TAMAT 18 NOVEMBER 2024
Rahardian adalah luka bagi Nathalie, tiba-tiba saja suami tampan yang mengkhianatinya selama dua tahun terakhir justru memintanya hamil bahkan menata ulang pernikahan yang sudah hancur lebur.
Atas dasar cinta, Nathalie mau menuruti keinginan suaminya. Mereka berbulan madu ke Bali, dan kehamilan pun tak terelakan lagi.
Namun, di suatu malam, Nathalie tersadar akan sesuatu. Sadar, tentang tanda yang melekat di punggung suaminya bukanlah milik suaminya.
Cinta, obsesi, dendam, luka, intrik, dibungkus dengan indah dalam satu karya ini. Di mana pada akhirnya semua harus mengalah pada takdir yang telah digariskan sang maha esa.
Cerita romantis, tentang kekaguman, tentang kesetiaan, tentang kepemilikan, tentang keegoisan, tentang kepedulian dan tentang tanggung jawab versi Pasha Ayu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPS DUA ENAM
Wanita berbusana perawat, keluar dari salah satu ruangan, lantas menyodorkan seberkas kertas undangan pada Nathalie. "Ini yang digenggam kuat, Tuan Niko tadi."
"Terima kasih." Nathalie menerima sebelum perawat itu pamit pergi meninggalkan Nathalie dan stroller bayinya.
Lorong bernuansa serba putih, taman asri melingkupi sekeliling. Rumah Sakit paling ternama tempat Nathalie berdiri saat ini.
Nathalie baru saja menemui Dokter pribadi Niko Dewantara. Ayah mertuanya tengah dirawat intensif pasca mendengar berita pernikahan Adhigama Dewantara.
Niko sudah pasti shock melihat Nathalie dicampakkan putranya. Terlebih, Niko memikirkan nasib Rhagatha Dewantara dan DT-Company tentu saja.
Sebelumnya, Nathalie tak mau sekalipun mengatakan hal ini. Tapi, entah dari kapan datangnya, undangan pernikahan Adhigama dan Alexandra tiba.
Kertas undangan ini layaknya peluru yang ditembus ke jantung Papa Niko. Nathalie membacanya dengan mata berkaca-kaca.
Alexandra dan Adhigama akan menikah satu minggu dari sekarang. Undangan mewah ini dikirim dari Spanyol langsung untuk keluarga perusahaan DT-Company.
Nathalie menyeka setitik air yang merembes ke sudut matanya. Tersenyum kuat untuk bayi mungil nan tenang di stroller hitamnya.
"Daddy mau nikah. Rhagatha mau punya Mommy baru lagi, Sayang."
Senyumannya melebur seketika, Nathalie tak kuat menahan isakan tangis yang entah kenapa tiba-tiba sulit dibendung olehnya.
Rhagatha bahkan masih bayi mungil yang belum bisa tengkurap. Gama sudah harus memberikan putranya ibu baru.
Sejenak, Nathalie meraih bayinya, berharap dengan memeluk Rhagatha, luruh pula segala sesak dan sakit yang menyeruak di dadanya.
Beberapa hari tanpa Gama, Nathalie merasakan hal yang kurang. Tidak ada yang menyambutnya saat terbangun dari tidur, tiada yang memperhatikannya lagi.
Beruntung, Rhagatha hadir menggantikan segala yang hilang darinya. "Bantu Mommy lupa sama Daddy, kamu," bisiknya.
Agaknya Rhagatha masih tak mau beranjak dari mimpi, bayi mungil itu hanya merespon dengan geliat kecil saja, itu pun sudah cukup membuat Nathalie tersenyum.
"Nyonya." Nathalie sontak menoleh ke arah pengasuh Rhagatha. Vindy nama gadis itu.
Nathalie langsung mengusap air mata yang luruh cukup banyak. Vindy memberikan tisu untuk sang Nyonya. "Nyonya baik-baik saja?"
Nathalie mengangguk, lalu menerima tisu demi mengelap bekas air matanya hingga kering tak tersisa. "Sambil nunggu ada kabar dari Dokter, kita akan bawa Rhagatha pulang, Sus."
"Baik, Nyonya." Vindy mengambil alih Rhagatha, lantas diletakkan di stroller lagi.
Nathalie mengiringi Vindy, mereka berjalan menyusuri lorong demi lorong untuk keluar dari lobby menuju parkiran. Sebuah pintu mobil, kemudian Vindy buka agar Nathalie dan bayinya masuk terlebih dahulu.
Vindy harus melipat stroller lalu memasukkannya ke dalam bagasi. Tapi, belum sempat Vindy melakukan hal itu, mobil yang ditumpangi Nathalie lekas berlari.
"Hey!!" Vindy tahu ini di luar kendali Nathalie, barusan sebelum melaju, seseorang dengan pakaian hitam masuk ke dalam mobil.
Terlebih, sopir yang seharusnya membawa mobil, tampak meminta pertolongan, meronta kecil dalam kondisi kaki dan tangan terikat bahkan mulut dilakban.
"Pak sopir?!" Vindy berteriak histeris, sebab itu berarti, Nathalie sang Nyonya dibawa oleh orang yang tidak dikenalnya. "Ada apa ini?"
Vindy membuka lakban terlebih dahulu, dan lelaki itu bicara panik. "Nyonya diculik!!"
...----°°••°°----...
"Sergey??"
Nathalie mengernyit ketika Sergey masuk ke dalam mobil lalu menyuruh sopirnya jalan dengan seenaknya tanpa menunggu Vindy.
Bukan hanya itu, sopir pribadi Nathalie pun diganti dengan orang-orang Sergey tanpa persetujuan Nathalie. "Apa-apaan ini?"
"Aku merindukan mu."
Nathalie terkekeh setelah cukup lama terbengong dengan ulah Sergey. Yah, lama mereka tak bersua, terakhir satu tahun lalu.
Sekarang, Sergey tiba-tiba hadir dengan tingkah menyebalkan. "Sopir ku mana?"
"Aman."
Sergey melirik kaca spion di mana pada akhirnya Nathalie menoleh ke belakang mobil demi melihat sang sopir dan pengasuh bayinya tertinggal dalam kondisi cemas.
"Kamu apa-apaan?!" Nathalie ketus. "Aku dan bayiku harus pulang, Sergey!!"
Sergey hanya menjawab tenang, memang begitulah perangainya. "Kita akan jalan-jalan ke suatu tempat, kau pasti suka."
Nathalie tak berpikir jika lari bersama Sergey ialah sebuah kesukaan. Karena jujur, alasan Nathalie pernah meladeni pria Casanova ini hanya karena bosan dengan perilaku Dian.
Sekarang, hal itu menjadi penyesalan yang mendalam bagi Nathalie. Dia tidak ingin menyakiti Rahardian dengan ulahnya lagi.
"Aku tidak mau ke mana pun, Sergey. Tolong antar aku pulang," pinta Nathalie.
DORR!!
Salah satu kaca mobil ditembus peluru seseorang. Nathalie berteriak histeris, Baby Rhagatha menangis, dan Nathalie menyesal telah membuat putranya ketakutan.
Bergegas, Sergey merangkul Nathalie serta bayi mungilnya. Ia mengeluarkan senpi dari pinggang, lantas meluruskan bidikan ke arah serangan lawan.
"Apa ini Sergey?!" Nathalie panik.
"Alexa?" Nathalie sempat menatap ke arah di mana Sergey memberondong lawan dengan peluru dan suara berisiknya. "Alexa?"
"Menunduk, Nathalie!!" Sergey meraih kepala Nathalie kembali. Melindunginya sekaligus bayi yang masih menangis.
"Kacanya tidak anti peluru, sial!!" Sergey meminta sang sopir menepi. "Kita akan pindah mobil!"
Nathalie tak bisa melakukan apa pun, selain bingung kenapa Alexa menyerangnya, dia hanya pasrah ketika Sergey membawanya keluar dari mobil dan berpindah ke mobil lain.
Mobil anti peluru milik Sergey. Mereka segera melaju, di mana kedap suaranya mampu membuat Rhagatha tenang di pelukan ibunya.
Nathalie bersyukur walau tidak bisa setenang sebelumnya. Entah apa alasannya, kenapa tiba-tiba Alexa muncul dan menyerangnya.
"Sergey, kenapa mereka mengejar kita?"
"Aku tidak tahu."
Nathalie yakin, Gama melakukan kesalahan yang fatal hingga Alexa murka. Sekarang, mungkin Alexa mengincarnya. "Sergey, jangan biarkan putraku kenapa-kenapa."
Nathalie pernah dicintai Sergey, dan mereka memang pernah menjalani hubungan meski tanpa status. Nathalie berharap, Sergey masih mau membantunya dalam segala hal.
"Aku tidak mau putraku kenapa-kenapa."
"Aku pastikan itu terjadi." Sergey mengusap kepala Nathalie. Dan Nathalie merasa aman seperti biasanya.
Mobil sudah mengarah entah ke mana, Nathalie tak mengamati jalan. "Kita akan ke mana Sergey?" tanyanya.
"Tempat paling aman sementara kita. Aku yakin kau akan suka."
bikin novel komedi aja Thor
engkau shangat kocaks