Hari pernikahan adalah hari bahagia, dimana di satukan nya dua hati dalam satu ikatan suci. Tapi sepertinya, hal itu tidak berlaku untuk Keyra.
Tepat di hari pernikahannya, ia justru mengetahui pengkhianatan calon suaminya selama ini dan hal itu berhasil membuat hati Keyra hancur. Dia menyesal karena tidak mendengarkan keluarganya dan memilih percaya pada calon suaminya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan Keyra harus menerima semua konsekuensinya.
Keyra dengan tegas membatalkan pernikahan mereka di depan tamu undangan. Tapi, ia juga berkata jika pernikahan ini tetap akan di gelar dengan mengganti mempelai pria. Dia menarik seorang pria dan memaksanya menikah dengannya tanpa tahu, siapa pria itu.
Bagaimana kehidupan Keyra selanjutnya? Akankah pernikahan Keyra berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Cahaya matahari perlahan menyelinap melalui celah-celah tirai, mengusik kelopak mata yang masih berat oleh sisa mimpi malam tadi. Suara burung-burung bernyanyi di luar jendela menjadi irama lembut yang membangunkan jiwa, seolah mengajak menyambut hari baru.
Keyra membuka matanya perlahan, pandangan pertama menangkap warna lembut langit-langit kamar yang berwarna putih. Udara pagi yang segar menyelinap masuk, membawa aroma embun dan ketenangan.
"Ish, kepalaku pusing sekali," gumam Keyra. Dia mengangkat tangan, memijat pelipisnya untuk menghilangkan sedikit rasa sakit di kepalanya dan kembali memejamkan matanya. Tubuh terasa enggan bergerak dari selimut hangat, namun tanpa sengaja tangannya menimpa seseorang, membuat matanya kembali terbuka dan menemukan sesuatu yang tak terduga.
"Alexio?" gumam Keyra saat melihat pria itu berbaring dengan tenang di sisi tempat tidur. Rambutnya acak-acakan, wajahnya terlelap damai, dan napasnya terdengar halus, seirama dengan detik jam di dinding.
"Apa yang ... Aw!" Keyra mencoba untuk bangun, namun ia merasa perih di bagian bawahnya, saat bergerak. Sampai ia tersadar jika ia tidak menggunakan apapun di balik selimutnya.
"I-ini, a-apa yang terjadi?" batinnya. Dadanya berdesir, rasa terkejut membuncah seketika. Pikiran melayang, mencoba mengingat bagaimana semua ini bisa terjadi.
Potongan-potongan memori kecil mulai terangkai membentuk satu ingatan yang membuat mata Keyra membelalak sempurna. Dia nyaris berteriak, jika tangannya tidak sigap menutup mulutnya sendiri.
"Oh my God! Apa yang sudah aku lakukan? Aku dan Alexio, kami sudah ... Aish, kenapa aku bisa segila itu?" Keyra nampak frustasi, saat mengingat betapa liarnya dirinya. Ia ingin menyangkalnya, tapi itulah dirinya yang terus mendesak Alexio saat itu.
"Aku harus pergi dari sini sebelum dia bangun. Argh!! Ini benar-benar memalukan," batin Keyra. Dengan hati-hati, ia menegakkan tubuhnya. Tangannya memegang erat selimut agar tetap menutupi tubuhnya yang polos. Dia melihat kesana-kemari, mencari bajunya yang ternyata berserakan di lantai.
Perlahan tapi pasti, ia membungkukkan tubuhnya, mencoba meraih baju tersebut, sambil sesekali menoleh kearah Alexio yang masih terlelap. "Aku harus keluar dari sini, aku tidak mau dia melihat ku yang seperti ini," batin Keyra.
Dia berhasil meraih baju tersebut dan mulai memakainya. Dengan menahan rasa perih di bagian intimnya, ia turun dari tempat tidur dan berjalan dengan sedikit tertatih, keluar dari kamar.
"Ini gila, benar-benar gila! Bagaimana aku bisa melakukan hal itu dengan Alexio? Bahkan aku yang ... Argh! Ini benar-benar memalukan." Keyra menarik rambutnya, frustasi. Niat ingin mengakhiri pernikahannya, gagal setelah tahu ia menikah dengan pria dari keluarga besar. Bahkan ia sampai menawarkan perjanjian kontrak pernikahan pada Alexio yang ditolak mentah-mentah dengan alasan keluarga. Tapi sekarang, justru dia yang membuat semua semakin sulit. Belum lagi, bagaimana jika ia sampai hamil?
"Jika dari awal dia menyetujui kontrak pernikahan dari ku, semua ini pasti tidak akan terjadi dan dia bisa berhubungan dengan wanita lain yang dia cintai. Akupun juga begitu, aku bebas memilih jalan hidupku. Tapi sekarang ... " Keyra menarik nafas dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Lupakan, Key! Anggap saja hal itu tidak pernah terjadi dan jangan ulangi lagi. Jika dia menuntut mu nanti, kau bisa menjawab jika kalian sudah menikah, dan melakukan hubungan intim adalah hal yang wajar," ucap Keyra bermonolog.
"Apa yang kau lakukan?"
Deg
Keyra terkejut, melihat Alexio yang sudah berdiri di sampingnya. Dia menggeser sedikit tubuhnya, memberi jarak dengan tersenyum kikuk. "Ti-tidak ada, a-aku hanya ... Akh!" pekik Keyra, saat Alexio tiba-tiba menggendongnya. "A-apa yang kau lakukan?"
Alexio tidak menjawab, ia membawa Keyra kembali ke kamar dan tertegun saat kedua matanya tertuju pada bad sheet yang terdapat noda merah di sana. "Ada apa?" tanya Keyra yang mengikuti arah pandang Alexio. Hal itu membuat keduanya merasa canggung karena secara tidak langsung mengingat pergulatan panas yang telah mereka lakukan.
Alexio berdehem keras dan menurunkan Keyra di sofa. Dia menggulung bed sheet tersebut dan menggantinya dengan yang baru, lalu ia kembali menggendong Keyra dan membaringkannya di tempat tidur.
"Tunggu sebentar, aku akan memesankan makanan untukmu," ucap Alexio.
Keyra hanya mengangguk karena ia tidak tahu harus merespon bagaimana. Dia terlalu malu walau hanya menatap Alexio saja. "Ini benar-benar memalukan! Dan darah itu ... Bagaimana aku bisa melakukannya?" batin Keyra. Dia memiringkan tubuhnya, membelakangi Alexio yang tengah memesan makanan. Tapi tiba-tiba, ia merasa guncangan kecil di tempat tidur, yang menandakan jika pria itu saat ini berada di belakangnya.
"Sepertinya, kita harus berbicara. Ini mengenai apa yang sudah kita lakukan kemarin," ucap Alexio tiba-tiba.
Keyra menggenggam erat selimutnya, ada rasa takut dan malu yang bercampur menjadi satu. Ia harus mengambil keputusan terlebih dahulu, agar Alexio tidak salah paham dan merasa terbebani dengan apa yang sudah terjadi, karena bagaimanapun juga semua itu adalah salahnya.
"K-kau tenang saja, aku tidak akan menuntut pertanggungjawaban mu, karena semua itu adalah salah ku."
Deg
"Apa kau bilang?" tanya Alexio
"A-aku bilang, aku tidak akan menuntut pertanggungjawaban mu, apa kau ... Akh!" Keyra memekik keras saat tubuhnya di tarik dengan kasar oleh Alexio, hingga terlentang. Kedua matanya seketika melebar sempurna, melihat wajah Alexio yang begitu dekat dengannya. "A-apa yang kau lakukan?"
"Jadi maksud mu, jika kita melakukannya lagi, itu akan menjadi tanggung jawab ku, begitu?"
"A-apa? Bu-bukan begitu maksudku, tapi ... "
"Baiklah, kita bisa mencobanya lagi. Aku tidak keberatan untuk bertanggung jawab," ucap Alexio.
"Apa?"
..ᴄᴘ" ᴢ