pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tora Sang Pemimpin Buaya
tora. sang pemimpin buaya
Perjalanan malam yang panjang. Ruy kamra menelusuri jalan setapak, hutan demi hutan ia lalui, untuk sampai ke desa bayangan. Ruy kamra mendengar suara hewan buas yang ingin mendekatinya.
Ia segera melompat ke pohon yang tinggi. agar, hewan itu tak menerkamnya, Ia bisa saja membunuhnya dengan mudah. namun, Ruy kamra memiliki hati yang baik, ia tak ingin membunuh hewan buas.
Ruy kamra mendengar suara gemercik aliran air, yang tak berada jauh di dekatnya. "sungai ?"gumam di hati Ruy kamra.
Sin yang mengikuti Ruy kamra dari belakang, ia menyarankan agar Ruy kamra tetap di pohon tinggi. "tuan, lebih baik kita beristirahat dulu." ucap sin.
Ruy kamra mengiyakan, mereka beristirahat dan akan menyebrangi nya di esok pagi.
Ruy segera tidur di atas batang pohon yang tinggi itu. Sin mencoba memastikan dan melihat di sekitaran sungai, ia menciptakan seekor burung gagak mata-mata, untuk memastikan di sekitaran sungai.
Tak berapa lama kemudian. "byur.." bunyi air di sungai, seperti ada yang melompat. Dengan tatapan tajam, sin melihat buaya yang menerkam burung gagak itu dan memangsanya. "gawat ! sungai ini berbahaya." ucap sin.
keesokan paginya, Ruy Kamara terbangun. Sin menceritakan kejadian malam itu kepada Ruy kamra. "tuan, berhati-hatilah. Sungai ini penuh dengan buaya." ucap sin.
Ruy dengan entengnya menjawab." sin, tak perlu khawatir. Kita bisa melompat di udara, aku telah mempelajari ilmu meringankan tubuh." ucap Ruy tersenyum.
Ruy bersiap-siap, ia melompat kebawah pohon, mereka berjalan dan sebentar lagi mereka dekat dengan sungai besar itu.
Ruy melompat, ia terbang menginjak air sungai-sungai itu. Tiba-tiba, seorang anak laki-laki duduk di atas seberang sungai dan bertepuk tangan.
"hey Yo.. Prok, prok, prok." tepuk tangan pria itu. seketika, buaya itu melompat ke atas air dan ingin menerkam Ruy kamra.
"celaka !" ucap Ruy kamra panik. Puluhan buaya itu melompat menyerang Ruy kamra, Dengan cepat, ia menendang buaya itu, ia melompat kembali ke daratan, ia menginjak satu persatu buaya itu.
"wah.. Boleh juga kehebatanmu." ucap pria itu.
"maaf tuan, aku lancang melewati wilayah mu. Tolong Izinkan aku melewati sungai ini." ucap Ruy kamra tersenyum.
Pemuda itu berkata kepada Ruy kamra. "namaku Tora. aku terpikat dengan kesaktian mu, aku kagum dengan kesopanan mu, jika kau ingin melewati ini, kau harus bisa mengalahkan ku." ucap Tora.
sin menunjuk ke arah Tora." tuan. dia bocah seumuran mu, gayanya sok asik."
Tora kesal kepada sin dan berteriak." hey.. Siapa yang bilang sok asik tadi."
Ruy kamra menerima tawaran tora, ia harus bisa menghadapi Tora.
"bersiaplah." ucap Tora menepuk tanganya. Puluhan buaya itu berkumpul di air, Ruy kamra yang berada di pinggiran sungai. Seketika, buaya itu melompat menerkam kakinya.
"banyak sekali !" ucap Ruy kamra.
Ruy kamra dengan cepat menendang rahang buaya itu dan melepaskan gigitan di kakinya.
Ruy kamra melompat ke belakang ia melihat kakinya yang berdarah.
"hanya luka kecil, untung saja aku cepat menendang buaya itu, kalo tidak kaki ku sudah putus." gumam Ruy kamra.
Tora duduk di atas batu besar. di seberang sungai, ia menikmati pertarungan Ruy kamra melawan pasukan buaya nya.
"ayo maju. kalo tidak, kau tak akan bisa melewati sungai ini, di seberang sungai ini, ada wanita cantik loh." teriak Tora dari kejauhan.
sontak, Ruy Kamra berfikir. "apakah yang di maksud anak itu adalah cut Fatimah ?" ucap Ruy kamra.
Seketika, sin tertawa kecil ia memiliki ide "tuan. hadapi bocah itu, aku punya ide bagus." ucap sin berbisik.
Ruy kamra semangat, ia maju berada di atas air. seketika, puluhan buaya melompat bagaikan ikan yang berada di lautan, Ruy kamra mengeluarkan pukulan apinya. buaya-buaya itu menjadi tumpuan nya, agar ia tak tenggelam. "buaya-buaya ini terlalu besar." ucap Ruy kamra.
Ia mencoba mengecoh Tora, Ruy kamra melompat dan hampir sampai ke sebrang sungai. Tiba-tiba, Ruy kamra terpental, akibat kibasan ekor buaya besar yang tiba-tiba di hadapannya itu. sin menahan Ruy kamra, ia hampir menabrak di batu besar.
"tuan, kamu tak apa-apa ?" tanya sin.
"terima kasih sin, untung kau menahan ku. jika tidak, aku terluka serius." ucap Ruy kamra.
Ruy kamra mengelap hidungnya yang berdarah itu. ia maju, tak pantang menyerah. Ia terus memukul puluhan buaya itu dengan tinjuan apinya, membuat beberapa ekor buaya terluka bakar.
"Ruy mau aku bantu ?" tanya Yon.
"tidak, jika aku sudah tak sanggup. Aku akan mengandalkan mu." ucap Ruy kamra.
Yon bangga dengan Ruy kamra yang berusaha bangkit. Ruy kamra merasa lelah, kepalanya pusing. " hey.. kenapa kamu ?" tanya Tora.
Tiba-tiba. kepribadian Ruy kamra bangkit, ia tak bisa menahan diri ia tertawa terbahak- bahak sejadi-jadinya.
Tora merasa bingung dengan tingkah ruy kamra." hey Yo, apa kau gila ?" teriak Tora.
Tanpa ragu. Tora berjalan diatas air, bagaikan orang mabuk yang sempoyongan. Buaya itu melompat menyerang Ruy kamra. Ia melawan nya dengan jurus silat mabuk. Ia memukul dan menendang buaya besar itu hingga terpental ke dalam air.
"wow kau hebat. tapi, kalau ini ?" ucap tora.
Tora menepuk air sungai. Seketika, muncul ratusan buaya besar yang siap berperang. Dengan cepat, buaya itu menarik kaki Ruy kamra, Ia tenggelam ke dalam air.
"celaka ! tuan.." teriak sin.
Ruy kamra, melawan mereka di dalam air. dengan jurus mabuknya, Beberapa buaya besar terluka, akibat pukulan dan tendangan Ruy kamra. Ruy kamra merasa lelah. Yon meminjamkan energinya ke Ruy kamra.
kaki dan tangan Ruy kamra di gigit buaya itu, ia tak dapat bergerak. Tora melihat air itu menguap seperti panas matahari. Tiba-tiba, air sungai itu meledak. buaya yang mengigit dan mengelilingi Ruy kamra terpental. Ruy kamra merasa pulih, energinya berkali-kali lipat.
Ruy kamra melompat dengan tinggi, ia menghujani buaya-buaya itu dengan pukulan api nya, buaya-buaya itu masuk ke dalam air dan mengalami luka bakar.
"wow. ternyata kamu masih menyimpan kekuatan tersembunyi mu." ucap Tora terkesima.
Tora menepuk tanganya "prok, prok, prok." buaya itu muncul lagi di atas air.
"Tak ada cara lain, dia hebat." ucap Yon.
Ruy kamra terdiam sejenak, dan berkata kepada Yon. "kita memikirkan cara mencari kelemahan nya."
buaya-buaya itu, tak memberi kesempatan kepada Ruy kamra. ia terus melompat-lompat bagaikan ikan yang kelaparan. Ruy kamra berhasil menangkap buaya besar itu, ia menarik ekornya dan melemparkan ke Tora.
Tora dengan cepat menahan buaya tu dan melemparkan nya ke air lagi. "hey apa maksudmu ?" ucap Tora kesal.
Satu per satu buaya itu di tangkap Ruy kamra, ia memutar-mutar ke udara melemparkan nya ke Tora. Alhasil, membuat Tora kesal kepada Ruy kamra.
tiba-tiba, seorang gadis cantik berdiri. tak jauh dari Tora, ia memanggil Tora. "kakak, apakah aku boleh bertanya sesuatu kepadamu." ucap gadis itu tersenyum.
sontak Tora terkejut. ia tak percaya, ada gadis yang ingin menyebrang sungai ini, Tora berlari menemui gadis itu.
"nona yang cantik. silahkan, ada apa ?" ucap Tora mengedipkan matanya.
Tiba-tiba, gadis itu memukul wajah tora. Alhasil Tora pingsan, ia tak sadarkan diri dengan hidung yang berdarah.
"tuan, ayo menyebrang." teriak gadis itu.
"sin.." teriak Ruy kamra dan yon terbelalak.