Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tega
"Lepaskan aku,Shanum. Tolong jaga sikapmu terlebih ini di tempat umum." Tegas Satya
Satya melepas paksa pelukan Shanum darinya, tidak ada lagi sorot dan tatapan mata teduh yang dulu selalu dia lemparkan kepada wanita itu. Yang ada kini hanyalah tatapan jijik dan merendahkan
"Sat, percaya padaku. Aku-" perkataan Shanum terpotong karena Satya sudah lebih dulu mengangkat tangan ke atas
"Cukup. Jangan katakan apapun lagi! Sampai kamu bisa membuktikan kalau itu memang milikku, maka sampai saat itu jangan pernah muncul di depanku! Apalagi mengakui kalau dia anakku!" Tunjuk Satya pada perut buncit Shanum
Tanpa sepatah katapun lagi Satya berbalik dan pergi meninggalkan Shanum. Tak peduli meski wanita itu terus berteriak bahkan berusaha menahannya
"Tega sekali kamu padaku,Sat..." lirih Shanum
Wanita itu mengusap kasar air matanya, mengulum senyuman dingin yang terlihat sangat jahat. "Kamu akan kembali dalam pelukanku,Satya."
"Kenapa? Karena Hanita sudah tahu tentang kita, dia tidak akan memaafkanmu" ujar Shanum
Sedangkan Hanita sendiri, wanita itu mengemudikan mobilnya seperti orang linglung dan hilang akal. Hanita tidak peduli lagi pada keselamatannya ataupun pengendara lain. Yang dia inginkan hanya agar mobil yang dia kemudikan segera tiba dirumah sakit sekarang juga
"Nyonya, maafkan saya. Tuan Kecil Kenzie jatuh ke kolam renang. Saya sudah membawa Tuan Kecil ke rumah sakit bersama supir..."
Perkataan dari Suster Elia beberapa menit lalu terus saja berputar dikepala dan telinga Hanita. Menyebabkan dadanya yang sudah sesak terasa makin sesak. Dunianya yang sudah goyah, kini perlahan benar-benar siap untuk runtuh
Hanita tidak mampu mengatakan apapun, selain air mata yang terus mengalir deras membasahi wajah ayunya.
"Kenzie, anakku...." Hanita melirih
Tidak berselang lama, mobil yang dikemudikan oleh Hanita tiba dirumah sakit. Dia hampir saja menubruk ambulance yang akan keluar, karena mengemudi tanpa memperhatikan sekelilingnya
Hanita buru-buru berlari masuk, menyusuri lorong rumah sakit untuk menemukan tempat sang putra ditangani sekarang
"Nyonya..." sapa Suster Elia
PLAK! Pukulan dan tamparan adalah jawaban dari sapaan yang Suster Elia beri pada Hanita. Wanita itu bahkan memukul wajah Suster Elia sampai 3 kali
"Brengsek kau! Apa yang kau lakukan sampai putraku bisa celaka?! Apa yang kau perbuat?! Kau ku bayar untuk mengurus anakku! Bukan untuk membunuhnya!" Teriak Hanita
Suster Elia yang sudah dirundung rasa bersalah kini makin merasa ketakutan. Hanita terlihat tidak main-main dalam amarahnya. Suster Elia hanya bisa menangis dan terisak pilu
"Maafkan saya,Nyonya..." sahutnya
"Maaf kau bilang?! Maafmu tidak akan merubah keadaan apapun!" Geram Hanita
"S-aya tidak tahu kalau anda pergi,Nyonya. Saya melanjutkan tugas dari anda, membuatkan makanan untuk Tuan Kecil. Dan saat saya kembali, Tuan Kecil sudah tercebur ke dalam kolam renang..." ungkap Suster Elia
Mendengar jawaban itu membuat Hanita langsung mengendurkan cengkramannya dari dagu Suster Elia. Wanita itu ingat kalau dia pergi tanpa mengatakan apapun pada Suster Elia, meninggalkan kedua anaknya begitu saja
Tangan kiri Hanita terangkat naik, menjambak rambutnya sendiri. Hanita sadar kalau dia yang bersalah, lalai terhadap kedua anaknya
"Kenzie, maafkan Mama..." lirihnya
Kedua kaki Hanita kehilangan daya atas tubuhnya sendiri, dia hampir saja jatuh seandainya tidak di tahan oleh Suster Elia.
"Nyonya..."
Disaat yang bersamaan, pintu ruangan UGD itu terbuka lebar. Dokter lelaki yang menangani Kenzie keluar dari dalam sana dan segera mendekati Hanita
Hanita berusaha berdiri tegap, "Dokter Dion, katakan padaku. Bagaimana keadaan anakku? Anakku baik-baik saja kan?" Tanya Hanita penuh harap
Dokter Dion menghela nafas berat, lelaki yang beberapa tahun lebih tua dari Hanita itu melepaskan kacamatanya. Menatap wajah Hanita sebelum menundukkan kepalanya dengan dalam
"Maafkan saya,Hanita. Tapi..."
Hanita meremas pergelangan tangan Dokter Dion, "Tapi apa?! Katakan kalau anakku baik-baik saja!"
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅