Suka cerita tentang toko utama wanita yang tidak mudah ditindas? Di sinilah lapaknya!
Renata Carissa, seorang putri dari Panglima TNI yang berprofesi sebagai Psikiater. Memiliki kehidupan yang sempurna dengan memiliki suami yang begitu mencintainya dan anak laki-laki yang sangat tampan.
Sepeninggal suami tercintanya, Renata pun meninggal karena mengalami sakit keras.
"Aku berharap bisa bertanya kepadanya, mengapa aku tidak pernah tahu?"
"Apakah aku bisa bertemu dengan Jefra-ku lagi?"
Itulah harapan terakhir Renata.
Bukannya ke akhirat dan bertemu dengan suami tercintanya. Namun, Renata justru secara misterius berubah menjadi tokoh antagonis yang berperan menjadi pelakor. Nasib tokoh yang menyedihkan, hidup dalam penderitaan, dan berakhir bunuh diri.
Ya, dia masuk ke dalam novel!
Tidak ingin nasibnya berakhir tragis, Renata memutuskan untuk mengubah alur cerita yang sudah tertulis itu.
Dan takdir mempertemukannya kembali dengan Jefra, suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elwi Chloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harus Menghindar
Tuk
Tak
Bunyi langkah kaki yang mengenakan high heels terdengar tatkala Renata terus melangkah.
Renata berjalan dengan santai menelusuri lorong menuju ruang sang CEO. Kedua tangannya menggenggam erat ponsel rusak miliknya. Jika dirinya memang benar-benar di PHK, setidaknya dia akan meminta ganti rugi atas kerusakan ponselnya.
Lagi pula Renata juga akan resign dari perusahaan ini. Dia juga sudah bilang pada Zayn jika ingin meneruskan kuliah, justru Zayn sangat mendukung keputusannya itu. Seorang Kakak laki-laki memang selalu ingin yang terbaik untuk Adiknya.
Tatapan-tatapan aneh memperhatikan Renata. Ya, Renata tahu itu. Tatapan yang mirip seperti tadi pagi. Tatapan iri, mencemooh, dan jijik dari kaum Hawa. Serta tatapan genit dari kaum Adam. Sungguh reputasi yang sangat buruk.
Sepertinya Renata harus berterima kasih pada Anya yang telah bergosip ria di belakangnya secara diam-diam. Siapa lagi jika bukan Anya yang menjadi penyebab reputasinya buruk.
"Aku ingin bertemu dengan Tuan J," kata Renata pada Asisten CEO──Arvin Antoine.
Arvin tersenyum ramah, untunglah pria itu terlihat tidak membencinya. Renata kira Asisten CEO adalah wanita yang tidak ada bedanya dari Salvina, jutek dan menyebalkan.
"Angelica Renata Tan?" tanya Arvin memastikan.
"Ya," jawab Renata.
"Masuk saja, Tuan J ada di dalam ruangannya."
"Baiklah, Terima kasih, umm..."
"Arvin."
"Terima kasih, Asisten Arvin."
Arvin mengangguk.
Setelahnya, Renata kembali melanjutkan langkahnya hingga berhenti tepat di depan pintu bercat cokelat yang bertuliskan 'Ruang CEO.'
Entah kenapa hatinya berdesir, Renata menghembuskan napas dalam-dalam untuk menghilangkan rasa gugupnya. Tidak lupa merapikan pakaiannya, dia hanya tidak ingin meninggalkan kesan buruk meski sudah buruk karena telah memaki pria itu.
Renata meringis mengingatnya. Sifat bar-bar ternyata masih ada. Betapa sialnya dirinya. Ingin resign tapi justru berurusan dengan putra tertua keluarga Tjong.
Knock... Knock...
Diketuknya daun pintu berwarna kelabu itu, kemudian terdengar suara dehaman yang mengisyaratkan masuk.
Tatapan Renata terpaku pada bahu tegap pria yang sedang duduk membelakanginya.
Bahu lebar yang terlihat sangat familiar baginya.
Lalu Renata mendudukkan tubuhnya. Tidak lama diliriknya bahu yang mampu menggetarkan jantungnya. Begitu bidang dan lebar, sungguh membuatnya teringat dengan seseorang.
Segera dienyahkan pemikirannya itu, yang terpenting sekarang adalah menyelesaikan masalahnya dengan sang CEO.
"Selamat siang, Tuan J."
Kursi berbalik, begitu pula dengan tubuh pria itu.
Rambut berwarna hitam legam, iris mata hitam, bibir tips, alis tebal, hidung mancung.
Renata sontak membeku, ditatapnya Tuan J dengan tidak percaya. Wajah pria itu benar-benar mirip dengan suaminya di masa lalu.
"Apa kamu sudah tahu kenapa aku memanggilmu, Nona Angel?"
Tidak hanya wajah, suaranya juga sangat mirip.
"Jefra..."
Wajah Tuan J tampak kaget mendengar nama depannya dipanggil, karena memang namanya Jefra Tjong. Namun, kebanyakan orang memanggilnya J, hanya sang Ibunda saja yang memanggil Jefra.
Sebenarnya siapa gadis itu? Setelah membuatnya merasa penasaran karena telah melontarkan makian, kini gadis itu justru memanggil dirinya dengan begitu santainya.
Tuan J bertambah kaget ketika melihat si gadis meneteskan air mata.
"Kamu kenapa?"
"Ini tidak mungkin..."
Renata bangkit dari duduknya, ponsel rusak miliknya yang sejak tadi digenggam terjatuh ke lantai. Kepalanya menggeleng, air mata terus menetes dari pelupuk mata.
"Nona Ang──"
Karena masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Renata berbalik pergi, meninggalkan Tuan J yang kebingungan.
Tidak lama kemudian Arvin muncul, mungkin karena melihat Renata yang keluar dari ruang CEO dengan berlari.
"Apa yang habis kamu lakukan pada gadis itu, Tuan J?" tanya Arvin justru berprasangka buruk pada J.
"Aku tidak melakukan apa-apa."
Pria itu memang tidak melakukan apapun, dirinya saja sangat kebingungan dengan sikap super aneh si gadis.
Padahal alasannya menyuruh gadis itu datang ke ruangannya adalah untuk bertanggung jawab terhadap ponsel yang tadi pagi tidak sengaja diinjaknya. Saat itu dirinya ada meeting yang sangat penting, jadi tidak ada waktu untuk bertanggung jawab saat itu juga.
Sebenarnya dia bisa menyuruh orang untuk mengurus masalahnya dengan gadis itu. Namun, Tuan J agak penasaran dengan gadis yang memakinya dengan sebutan 'Baji ngan', terlebih lagi memaki dengan kencang di lobi kantor yang sangat ramai.
Apa gadis itu tidak tahu siapa dirinya ini? Tapi kalau tidak tahu, kenapa memanggilnya Jefra?
Rasa agak penasaran, kini bertambah menjadi sangat penasaran.
"Ponsel Nona Angel terjatuh."
Arvin meletakan sebuah ponsel yang sudah hancur di bagian layarnya di meja, dia baru saja mengambilkan dari lantai.
"Perbaiki itu," titah Tuan J.
"Baik, Tuan."
"Apa kamu tahu siapa gadis tadi?" tanya Tuan J kemudian.
Arvin terdiam sesaat, kemudian mengangguk, "Nona Angel adalah mantan kekasih Tuan Alvaro."
Tuan J mengerutkan keningnya, "Maksudmu wanita milik Alvaro sebelum istrinya?"
"Ya, Tuan J. Nona Angel terkenal sebagai pelakor di perusahaan ini. Gadis itu selalu menggoda Tuan Alvaro agar kembali kepadanya."
"Pelakor..."
Wajah Tuan J mengeras seketika, tatapannya menajam.
"Kenapa, Tuan J?" tanya Arvin ketika melihat perubahan ekspresi sang CEO.
**
Terlihat Renata yang berjalan gontai, seperti orang yang terlihat sangat shock. Bagaimana tidak? Dirinya habis bertemu dengan seorang pria yang sangat mirip dengan suami tercintanya.
Sebenarnya, tadi Renata ingin memeluk pria itu dan mencurahkan rasa rindunya. Namun, dia sadar jika pria itu bukanlah suaminya.
Tuan J adalah orang lain, bisa dibilang salah satu tokoh figuran yang tidak dituliskan di dalam novel. Tidak mengherankan jika dia bertemu seseorang yang mirip dengan kenalannya di masa lalu, karena wajah Angel juga terlihat mirip dengan wajahnya yang dulu.
Tapi, Renata tidak bisa berhadapan dengan seseorang yang memiliki wajah seperti suaminya. Dia takut jika tidak bisa menahan perasaannya sendiri.
"Ponselku terjatuh di ruangannya," gumam Renata lesu, dia berpikir untuk merelakan ponselnya, lagi pula sudah rusak.
"Aku memang harus cepat-cepat resign dari perusahaan ini."
Pokoknya Renata harus menghindar dari Tuan J dan Alvaro, si kedua putra dari keluarga Tjong. Lebih parahnya lagi, ternyata mereka berdua bersaudara. Padahal keduanya tidak memiliki kemiripan sama sekali.
Yang pastinya, Jefra-nya yang paling tampan.
Renata menggeleng segera. Mencoba mengingatkan dirinya sendiri, jika Tuan J bukanlah Jefra-nya.
Karena terlalu hanyut dengan pikirannya Renata tidak menyadari jika ada seorang pria yang keluar dari pintu ruangan di depan sana.
Duk
Jidat paripurna milik Renata sukses menabrak dada kekar yang dibalik kemeja putih.
"Aduh," rintih Renata sembari memegang jidatnya, lalu langsung menatap orang di depannya.
"..."
Renata hanya diam menatap pria yang langsung membuat moodnya turun drastis.
Kenapa juga dia harus menabrak Alvaro, sih? Bikin tambah masalah saja!
_To Be Continued_