Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Kebenaran Michelle
Setelah Syakila sembuh dan boleh kembali ke rumah.
Di ruang tamu yang dulu menjadi tempat penuh kenangan keluarga, kini suasana berubah tegang. Syakila duduk dengan wajah yang tampak lelah dan rapuh, sementara di sampingnya, Mikel tampak penuh dengan pertanyaan dan kekhawatiran. Di depan mereka berdiri Marsel, yang mencoba untuk menutupi kegelisahannya, tapi matanya tak bisa menyembunyikan rasa bersalah yang mendalam.
"Aku ingin tahu semuanya, sekarang!" pinta Syakila dengan suara pelan namun tegas. Ia menatap Marsel, kemudian beralih kepada Mikel.
"Dan Mikel juga harus tahu. Kita tidak bisa lagi menyembunyikan kebohongan ini." lanjut Syakila.
Marsel menundukkan kepala. Ia tahu waktunya telah tiba. Tak ada lagi jalan keluar dari kebenaran yang selama ini ia sembunyikan, dan ia bisa merasakan amarah yang memuncak dari Mikel, yang duduk di samping mamanya dengan tatapan penuh kekecewaan.
“Mama, apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang Papa sembunyikan dariku selama ini?” tanya Mikel, suaranya bergetar dengan emosi yang tertahan. Ia tidak bisa lagi menunggu lebih lama.
Syakila menatap Marsel tajam, memberi isyarat untuk berbicara. Marsel menarik napas panjang sebelum akhirnya mengungkapkan semuanya.
“Michelle... Michelle bukan anakmu, Mikel,” ucap Marsel mengakui dengan suara parau. “Michelle... adalah anakku.” lanjut Marsel.
Suasana di ruangan seketika menjadi dingin. Wajah Mikel memucat, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Syakila menunduk, menahan air matanya yang sudah hampir jatuh.
Apa!!! Bukan anakku!!! Michelle!!! Tidak! Tidak mungkin!! batin Mikel.
“Apa yang kamu katakan, Pa?” Mikel bertanya dengan suara yang hampir tidak bisa dia kendalikan. Tangannya mengepal erat di sisinya. “Michelle... anakmu?” tanya Mikel memastikan lagi.
"Ya," jawab Marsel mengangguk, wajahnya dipenuhi rasa malu dan penyesalan.
“Aku berselingkuh dengan Nikita." ucap Marsel.
"Tidak! Kenapa bisa Papa? Apa maksudnya ini?" marah Mikel dengan mengepalkan tangannya.
"Itu terjadi beberapa tahun lalu. Saat pernikahanmu dengan Ola yang sudah lama menikah tapi tidak kunjung di beri anak. Dan saat itulah aku meminta Nikita untuk menjadi istri keduamu. Dan aku bisa sekaligus bersama dengannya. Aku merasa terbuai dengan permaiananku sendiri dan kehilangan arah. Dan dari hubungan itu, Michelle lahir di saat dia bersamamu.” ucap Marsel.
Mikel membeku di tempatnya, tak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Seakan semua udara di ruangan itu telah tersedot keluar, menyisakan kekosongan yang mengerikan. Di benaknya, Mikel mengulang ulang kata kata Marsel, mencoba memahaminya, tapi tidak bisa.
“Kamu... kamu menjadikanku alat untuk menutupi kebusukanmu, Pa?” marah Mikel akhirnya, suaranya bergetar oleh kemarahan. “Kami paksa aku menikahi Nikita, kamu hancurkan hidupku, semua... semua hanya untuk menutupi hubungan gelapmu dengan wanita itu? Michelle... dia bukan anakku? Jadi ini alasan sebenarnya?” lanjut Mikel yang sangat geram. Sudah tidak bisa di bendungnya lagi amarahnya.
Sial! Aku harusnya sadar saat itu juga! Nikita yang tidak pernah mau jika aku tidak memakai pengaman. Hanya beberapa kali saja tidak memakainya.
Ternyata aku sudah di bohongi dari awal. Batin Mikel yang ingat dulu.
“Aku... aku pikir dengan cara itu, aku bisa menyelamatkan keluarga kita. Aku tidak pernah bermaksud menyakitimu, Mikel, tapi—" ucap Marsel tidak bisa menatap putranya.
“Tapi kamu sudah menyakitiku!” bentak Mikel, melompat berdiri. “Aku kehilangan Ola karena kebohonganmu! Kamu menjadikan hidupku permainan, Pa!” teriaknya lagi.
Syakila yang sejak tadi diam, akhirnya membuka mulut, suaranya lembut namun penuh ketegasan.
“Marsel, bagaimana bisa kamu lakukan ini pada keluarga kita? Bagaimana bisa kamu hancurkan kepercayaan yang selama ini kita bangun bersama? Michelle... anakmu, bukan cucumu. Apa yang kamu pikirkan?” tanya Syakila menyayat yang sudah banyak aur matanya yang keluar.
Marsel hanya bisa menunduk. Tidak ada lagi pembelaan yang bisa ia berikan. Segala upaya untuk melindungi kebohongannya telah runtuh di depan matanya.
Mikel, yang masih berdiri di tempatnya, merasa seluruh dunianya berputar. Ia menatap mamanya, kemudian beralih kepada Papanya dengan penuh kebencian. Selama ini ia berpikir Michelle adalah darah dagingnya, anak yang lahir dari pernikahannya yang kacau. Ternyata, anak itu adalah hasil dari hubungan terlarang papanya sendiri.
“Pa...,” ucap Mikel menggeram, amarahnya memuncak.
“Aku tidak akan pernah memaafkanmu. Kamu hancurkan hidupku, dan kamu hancurkan keluargaku.” marahnya Mikel.
Bugh!
Bugh!
Tanpa berpikir panjang, Mikel melayangkan pukulan keras ke wajah Marsel. Suara dentuman itu menggema di seluruh ruangan, membuat Syakila tersentak. Marsel jatuh tersungkur ke lantai, darah menetes dari sudut bibirnya, namun ia tidak melawan. Ia tahu bahwa dirinya pantas menerima hukuman dari putranya.
“Kamu pantas mendapatkan ini,” ucap Mikel, suaranya penuh kebencian.
“Kamu pantas dihancurkan, sama seperti kau menghancurkan hidupku.”lanjutnya yang mulai lelah menghajat papanya sendiri.
Syakila berusaha menenangkan Mikel, meskipun hatinya sendiri terluka.
“Mikel, hentikan... tolong hentikan!” teriak Syakila yang melihat Marsel sudah tidak berdaya. Namun Mikel masih kembali menghajarnya.
Mikel menarik napas panjang, berusaha menahan emosinya yang berkecamuk. Ia menatap Marsel dengan tatapan penuh kebencian.
“Aku akan keluar dari hidupmu, Pa. Kamu tidak layak mendapatkan rasa hormatku lagi.” ucapnya penuh dengan kebencian.
Marsel yang masih terbaring di lantai, tidak mengatakan apa apa. Ia hanya bisa menerima semua konsekuensi dari perbuatannya.
Syakila kemudian berbicara lagi, suaranya terdengar berat namun tegas.
“Marsel, aku tidak akan pernah bisa memaafkanmu atas semua ini. Kamu tidak hanya menghancurkan hidup Mikel, tapi juga hidupku. Semua ini... semua kebohonganmu, sudah cukup. Aku tidak ingin lagi ada hubungan antara kita.” sudah di putuskan Syakila yang berfikir jauh hari sebelumnya.
Marsel terdiam, tak mampu berkata apa apa. Ia tahu, semua yang ia lakukan telah menghancurkan keluarganya hingga tak bisa diperbaiki lagi.
“Anakku, aku harap kamu bisa memulai hidup baru. Temukan kembali kebahagiaan yang hilang, tanpa terikat oleh masa lalu ini.” ucap Syakila menoleh kepada Mikel.
Mikel menunduk, air matanya mengalir deras. Dalam hatinya, ia menyesal atas semua keputusan yang telah diambilnya, terutama terhadap Ola. Wanita yang ia hancurkan demi sebuah kebohongan yang kini terbongkar. Hatinya terasa remuk.
“Satu hal yang aku sesali dalam hidupku, Ma,” ucap Mikel pelan, “adalah aku kehilangan Ola. Aku menyakiti wanita yang benar benar mencintaiku, demi kebohongan yang bahkan bukan milikku.” sesalnya tergambar jelas dalam wajahnya.
“Mungkin ini saatnya untuk memperbaiki semuanya, Mikel. Jangan biarkan dirimu tenggelam dalam penyesalan.” ucap Syakila mengangguk, memahami perasaan putranya.
Mikel tidak menjawab. Ia tahu, mungkin tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki segalanya dengan Ola. Semua yang ia miliki sekarang hanyalah kepingan hati yang hancur akibat kebohongan papanya.
Marsel, di sudut ruangan, hanya bisa menyesali semua yang telah ia lakukan. Tidak ada lagi yang bisa ia perbaiki. Rahasia yang ia sembunyikan selama ini telah menghancurkan segalanya.
Kini, semua tinggal serpihan serpihan luka yang tak bisa diperbaiki.
...****************...
Hi jangan lupakan tinggalkan jejak kalian disini ya.
Keren banget 🔥😍