NovelToon NovelToon
Bukan Salah Takdir

Bukan Salah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:130.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Memilik cinta yang begitu besar tak menjamin akan bertakdir. Itulah yang terjadi pada Rayyan Rajendra. Mencintai Alanna Aizza dengan begitu dalam, tapi kenyataan pahit yang harus dia telan. Di mana bukan nama Alanna yang dia sebut di dalam ijab kabul, melainkan adiknya, Anthea Amabel menggantikan kakaknya yang pergi di malam sebelum akad nikah.

Rayyan ingin menolak dan membatalkan pernikahan itu, tapi sang baba menginginkan pernikahan itu tetap dilangsungkan karena dia ingin melihat sang cucu menikah sebelum dia menutup mata.

Akankah Rayyan menerima takdir Tuhan ini? Atau dia akan terus menyalahkan takdir karena sudah tidak adil?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Berhak Meragu Dan Mengalah

"Rasa sayang tak selamanya harus divalidasi secara verbal. Cukup dengan melihat sikapnya itu sudah menunjukkan semuanya."

Rayyan tersenyum mendengar kalimat sang Tante yang setengah jam lalu baru dia hubungi. Mami Aleena menjadi tempat curhat terbaik untuk Rayyan. Selalu memberikan jawaban atas pertanyaan bahkan keraguan.

Rayyan memastikan perempuan yang dia sayang tertidur dengan damai. Terlalu banyak luka sehingga Anthea menutup mulut untuk berbicara. Memilih diam dan memendam agar tak lagi selalu disalahkan.

Memandang wajah Anthea dengan begitu lamat. Tangannya mengusap lembut rambut sang istri.

"Aku janji ini akan menjadi tangisan terakhir kamu. Mulai besok dan seterusnya aku akan membuat kamu bahagia dan tersenyum lebar."

Kecupan hangat Rayyan berikan di kening serta bibir Anthea secara singkat. Lalu, dia beranjak dan kembali ke kamar.

.

Di meja makan belum ada Anthea. Rayyan berbalik arah dan menuju kamar sang istri. Baru juga masuk, Anthea keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di kepala. Rayyan yang sudah rapi menutup pintu kamar dan mendekat ke arah Anthea yang kini hendak duduk di depan cermin. Namun, lebih dulu Rayyan peluk dari belakang.

"Ray--"

"Hug in the morning."

Anthea tersenyum mendengarnya. Lingkaran tangan Rayyan di depan perut membuatnya perlahan merasa nyaman. Dan sekarang, dia meletakkan bagian belakang kepala di dada bidang sang suami tepat di depan cermin.

"Mulai hari ini berangkat kerja diantar."

Kalimat Rayyan membuat Anthea segera memutar tubuh. Menatap suaminya dengan kedua alis yang menukik.

"Aku sudah meyewa ojek online terpercaya untuk mengantar kamu. Dan malamnya aku yang jemput."

"Enggak perlu repot seperti itu, Ray. Aku bisa kok sendiri."

Rayyan menatap dalam wajah Anthea. Tangannya mulai mengusap lembut wajah cantik itu.

"Mulai sekarang kamu gak boleh sendiri. Harus selalu libatkan aku dalam hal apapun."

"Ray--"

"Kalau masih mau kerja ikutin apa yang aku bilang. Kalau nolak sama dengan duduk manis di rumah. Tak perlu lelah bekerja."

Jika, sudah di mode seperti ini Anthea pun tak bisa menolak. Aura Rayyan akan berbeda jika sudah serius. Bibirnya akan tertutup rapat dan tidak berani menimpali.

Rayyan duduk di samping tempat tidur dengan Anthea yang berada di pangkuannya. Masih menatap dalam wajah istrinya.

"Cukup mandirinya, ya. Jangan selalu pura-pura tidak apa-apa. Pada nyatanya kamu sudah tidak tahan dengan semuanya."

Masih pagi sudah membuat mata Anthea perih. Rayyan segera memeluk tubuh Anthea yang berada di pangkuannya.

"Kalau capek, bilang sama aku. Kalau sedih, ngadu sama aku. Jangan selalu dipendam sendiri. Hatimu sudah tak mampu lagi menanggung beratnya peluh serta beban yang selalu kamu usahakan pikul sendirian."

Beruntung sekali Anthea sekarang ini. Dicintai oleh lelaki yang selalu mengusahakan apapun untuk kebahagiaannya. Menjaganya tanpa diminta.

Anthea memundurkan pelukannya. Menatap Lamat wajah sang suami yang begitu tampan pagi ini.

"Apakah kebaikan kamu ini akan berubah seiring berjalannya waktu?"

Dahi Rayyan mengkerut mendengar pertanyaan Anthea yang aneh menurutnya.

"Jika, iya. Jangan terlalu baik sama aku. Aku takut, Di saat aku terlena, kamu malah mendorongku masuk ke lautan luka yang sama. Aku sedang Mencoba untuk sembuh, jangan malah diberi luka lagi."

Wanita penuh luka itu ternyata memiliki banyak trauma. Betapa malang sekali hidupnya selama ini.

"Aku bukan dia, Sayang."

Tubuh Anthea menegang untuk sesaat. Sepertinya Rayyan tahu kisah masa lalunya.

"Membuang permata hanya untuk permata imitasi. Modelannya emang bagus, tapi gak ada value sama sekali. Itu namanya lelaki TOLOL."

Anthea terdiam. Kalimat yang terucap dari bibir Rayyan penuh dengan penekanan serta ejekan.

"Sedangkan aku dipaksa membuang emas imitasi demi permata hitam yang hanya sebagian orang tahu berapa tinggi value-nya, itu namanya lelaki beruntung."

Rayyan menarik dagu Anthea. Lalu, mengecupnya dengan singkat. Sedangkan Anthea masih terdiam.

"Kamu berhak meragukan rasa sayang aku. Dan aku juga berhak juga meruntuhkan keraguan kamu," tegasnya.

"Aku bukan lelaki yang banyak bicara. Cukup dengan sikap serta tindakan yang akan kamu lihat dan rasakan. Dan setelah itu silahkan kamu nilai. Apakah itu penuh kepalsuan atau ketulusan?"

Anthea tak bisa berkata apapun. Dia masih terdiam dengan manik mata yang tertuju pada suaminya yang sudah memasang wajah serius.

"I really love you, Anthea."

Mulutnya akan mendadak kelu jika Rayyan mengatakan itu. Tapi, tubuhnya malah memeluk Rayyan dengan begitu erat..

"Sebegitu sulitnya ya membalas kalimat itu, Anthea?"

.

Di kantor, dia dikejutkan dengan keberadaan Alvaro di ruangannya. Sahabat yang sudah hampir seminggu tak masuk kerja kini sudah menanti kedatangannya. Rayyan menghampiri Alvaro yang tengah duduk di sofa. Lelaki itu kini berdiri seperti menyambut kedatangannya.

"Udah siap kerja lagi?"

"Lu liatnya gimana?" tanya balik Alvaro.

Terlihat jelas mimik wajah penuh rasa bersalah yang Rayyan tunjukkan. Alvaro tersenyum dan menepuk pundak Rayyan dengan lembut.

"Gak ada patah hati yang sembuh satu atau dua hari." Alvaro menjelaskan dengan sorot mata sulit diartikan.

Suasana pun mendadak hening. Kini, dua sahabat itu hanya saling tatap seperti dua orang asing.

"Tapi, sudah gua ikhlasin Abel untuk lu."

Rayyan pun terkejut. Dia menatap Alvaro dengan sorot mata yang penuh ketidakpercayaan.

"Gua kecolongan. Tahu-tahu lu udah nikah aja sama dia. Padahal, gua loh yang udah mencoba jaga dia. Rasanya gak ikhlas dan rela," paparnya.

"Var--"

"Sulit Ray untuk melepaskan di awal-awal fakta itu terungkap. Sakit hati gua, dan gua ingin bunuh lu pada saat itu juga."

Kalimat itu terucap dengan begitu berapi-api. Rayyan pun tak bisa menimpali. Jika, berasa di posisi Alvaro dia pun akan merasakan hal yang sama.

"Tapi, gua juga sadar kalau cinta gak selamanya harus memiliki," lanjutnya dengan mata menatap Rayyan.

"Gua memilih pergi untuk berbicara dari hati ke hati dengan perasaan yang gua miliki. Gua selalu egois dan ingin terus berjuang merebut hati Abel. Tapi, di satu sisi Abel menikah dengan orang yang sangat amat gua kenali. Orang yang kalau udah cinta dan sayang akan mencintai dengan sangat brutal dan juga begitu tulus. Apa pantas gua merebut Abel? Sedangkan dia sudah berada di dekapan pria yang tepat."

Rayyan sama sekali tak menyangka jika Alvaro akan berkata seperti itu. Bahkan, kalimat lanjutannya membuat Rayyan membisu.

"Sekarang gantian gua yang ngalah untuk lu, Ray. Pada zaman kita sekolah. Lu berhenti mendekati cewek yang sama-sama kita. Lu ngalah supaya cewek itu bisa jadi pacar gua. Padahal, lu sendiri udah mengagumi cewek itu lebih dari dua tahun."

"Sakit dan sedih lu tahan sendiri. Selalu mencoba baik-baik aja demi untuk melihat gua bahagia. Sekarang, giliran gua untuk melakukan hal itu."

Senyum teduh Alvaro berikan. Dan Rayyan masih sama seperti awal. Membeku dengan sorot mata penuh keharuan.

"Gua gak akan pernah menyalahkan takdir atas apa yang sudah terjadi. Tuhan hanya menakdirkan gua untuk menjadi fans Abel, dan pemilik Abel yang sesungguhnya adalah lu, Rayyan Rajendra. Maka, berbahagialah dengan Abel. Cintai dia dengan kebrutalan yang lu punya."

...**** BERSAMBUNG ***...

Mana atuh komennya ...

.

1
aisya
titisan agha bangetttt
Kie Riezky
malah yang ngidam Rayyan nya 😀
Yus Nita
dugaan Reyn gak salah..
harga sepiring mie goreng 20 juta 😃😃😃
aisya
ya ampunnnnnn
Santi Simarakayang
lanjut kak
Ida Farida
hahahaha
nuraeinieni
kwkwkw,,,,bayar tuh papi restu,,anakmu si rayyan rese,,;ngerjain tuan,,,😂😂😂😂
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
uchiek hiday
si empin banget
seribu dolar
wkwkkwwk
Ike Wul32
dollar dollar dan dollar nih ... pek ketiplek sama bapaknya 🤣
Kasih Sklhqu
si jambul keramat masih ajahhh mata duitan 🤣🤣🤣🤣
Salim S
emang turunan mas kulkas satu ini selalu bikin orang geleng geleng kepala /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/tapi nganenin...udah pih uang segitu mah itung itung sedekah aja /Tongue//Tongue//Tongue/thor kangen sultan kenapa nggak pernah nongol....
Widya Triani
hahaha.. double up dong thor
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendir
lanjut othor
sum mia
gila tuh si Tuan , melebihi rentenir dia , definisi orang mata duwitan , dan semua dinilai dengan uang .
tapi masih mending Rayyan nih , tagihan diberikan pada papi Restu , lah sang kakak ngidamnya ngucir rambut Tuan , dan harus dinilai dengan uang pula tiap helainya .
pokoke si Tuan nih gak ada tandingannya .
tapi kayaknya yang menyaingi si Radja Elang nantinya , bisa jadi mengalahkan pamor nya si Tuan .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendir
mahal bener tuan hanya sepiring mie goreng di hargai 20 jt,,mantap betul🤣🤣🤣🤣
N I A 🌺🌻🌹
beneran turunan dady aksa nih tuan😂😂😂😂😂
Susanti
pusing ngidamnya keluarga singa
AZLAN Hidayat
🤣🤣🤣 kasihan si tuan
v jadi penasaran sama jodohnx tuan secara jutek amat😁
Riris
wiihhh c sultan beraksi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!