Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady".
Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Please akan banyak area nganu-nganu yang harus di skip bagi yang tidak terlalu suka dengan kenganuan yang hakiki🤫🤫🤫
Ingatan Naura kembali mundur saat dirinya menyaksikan sendiri bagaimana Sabia seperti terlihat sangat menikmati saat melakukan penyatuan dengan laki-laki itu didalam kelas, masih jelas sekali dalam ingatan Naura ketika Sabia dan laki-laki yang berada dibawahnya meng e rang kencang, men de sah dan berkeringat bersama-sama.
Atas ingatan yang sangat membekas itu, membuat Naura semakin dibuat penasaran dan ingin melakukannya seperti yang dilakukan oleh Sabia, dalam pikiran Naura apakah rasanya seenak itu? Sampai-sampai Sabia memejamkan kedua matanya, mendongakkan wajahnya, dan menjerit-jerit manja saat penyatuan itu berlangsung.
Pikiran liar Naura semakin tidak terkendali apalagi tubuhnya saat ini sedang dalam penguasaan Gilbert, terasa sekali saat ini bibir Gilbert tengah menye sap leher Naura memberikan asupan-asupan kenikmatan yang menjalar keseluruh tubuh Naura.
"Ah, ssttth,"
Tapi ketika Gilbert tersadar akan siapa wanita yang saat ini sedang dia hi sap lehernya, Gilbert segera menyudahinya karena yakin jika diteruskan maka seluruh leher Naura akan memiliki jejak kepemilikan Gilbert yang tak terhitung berapa jumlahnya.
Ada rasa kekecewaan karena Gilbert menghentikan aksinya padahal Naura berharap akan mendapatkan lebih dari ini.
"Kenapa Dady berhenti?"
Dilihatnya oleh Gilbert leher yang semula mulus tanpa noda itu kini telah terdapat tanda merah bekas hi sa pan Gilbert yang begitu dalam.
"Sit, bagaimana jika orangtua mu tau La? Dady benar-benar lupa,"
"Kenapa Dad?"
Dikeluarkannya handphone milik Gilbert agar Naura bisa melihat jejak merah dilehernya akibat perbuatan Gilbert.
"Oh my God, apa Dady dan momy akan tau ini perbuatan laki-laki?"
"Tentu saja, ayahmu pasti akan marah besar terhadap mu Nola!"
"Sudahlah jangan dipikirkan, aku hanya tinggal mengatakan pada Dady jika aku sudah memiliki kekasih jadi hal seperti ini wajar,"
Melihat tampang panik wajah Gilbert, justru membuat Naura merasa itu sangat lucu.
Ckckckck..
"Kau tertawa?"
"Iya, ku rasa Dady tidak memiliki rasa takut dalam hidup Dady ternyata Dady bisa takut juga,"
"Semua tentangmu adalah ketakutan bagi Dady,"
"Maksud Dady apa?"
"Tidak ada sedikitpun Dady memikirkan untuk bersama Leya ataupun wanita lain di sisa usia Dady, tapi ketika berada didekat mu Dady seperti ingin hidup sejuta tahun lagi Nola,"
"Dady gombal!"
"Dady serius, Dady merasa seperti muda kembali walaupun kedepannya hubungan ini belum bisa ditebak akan berakhir seperti apa, Dady tau ini tidak akan mudah apalagi mulus!"
"Apa yang Dady khawatirkan?"
"Orangtuamu!"
Naura pun menghembuskan nafas panjangnya, memang benar apa yang ditakutkan oleh Gilbert adalah ketakutan yang Naura juga rasakan, ketika orangtuanya tau jika ada hubungan antara dirinya dengan Gilbert? Sudah pasti Dady Domanick akan sangat marah besar.
"Dad, aku mohon jangan menyerah! Kita bisa backstreet dulu sampai kita menemukan waktu yang tepat untuk mengatakan hubungan kita, bagaimana?"
"Kenapa kau tidak mencari laki-laki muda ya seusia dengan mu saja Nola? Ayahmu pasti akan merestuinya?"
"Karena aku menyukai tubuh Dady, lihatlah otot-otot kekar ini! Aku tidak bisa bayangkan, jika otot-otot kekar ini menguasai tubuhku, rasanya pasti luar biasa!"
Menggunakan jari telunjuknya Naura menyusuri otot-otot perut dan dada Gilbert. Tubuh Gilbert sama sekali tidak tua dimakan usia justru sangat kekar seperti laki-laki muda usia 20 tahun-an. Membuat Naura selalu ber ga i rah ketika melihatnya, apalagi Gilbert selalu wangi karena rajin memakai parfum.
Mirip seperti Dady Domanick meskipun hendak melakukan penyerangan terhadap musuh-musuh pun Dady Domanick dan Dady Gilbert selalu menyisir rambut mereka, dan memakai parfum seharum mungkin. Penampilan adalah nomor satu, tidak heran Naura sangat merasa nyaman ketika berada didekat Gilbert seperti saat ini.
Ditekannya otot perut Gilbert oleh jari telunjuk Naura, membuat Gilbert tersenyum nakal.
"Dad, jika nanti Sabia meminta Dady kembali pada bibi Leya apa Dady akan langsung menolaknya?"
"Sabia tidak seperti itu Nola, dia anak yang tidak memaksakan kehendak orang lain, dia berkata jika momy dan Dady bahagia dengan hidup masing-masing maka dia akan mendukung penuh keputusan kami untuk tidak kembali!"
"Sudah ku duga, Sabia tidak akan mau repot-repot mengurus hubungan orangtuanya dia saja sudah sibuk mengurusi hubungannya dengan," Naura keceplosan sampai menutup mulut dengan tangannya sendiri.
"Dengan? Dengan siapa Nola, apa Sabia berkencan dengan laki-laki?"
"Tidak Dad, belum berkencan Sabia itu polos dan malu-malu ketika di kampus, jadi dia hanya bisa menyukai laki-laki tapi tidak berani untuk dekat!" Naura terpaksa berbohong.
"Lalu kau? Apa kau juga ada menyukai laki-laki yang kau temui di kampus? Laki-laki yang jauh lebih muda dari Dady?"
"Tidak, aku hanya menyukai Dady dan aku sangat menginginkan Dady,"
"Mau diteruskan?"
Naura mengangguk sambil tersenyum malu, membuat Gilbert kembali melu mat bibir lembut dan sensual bagian bawah Naura, ditariknya lalu digigitnya oleh Gilbert hingga membuat Naura meringis.
"Ahh, ssthh Dad,"
Saat Naura meringis Gilbert memasukkan lidahnya kedalam rongga mulut Naura, membuat kedua tangan Naura berpegangan pada rak buku dibelakangnya, sungguh Gilbert semakin menekan tubuh mungil Naura.
Kedua tangan Gilbert menaikkan kaos berwarna hitam milik Naura, dilepaskannya dulu lidah Gilbert dari dalam rongga mulu Naura. Setelah melepaskan kaos yang dikenakan Naura gadis itu sedikit malu karena tubuh bagian atasnya kini hanya mengenakan b r a saja.
Kembali Gilbert mendaratkan ciumannya dileher Naura, membuat Naura bergidik geli karena brewok Gilbert ikut menyapu kulit leher Naura, ciuman itu semakin turun kebagian dada Naura, sementara kedua tangan Gilbert baru saja melepaskan pengait b r a hingga membuat b r a yang dikenakan oleh Naura jatuh kelantai.
Sejenak Gilbert berhenti menciumi Naura dan memilih ingin mengamati kedua melon import milik Naura, sungguh melon import yang masih sangat kencang, bulat dan kencang karena melon import milik Naura belum pernah tersentuh oleh tangan manapun.
Bagian pucuknya yang terlihat masih malu-malu dan berwarna merah muda, semakin menghilangkan pikiran waras Gilbert.
Kedua tangan Gilbert mulai hinggap di kanan dan kiri melon import Naura, melon importnya disentuh oleh kedua tangan besar Gilbert membuat Naura mengerjapkan kedua matanya merasakan kepingan-kepingan kenikmatan yang mulai menyebar kebagian intinya.
"Dad," lirih Naura.
Gilbert menikmati reaksi wajah Naura yang sudah mulai diselimuti oleh hasratt yang begitu tinggi, sambil kedua tangannya mulai mer e mas kedua melon import milik Naura dengan bersemangat.
"Ah Dad,"
Melihat wajah Naura yang penuh naf su, Gilbert semakin menggila dia mer e mas sekuat tenaganya kedua melon import Naura, mengumpulkannya ditengah-tengah lalu kepala Gilbert mulai menunduk dan sejajar dengan kedua melon import milik Naura hingga pucuk berwarna merah muda itu berhasil masuk kedalam rongga mulut Gilbert.