
"Hay bestiee selamat pagi." Ucap Dinda dengan cerianya dari kejauhan yang baru datang, dia terlihat berjalan ke arah Lisa.
"Bentar bentar kayak ada yang aneh nih.? seorang Lisa yang biasa sangat ceria sekarang kok malah murung terus, kenapa kamu Lis? lari mikirin utang ya." Dinda duduk di bangku yang ada disamping Lisa yang nampak kosong, dia sedikit merasa heran melihat temannya itu tak seperti biasanya.
Lisa nampak hanya terdiam tanpa berkata apapun, dia terus termenung.
"Lisa.. lu kenapa dah aneh banget hari ini.? kamu lagi ada masalah ya? cerita dong sama gua jangan sungkan kita kan bestie, masalmu masalahku juga." Dinda sendiri menyentuh pundak Lisa dengan pelan.
"Aku baik baik aja kok Din.. hanya saja aku gak habis pikir tentang penyebab kematian ayahku yang selama ini sengaja di sembunyikan dariku." Lisa berucap dengan nada lemas.
"Hah.? maksudnya apa Lis.. emang kematian ayahmu penyebabnya apa.? ceritain dong." Dinda seakan merasa penasaran ingin tau perihal kematian ayahnya Lisa.
"Ayahku sengaja dibunuh oleh Raden Wijaya..andai saya ayahku tidak dibunuh oleh Raden Wijaya mungkin ayahku masih ada sampai sekarang."
"Astaghfirullahalazim.. kok tega banget orang itu ya membunuh orang lain tanpa sebab." seketika itu Dinda langsung terkejut kala mendengar penjelasan Lisa.
"Terus Raden Wijaya itu siapa Lis.. kok namanya seperti orang dari kerajaan gitu ya." tanya Dinda heran sekaligus dibuat kebingungan.
"Dia memang orang dari kerajaan dan menjadi pemimpin di kerajaan nya sendiri. Raden Wijaya merupakan musuh bebuyutan dari kakekku."
"Ouh.. pantesan, kok bisa ya emang masalahnya apa hingga Raden Wijaya itu membunuh ayahmu." Dinda menatap Lisa dengan seriusnya.