Dokter Bedah Serba Bisa

"Aku pikir lebih baik kita lupakan saja soal niat untuk memecat Jason."

Mendengar kata kata Dokter Chandra, Dokter Gondo pun segera berkata. "Benar juga kalau dilihat lihat kemampuan Jason memang sangat hebat, giat lah berlatih, ke depannya kalau kamu sudah mendapatkan sertifikasi, kamu akan memiliki banyak kesempatan untuk naik ke ruang operasi."

Setelah mengatakan itu, Dokter Gondo segera meninggalkan Unit Gawat Darurat dengan sedikit malu atas kejadian ini.

Saat ini beberapa dari mereka baru sadar kalau Dokter Gondo sudah pergi namun Direktur Panji masih ada.

Jason, apakah gajimu 3,6 juta rupiah dan tidak mendapatkan bonus kinerja?

Jason menganggukkan kepala nya, dalam hatinya bukan kah gaji dokter internship memang seperti itu?

"Begini saja, ke depannya kamu boleh pergi ke ruang operasi, tapi harus bersama dengan dokter yang memiliki sertifikat. Selain itu, gajimu akan di tambahkan dengan bonus kinerja tambahkan."

"Apa? Jason mendapat pengecualian."

"Sepertinya ini adalah pertama kalinya pihak rumah sakit memberi dokter magang, eh salah dokter internship bonus kinerja tambahan."

"Mengenai pemecatan, kita tidak perlu membahasnya lagi. Bahkan bila Dokter Gondo bersikeras untuk memecat mu, aku tidak akan menyetujui nya. Bekerja lah d Unit Gawat Darurat ini dengan baik, ke depannya pasti akan ada kesempatan bagimu untuk di promosikan." ucap Direktur Panji

"Terima kasih, direktur Panji"

"Mulai besok Dokter Roni tidak akan berada di rumah sakit ini lagi. Dalam waktu singkat ini kepala departemen UGD akan mendatangkan seorang kepala dokter baru. Jadi selama periode ini UGD akan sepenuhnya dikelola oleh Dokter Chandra."

Mendengar hal ini semua terkejut begitu juga dengan Dokter Chandra dia sama sekali tidak menyangka akan hal ini.

Malam harinya, Jason menarik uang dan berencana untuk menelepon paman nya dan mengirim uang untuk mereka. Karena setelah orang tuanya meninggal keluarga paman nya lah yang menyekolahkan nya.

Saat baru saja menyalakan ponsel, dia tiba tiba menerima pesan dari Randy, teman sekelas nya saat kuliah.

"Ka, sedang apa? Apakah kamu melihat berita di grup? Lani dan Jayden sekarang bekerja di rumah sakit. Aku dengar mereka akan segera tunangan."

"Melihat hal tersebut Jason terdiam sejenak, tatapan nya suram lalu menjawab. "Apa hubungannya denganku? Aku doakan semoga mereka bahagia dan hidup rukun."

"Lupakan saja, baguslah kalau kamu sudah melupakan nya. Sampai disini dulu, aku ada kerja shift malam. Datanglah ke kota untuk mencari ku, aku akan mentraktir mu makan."

Setelah berbalas pesan Jason diam terpaku. Lani adalah cinta pertamanya dan juga teman sekelas nya saat kuliah.

Jason awalnya berencana untuk tidak pacaran selama kuliah, karena paman nya tidak mudah untuk menyekolahkan nya. Lagi pula saat itu dia ingin fokus belajar walaupun dekat dengan Lani namun dia tidak pacaran.

Jason masih ingat saat Lani tersenyum polos dan bersikap romantis sambil berkata "Aku menyukaimu, aku sama sekali tidak peduli pada uang dan latar belakang keluargamu." saat dia memikirkan nya dia merasa sangat konyol.

Jalan mereka sama sekali berbeda. Jika dipikir pikir hanya ada satu kemungkinan Lani sudah bersama Jayden pada saat itu.

Jayden memang belajar kedokteran, tapi keluarga nya memiliki latar belakang yang hebat mereka telah berbisnis setelah mendapat banyak uang merekapun berinvestasi dirumah sakit dan peralatan medis.

Jadi Jason pun bertanya tanya dalam hati, apakah Lani memang wanita matrealistis seperti yang di katakan oleh Randy. Jason ingin sekali bertanya tapi kata kata itu tidak bisa keluar dari mulutnya.

Pikirannya lalu kembali pada kenyataan, Jason lalu membuka pesan grup yang sudah lama tidak dibuka nya. Di dalam nya penuh dengan ucapan selamat dan doa atas pertunangan nya Lani dan Jayden.

Keesokan hari nya sebuah pemberitahuan yang berisi pemecatan Dokter Roni dikirim ke grup pesan rumah sakit mengenai siapa orang yang disuap Kevin tidak disebutkan disana.

Dokter Tino menjelaskan "Keluarga Kevin memang memiliki beberapa koneksi tapi yang memberi suap bukanlah Kevin, itu ulah keluarga nya ditambah lagi mereka semua adalah dokter muda. Jadi Direktur Panji bersedia memberi mereka kesempatan sekali lagi, karena itu dia pun membiarkan mereka tetap berada di rumah sakit "

"Omong omong kita akan bertugas malam ini. Saat istirahat siang nanti tidurlah lebih lama, kalau tidak nanti kita akan mengantuk." ucap Dokter Tino mengingatkan.

Saat mereka berbicara, mereka melihat ke arah Kevin yang sedang mengikuti seorang dokter nefrologi yang sedang bergegas menuju ke Unit Gawat Darurat.

Saat Jason melihat ke arahnya, dia melihat Kevin juga sedang menatapnya dengan tatapan yang tajam dan menghina.

Jason sama sekali tidak peduli akan hal itu, terserah jika kamu mau membenciku. Memangnya apa yang bisa kamu lakukan padaku? Pikirnya dalam hati.

Seorang pasien dengan gejala sakit perut datang ke Unit Gawat Darurat, seluruh wajahnya pucat karena kesakitan.

Pasien ini dulunya pernah mengidap penyakit batu ginjal, dan tidak menutup kemungkinan kali ini penyakitnya kambuh.

"Dimana pasiennya? Bawa aku kesana."

Dokter yang datang dari departemen nefrologi sebagai konsultan adalah Dokter Isra Basri, seorang dokter penanggung jawab pasien.

Dokter Tino langsung mengangguk dan membawa Dokter Isra ke ruang gawat darurat.

"53 tahun, sakit pinggang kiri selama seminggu. Sehari ini semakin parah ditambah kedinginan. Dua jam yang lalu nyeri pinggang dan perut semakin parah. Masuk rumah sakit melalui jalur gawat darurat."

Setelah mendengar laporan Jody, Dokter Isra mengangguk.

Dari penglihatan Jason kondisi pasien ini jauh lebih parah dari hanya sekedar penyakit lama kambuh.