" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih hari H
" Baik lah. Mari kita mulai" Kata Abah Zahra dan langsung menjabat tangan calon menantunya.
Akhirnya Akad Nikah pun di mulai. semuanya berjalan dengan sangat lancar. selesai ijab kabul. Suliman Dan Zahra bertukar cincin setelah itu Zahra mencium punggung tangan suaminya. Sulaiman juga mencium dahi Zahra dengan Lembut.
Setelah semuanya selesai. mereka berdua berdiri menyambut para tetamu.
" Selamat bro.. akhirnya kau menyelesai kan juga masa lajang mu" Kata Andra pada Ustadz Sulaiman.
" Terima Kasih. mana Istri mu" Tanya Sulaiman karena dia tidak melihat Kirana Bersamanya.
" Dia tidak dapat hadir. katanya dia sangat pusing " Sulaiman mengangguk menjawab Andra.
Tidak lama Zahra pamit ke kamar nya karena dia sudah sangat pegal berdiri. tiba di kamar Zahra membuka Gaun pengantinnya dan menyisakan tantop juga Seluar ketat yang minim melekat di tubuh bohainya. Zahra langsung naik ke kasur dan tidur. diam merasa benar benar sangat lelah. hanya sekejap saja Zahra sudah terlelap.
Zahra juga Hanya menghambur hambur baju nikah nya di kamar. juga beberapa barang lainnya berantakan di meja rias.
Setelah dua jam berlalu Zahra masih setia dengan tidurnya. " Nak Sulaiman. mana istri mu. "Tanya buk Sari.
" Tadi dia izin ke kamar Bu." Jawab Sulaiman.
"Ya sudah. acaranya juga udah selesai. naik lah ke kamar istri mu" Kata Buk Sari yang tidak enak pada menantu nya karena Zahra malah meninggalkan suaminya dan tidur di kamar.
"Baik bu" Jawab Sulaiman tersenyum kemudian melangkah naik ke lantai atas. tiba di pintu hadapan kamar Zahra, dia ragu ingin membuka pintu kamar tersebut karena tidak di persilahkan masuk oleh tuan punya kamar. walaupun Zahra sudah sah menjadi istrinya. tetap saja dia merasa ragu.
Perlahan Ustadz Sulaiman mengangkat tangannya untuk memutar Knok Pintu.
Cklekkk
Ustadz Sulaiman membuka pintu kamar Zahra yang sudah menjadi istri sahnya beberapa jam yang lalu. dia melangkahkan kakinya dengan perlahan masuk ke dalam.
Tiba di dalam kamar Zahra. Ustadz Sulaiman menggeleng melihat kamar Zahra Yang beserakan ke mana mana. Zahra juga tidur sangat pulas di kasurnya dengan tubuh yang terpampang bebas. Zahra bahkan tidak memikir kan Sulaiman Yang akan masuk Nanti ke dalam kamarnya.
Lagi dan Lagi ustadz Sulaiman menarik Nafas dalam melihat kelakuan Zahra Yang sama sekali belum bisa menjadi istri.
Sulaiman melangkah mendekati Zahra mengangkat kepalanya dan memakaikannya Bantal, karena Zahra tidak menggunakan Bantal, Juga tidak lupa menutup Tubuhnya dengan Selimut, merapi kan Rambut pirangnya agar kulit Kepala Zahra tidak sakit karena menindih rambutnya sendiri.
Bagaimana bisa ada wanita yang seperti ini... jorok sekali... Batin Sulaiman mengedarkan pandangannya di kamar Zahra.
Sulaiman melangkah mencari bakul. setelah menemuinya. dia langsung mengisi semua barang barang Zahra yang beserakan di lantai, juga tidak lupa merapikan barang barang Zahra yang berada di meja Riasnya. karena semua nya berantakan.
Bagaimana Aku bisa terjebak menikahi wanita sepertinya. Batin Ustadz Sulaiman.
Sudah Lah Zaka. jangan terus mengeluh. itu sangat tidak baik. Allah Tidak menyukai Manusia yang suka Mengeluh. mungkin ini bentuk ujiannya pada Ku. Tambah ustadz Sulaiman dalam Hati.
Dia juga Merasa Sangat lelah. Setelah merapi kan kamar Zahra. Ustadz Sulaiman Menuju Kamar mandi membersihkan tubuhnya. setelah itu dia mengganti pakaiannya yang sudah berada di kamar Zahra.
Melangkah dengan ragu ke ranjang Zahra. di kamar Zahra tidak memiliki Sofa. hanya ada meja belajar juga meja Rias Zahra. Zahra memang tidak suka jika kamarnya terlalu banyak isi di dalamnya.
Sulaiman merebahkan Tubuh nya di kasur Zahra. dia juga merasa ragu untuk berbaring di sana. tapi dia memang sangat lelah. beberapa saat Ustadz Sulaiman juga sudah masuk ke dunia mimpi nya.