Hanna Humaira, sosok wanita berparas cantik dengan hati tulus yang menaungi.
Di usianya yang kini menginjak usia 23 tahun, ia harus merelakan kebebasan masa mudanya, menjadi sosok single mother untuk putri semata wayangnya yang kini baru berusia 3 tahun, Maura Adira.
Hari-hari bahagia ia lalui bersama putri menggemaskan itu, hingga akhirnya kehidupan nya kembali terusik, saat sosok dari masa lalu itu kembali hadir dalam pertemuan yang tak terduga.
Apa jadinya jika laki-laki itu mengetahui bahwa kejadian malam panas itu membuahkan sosok gadis kecil dan bersikukuh untuk merebutnya?
Mampukah Hanna mempertahankan sang putri atau malah harus terjebak dalam pernikahan dengan laki-laki itu demi kebahagiaan sang putri tercinta?
Happy Reading
Saranghaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tes DNA
°°°~Happy Reading~°°°
Klek...
Hanna tersentak saat pintu ruangan putri nya itu tiba-tiba saja terbuka, membuat wanita itu bergerak cepat menghempaskan air mata yang tanpa ia sadari kini menetes deras membasahi wajah cantiknya.
" Apa dia sudah membaik? "
Jelas saja suara dingin itu milik David, Hanna sudah sangat hafal, namun wanita itu memilih membisu, ingatan kelam itu membuat rasa bencinya semakin membara pada sosok laki-laki yang kini berstatus sebagai ayah sang putri.
" Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apa kau tak menjaganya? "
Lagi-lagi Hanna hanya membisu, wajahnya setia menunduk dalam linangan kesedihan yang tiada bertepi.
Membuat David pun semakin jengkel atas sikap kurang ajar Hanna. Berani-beraninya wanita itu mengacuhkan nya.
" Apa kau tuli, hah... " Sentak David tak dapat lagi membendung amarah yang kian berkobar dalam dada.
" Pelankan suara anda tuan, anda hanya akan mengganggu tidur putri saya... "
Ck...
Laki-laki itu berdecak tak suka, tangannya sudah berkacak pinggang, punya nyali berapa wanita itu sampai berani melarang-larang nya.
" Aku akan lakukan tes DNA " Ungkap David tanpa ingin memahami bagaimana perasaan Hanna saat ini, perasaan yang hanya diliputi kebencian dan rasa sakit.
" Lakukan semau anda... "
Serah Hanna, wanita itu lelah, lelah saat harus di hadapkan pada perdebatan yang selalu tak memiliki titik terang.
" Jika terbukti dia putriku, aku juga berhak untuk membesarkan nya... "
Membuat Hanna seketika itu membelalakkan matanya, wajah sembab nya sontak menatap pada manik tajam itu dengan penuh kesakitan. Setelah berhasil merenggut semuanya, apa laki-laki itu juga ingin merenggut putrinya tanpa belas kasihan?
" Tidak akan, Maura hanya akan bersama dengan saya, SAYA IBUNYA... " Tegas Hanna, bola matanya menatap nyalang penuh kebencian, berani-beraninya laki-laki itu berbicara sembarangan.
" Kita lihat saja nanti, bagaimana hasil tes DNA nya... " Tatapan mata David tak kalah nyalang, bahkan terasa begitu mengintimidasi setiap insan.
" Saya tidak akan pernah membiarkan anda mengambil putri saya, camkan itu baik-baik... "
" Ck... Begitukah? Jadi bersiaplah, aku akan segera merampasnya... "
" Hahaha, merampas? Ingatlah tuan... Anda tidak akan bisa merampas putri saya, sampai kapanpun!!! "
🍁🍁🍁
Hanna masih setia menemani sang putri yang masih terlelap di atas ranjang rumah sakit. Bayang-bayang perdebatan nya dengan David masih begitu membekas dalam ingatan, membuat nya merasakan sesak yang teramat, begitu banyak luka yang di torehkan laki-laki itu dalam hatinya.
Namun, bukannya permintaan maaf yang ia dapatkan, laki-laki itu malah menancapkan luka semakin dalam, menyayat hatinya bertubi-tubi tanpa perduli pada goresan luka yang semakin menganga tiap detiknya.
" Myh... "
Lirih suara Maura berhasil menarik Hanna dari lamunan kesedihan, membuat wanita itu sontak beralih menatap sang putri dengan wajah berbinar, putrinya telah siuman.
" Sayang... Maura sudah bangun... "
" Mommyh... Molla lapall... Mau mamam... " Keluh si kecil Maura dengan wajah memelasnya, seperti nya gadis kecil itu masih belum menyadari jika kini ia tengah di rawat di rumah sakit
" Putri cantik mommy sudah lapar? Kita makan sekarang ya sayang, mau mommy suapin? " Tawar Hanna yang langsung di angguki oleh si kecil Maura.
" Huum... Lapall sheukalli, tating-tating na Molla udah beullisihik mau mamam... "
Hanna pun mengambil semangkuk bubur di atas nakas. Sedang Maura, gadis kecil itu tampak mengedarkan pandangannya menelisik ke seluruh ruangan, begitu asing, membuat gadis kecil itu pun tak tahan untuk bertanya.
" Myh... Inni dimana? " Gadis kecil itu menatap bingung pada sang mommy.
" Ini di rumah sakit sayang... "
" Shiapa yang tatit? "
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Double update for to day
Moga suka yah...
Happy Reading
Saranghaja 💕💕💕