Kisah ini di mulai ketika Hana harus menelan pil pahit dalam hidupnya, Suami yang sangat ia sayangi dan cintai, kini telah pergi untuk selama-lamanya, dan meninggalkan seorang putra yang masih duduk di kelas tiga sekolah dasar, Aldebaran begitu sangat terpukul kehilangan sosok ayah yang menjadi panutannya. Al pun sudah berjanji kepada mendiang ayahnya akan selalu melindungi dan menjaga ibunya.
Karena keserakahan Ibu mertua dan adik iparnya, Hana di usir dari rumah mendiang suaminya, kini Hana harus berjuang sendiri untuk membesarkan putranya.
Melangkahkan kaki di ibu kota untuk mencari rezeki, justru malah merubah semua kehidupannya, terutama ketika dirinya bertemu dengan gadis tunanetra yang memiliki nama Lily, Lily sangat menyukai sosok Hana, ia pun berencana untuk menjodohkan papahnya yang merupakan seorang CEO muda yang sukses, dengan sosok wanita cantik yakni Hana Aziza.
akankan misinya berhasil? Lily pun tidak bekerja seorang diri, ternyata Al juga ikut andil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tewasnya tersangka di tangan si penjagal
Setelah tempat tersebut di kepung dan di kuasai oleh polisi, kini saatnya mereka masuk secara paksa ke dalam sebuah rumah yang ukurannya lumayan besar, dimana kombespol Angga, Samudera dan Frans sudah masuk terlebih dahulu,sedangkan preman yang berada di sekitar,kini sudah di amankan oleh pasukan polisi lainnya.
"bang Jek gawat! tempat kita telah di kepung!" ucap Jana yang merupakan anak buah bang Jek.
"apa, kenapa bisa polisi datang kesini?"
mendengar ada polisi datang, Nabila menjadi panik dan takut.
"bang gimana ini? Katanya kecoak saja gak akan bisa nemuin saya, bang Jek bohong nih, bego banget sih bisa percaya sama orang sepertimu!" protes Nabila begitu kesalnya.
"eh diem lo, jangan kebanyakan b*cot, mulut elo lama-lama gue robek juga!!" ancam Jek mulai tersulut emosi
Seketika Nabila langsung terdiam, tetapi ia terus mondar mandir kesana kesini karena merasa cemas dan takut.
"lagian elo tenang saja, saya di sini gak pake tangan kosong kok, Jan, elu ambil senjata kita di gudang, kerahkan pasukan kita yang masih belum tertangkap oleh polisi cecunguk itu, Berani juga mereka datang ke sini, Bang Jek gak akan bisa kalian tangkap!" ujar Jek begitu percaya dirinya.
"bang,tolong lah lindungi saya, nanti saya bayar dua kali lipet deh kalau saya berhasil lolos!" pinta Nabila yang terus-terusan memohon.
Lalu bang Jek melangkahkan kedua kakinya sembari menarik lengan Nabila secara kasar.
"lho..lho, abang mau bawa saya kemana?" tanya Nabila kebingungan.
"udah, elo ikutin gue saja, elo mau aman kan?"ucap bang Jek
Nabila hanya menjawabnya dengan mengangguk.
Akhirnya bang Jek jek dan Nabila pergi melalui sebuah lorong yang berada di bawah tanah, di dalam lorong tersebut begitu sempit dan mengeluarkan aroma bau busuk yang menyengat.
"bang, ini bau apaan sih? Kok amis begini?" tanya Nabila sangat penasaran
Lalu,bang Jek malah menyoroti dinding lorong tersebut dengan menggunakan senternya, betapa terkejutnya Nabila.
Ternyata di dinding lorong tersebut terdapat beberapa bangkai manusia yang sudah membusuk, bahkan ada juga yang sudah menjadi tulang belulang, Nabila pun menangis histeris dan langsung menghentikan langkahnya karena kakinya tiba-tiba saja terasa lemas.
"hey, ayo cepet jalan, elo mau di tangkap sama mereka hah?" tanya bang Jek dengan tatapan yang sinis.
Nabila pun akhirnya menaruh rasa curiga kepada bang Jek
"Bang, sebenarnya abang ini siapa? waktu itu saya mengucapkan terima kasih karena abang sudah mau membantuku untuk bersembunyi dari kejaran polisi, aku fikir abang ini hanya preman biasa!" ujar nabila
Bang Jek malah tertawa terbahak-bahak.
"berhubung elo udah tahu semuanya,lebih baik kau ku jadikan korban selanjutnya!" jawab bang Jek yang kemudian langsung menyeret kasar tangan Nabila.
"aarrkkkhhh,lepasin aku bang, jangan bunuh aku, Ku mohon!" pinta Nabila yang terus-terusan menangis.
"tubuhmu akan ku cincang, dan organ dalammu bisa ku jual ke pasar gelap,aku bisa kaya karena mu!" jawab bang Jek
Deg
Betapa kagetnya Nabila saat bang Jek berkata seperti itu.
"siapapun cepat tolong aku," Nabila terus saja menangis histeris, namun bang Jek terus berusaha menyeret Nabila ke tempat penjagalan, alias untuk mengeksekusi tubuh nabila.
......................
Samudera dan frans melakukan aksinya begitu heroik, beberapa preman telah tumbang di tangan mereka, keduanya benar-benar sudah terlatih dari segi bela diri, Kombespol Angga pun bangga terhadap mereka berdua, dan para preman yang menggunakan senjata tajam maupun api berhasil di lumpuhkan,sayangnya mereka tidak menemukan ketua preman dan juga tersangka Nabila.
"Aarrkkhhh sial, Kemana larinya mereka? Pandai sekali melarikan diri, padahal tempat ini benar-benar sudah di kepung tanpa adanya celah!"keluh kombespol Angga.
Samudera dan Frans juga mencari keberadaan tersangka di setiap penjuru, namun hasilnya adalah nihil.
"pasti ada suatu tempat tersembunyi di rumah ini, aku yakin mereka masih ada di sekitar sini!" kata kombespol Angga begitu yakinnya,ia pun segera mencari lokasi paling dasar rumah ini dan terus melihat sekitar area tersebut dengan teliti,lalu kombespol angga malah loncat-loncat di tempat tersebut, hingga akhirnya kecurigaan dia pun telah terbukti.
Samudera,frans dan polisi yang lainnya tampak kebingungan dengan aksi yang di lakukan oleh kombespol Angga.
"aha, sudah kuduga, cepat kalian cari sesuatu yang bisa membuka ruang rahasia di bawah lantai ini?"perintah kombespol Angga.
Mereka pun langsung mencari pintu masuk ruang bawah tanah,dan akhirnya AKBP Tommy menemukan sebuah pintu kecil di bawah lemari pendingin, benda tersebut pun langsung di geser,dan terdapat sebuah pintu yang ukurannya cukup untuk satu orang saja.
"ketemu juga akhirnya!" ujar AKBP Tommy.
Dengan segera mereka masuk kedalam ruang bawah tanah,ternyata terdapat lorong yang cukup sempit dan bau yang sangat menyengat.
Samudera,dan frans mencoba untuk ikut masuk namun di cegah oleh kombespol angga.
"maaf pak,anda berdua tidak saya ijinkan untuk masuk,tunggulah di sini!" perintah kombespol Angga
Akhirnya Samudera mengikuti perintah dari kombespol angga,ia di temani oleh frans dan juga Bripda Catur serta Bripda Haris.
'Padahal aku begitu penasaran, apakah wanita itu benar berada di tempat itu?' batin Samudera tidak yakin
Tidak lama terdengar suara tembakkan beberapa kali dari arah bawah tanah, mereka pun sempat panik.
"apa yang sebenarnya telah terjadi?" tanya Samudera kepada salah satu anggota polisi dengan wajah pucat nya
"tenang saja pak, sepertinya pelaku sudah berhasil di lumpuhkan, namun antara kondisi mereka masih hidup atau tidak, saya tidak begitu tahu!" jawab bripda Catur.
Kemudian mereka kembali menunggu, dan tidak lama sekitar sepuluh menit,kombespol Angga, AKBP Tommy dan juga dua rekan polisi keluar dari ruang bawah tanah.
"syukurlah pak kombespol, Saya jadi menghawatirkan anda dan yang lainya!" ucap Samudera sembari membantu mengulurkan tangan kepada Kombespol Angga agar bisa segera naik ke atas, wajah Kombespol angga dan yang lainnya tampak pucat.
"anda tidak apa-apa kan pak?" tanya kembali Samudera.
Kemudian kombespol angga menepuk bahu Samudera.
"tersangka Nabila telah tewas di tanggan si penjagal buronan Jek, sebenarnya sudah tiga bulan ini pihak polisi sedang memantau gerak geriknya karena kasus perdagangan organ tubuh manusia ke pasar gelap!" terang Kombespol Angga.
Sontak Samudera kaget tidak percaya begitu pun dengan Frans.
"Bripda Catur, tolong hubungi ambulan dan bagian Pus labfor polri untuk segera mengidentifikasi dua mayat di ruang bawah tanah ini, sepertinya akan banyak mayat lain juga di lorong bawah tanah, segera pasang police line, agar tidak ada yang sembarangan masuk ke area ini!" perintah tegas Kombespol Angga.
'Ini benar-benar sulit di percaya,ternyata si wanita itu harus mati secara tragis,' batin Samudera sangat miris
Akhirnya Samudera dan Frans bergegas kembali ke pos utama pengamanan, Samudera masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi malam ini.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
thorrr jngn bikin hana tambah begok knp sichh emosi lama* tau gak thorrr 👊👊