NovelToon NovelToon
Perjuangan Sang Kakak

Perjuangan Sang Kakak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Syahn@87

Perjalanan hidup keluarga Pak Diharjo yang sehari harinya sebagai penyadap karet.
Keluarga pak diharjo adalah keluarga sederhana bahkan terkesan sangat sederhana, namun begitu cukup bahagia sebab anak anaknya rukun dan saling sayang.
Pak diharjo memiliki enam orang anak, satu laki laki lima perempuan.
Bu kinasih adalah istri Pak diharjo memiliki watak yang sabar dan penyayang walau pun sedikit cerewet.
Sabar terhadap suami, penyayang terhadap suami dan anak anaknya namun cerewet hanya kepada anak anaknya saja.
Adira adalah anak sulung Pak Diharjo dan Bu Kinasih memiliki watak yang keras pemberani tegas galak namun penyayang juga.
Dimas anak kedua Pak harjo dan Bu asih juga wataknya juga keras kepala pemberani namun sedikit kalem tidak ugal ugalan seperti anak anak remaja seusianya.
Dimas adik yang cukup perhatian pada kakaknya, suka dukanya sejak kecil slalu ia lalui berdua dengan sang kakak.
Namun kebahagiaan keluarga itu berubah sejak dimas memutuskan untuk menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syahn@87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meninggalkan Kampung Halaman

Ok, tapi aku tunggu disini aja boleh ya, aku malas mau bolak baliknya., jawab rian.

Ok, tapi aku mau mandi dulu, gerah, kamu ga papa ya disini sendiri dulu., tanya pendi.

Iya ga papa., jawab rian sambil segera menghubungi sang adik.

30menit kemudian,,,,

Ahk seger kalo habis mandi itu yan., ujar pendi.

Rian hanya tersenyum mendengar ucapan pendi.

Jadi kamu mau pulang ke jawa yan?, tanya pendi memastikan.

Iya, kangen saya sama orangtua pen., jawab rian memberi alasan, padahal ia hanya berfikir mana mungkin ia tetap tinggal dikampung ini kalo adira nya saja pergi untuk waktu yang tidak sebentar.

Sebenarnya ada keraguan dihati rian untuk mengizinkan adira pergi, ada pikiran buruk yang menghantui kepalanya, ia takut adira tak akan kembali lagi padanya.

Tapi ia tak memungkiri bahwa ia dan istrinya memang butuh masa depan.

Dan sudah pasti masa depan itu butuh biaya yang tak sedikit agar tak sesuram hari kemarin, sehingga rian pun mulai mendukung apa yang menjadi keputusan adira saat ini.

Rrrtttt,,,,,, rrttttt,,,,,,,

Pesan masuk di ponsel rian.

Ahk pen, kita bisa pergi ke bank sekarang? ini adik ku sudah kirim pesan katanya sudah di transfer 4.000.000., seru rian girang.

Ohh sudah dikirim ya?, tanya pendi memastikan.

Iya ini., jawab rian.

Ya udah, aku ambil kunci motor dulu sekalian pamit sama istriku., ujar pendi seraya bangkit dari duduknya dan melangkah masuk ke dalam rumah.

Tak lama ia keluar lagi dah siap untuk mengantar rian pergi ke bank.

45menit perjalanan kedua nya pun sampai didepan bank BRI kecamatan.

Kamu mau ikut masuk apa nunggu disini?, tanya pendi.

Aku tunggu disini sajalah., jawab rian.

Ya sudah kalo gitu aku masuk dulu ya., ujar pendi sambil melangkah pergi meninggal kan rian yang duduk di atas motor.

Tak berapa lama pendi pun keluar dari dalam bank, ia segera menyerahkan uang senilai 4.000.000 pada rian, rian menerima dengan hati yang bungah, lalu ia mengajak pendi singgah diwarung makan.

Pesen aja pen mau makan apa mau minum apa?, tawar rian, dan dia sendiri juga langsung memesan menu kesukaannya.

Setelah perut mereka kenyang keduanya pun langsung pulang, rian sudah tak sabar ingin segera berkemas dan segera pulang ke kota tempat asalnya.

Dia sudah rindu kehidupan kota yang berhiaskan cewe cewe cantik dengan pakaian seksi yang berkeliaran di pinggir pinggir jalanan kota.

Hmmmm namanya pun mata keranjang!!!

*****

Gimana ra? udah beres?, tanya bu asih.

Sudah mak, aku cuma bawa baju 5setel aja, repot kalo bawa banyak banyak ntar di jalannya., ujar adira.

Nanti disana hati hati ya ra., pesan bu asih.

Iya mak., jawab adira.

Terus nanti rian tinggal sama orangtuanya gitu?, tanya bu asih.

Iyalah mak, kalo disini nanti dia nyusahin mamak sama bapak, biar dia sama orangtuanya saja., jawab adira yang memang belum mau berterus terang.

Ya sudah, yang penting dia ga macam macam., ujar bu asih.

Adira membuka tabungannya, walau pun isinya ga banyak tapi cukuplah untuk pegangan selama di Yayasan nanti.

Dan tabungan itu sama sekali tak diketahui oleh suaminya, ia menabung sedikit demi sedikit untuk kebutuhan mendesak, sebenarnya niat ini sudah lama ia simpan, niat akan pergi jauh apa bila sang suami tidak juga mau berubah.

Dan ini sudah yang kesekian kali nya adira memberi waktu pada rian.

Tapi hasilnya slalu membuatnya kecewa.

Mak adira mana?, tanya rian yang tumben masih sore sudah pulang.

Adira lagi ke rumah aki., jawab bi asih.

Ohh., jawab rian sambil masuk kamar.

Didalam kamar rian melihat 2tas sudah penuh dengan isi, ia pun tau kalo ternyata adira sudah berkemas lebih dulu tanpa ia suruh.

"Seperti nya adira niat banget mau merantau., "gumam rian.

Tak tau saja dia istrinya itu sudah sangat pusing melihat tingkahnya yang puber tak kenal waktu.

Lupa umur lupa tanggung jawab lupa ngaca ahk sudahlah pokoknya.

Setelah melihat semua barang barangnya sudah dikemas oleh sang istri rian pun langsung kekamar mandi, ia mandi untuk menyegarkan tubuhnya, setelahnya ia langsung masuk kamar lagi untuk tidur.

Ketika rian terbangun dari tidurnya ternyata adira sudah tidur disebelah nya.

"Lah kapan dia pulang tau tau udah nyenyak aja? ", bisik rian dalam hati. " Ohh ternyata sudah malam.", lirihnya.

Tanpa basa basi rian pun langsung memeluk adira dan membolak balik tubuhnya seperti jagung bakar.

Jagung kan kalo dibakar harus dibolak balik biar matengnya sempurna.

Adira merasa terusik tidurnya, ia pun terbangun.

Adira membuka mata dan melihat suaminya sudah gerayangan.

"Ck ahk ganggu aja ini orang, mending kalo bikin puas, ini cuma bikin aku capek dan ganggu tidurku doang!" bisik adira dalam hati, ia kesal setiap kali rian mengganggu tidurnya.

Sejak menikah dengan rian adira tak tau kapan ia bisa merasakan puasnya digauli, oleh karna itu adira tak pernah menyukai aktivitas yang satu itu.

Tapi bukan itu juga yang membuat dia ingin berpisah dengan sang suami, tapi sifat labil rian, sifat ringan tangan setiap kali ada sedikit masalah yang padahal masalah itu dirinya sendiri yang membuatnya tapi ia slalu menyalahkan istrinya dan menjadikan istrinya sebagai pelampiasan emosinya meski istrinya sendiri tak tau apa apa.

Belum lagi sifat rian yang hobi mengoleksi perempuan ditambah lagi sifat malas kerja nya tapi hobi ngabisin duit, udahlah lengkap sudah ga ada yang bisa diharapkan dari seorang rian.

Kalo cuma soal urusan ranjang yang tak pernah terpuaskan itu bukan masalah besar bagi adira, apa lagi adira juga bukanlah perempuan yang doyan banget dijamah.

Tapi berhubung ini lengkap tanggung jawab lahir batinnya diterlantarkan oleh rian ya sudah jadi sekalian saja lah diputuskan.

Dan keputusannya sudah final, adira ga akan mau kembali pada rian lagi.

Dan rian akan ia sedekahkan pada gadis atau janda yang membutuhkan,, wkwkwkwkkkk.

Dan hasilnya ya tetap saja, adira cuma dapat lelahnya saja, sedang rian yang sudah puas kembali terkapar bersama dengan ngoroknya.

Adira segera bangkit dan duduk, ia pandangi wajah suaminya sambil bergumam dalam hati.

*"Ini adalah malam terakhir aku melayani mu, smoga kamu puas, tapi setelah ini maafkan aku, aku tak akan bisa lagi melayani mu, karna aku akan mengakhiri ini semua, maafkan jika selama aku jadi istrimu aku banyak salah padamu, dan maafkan jika selama ini aku tak bisa membahagiakan mu, semoga setelah kepergianku dari hidupmu kamu segera dipertemukan dengan wanita yang jauh lebih baik dariku, dan yang bisa benar benar memberimu kebahagiaan."

Setelah nya adira langsung keluar, ia ingin ke kamar mandi untuk bersih bersih.

Tapi di bilang sedih tak sedih, dibilang tidak sedih juga tidak.

Ada sedikit rasa sedihnya, tapi yang ia sedihkan adalah selama 3tahun bersuamikan rian selama itu juga adira merasa seperti tak punya suami.

Rasanya adira tak seperti punya suami, tapi malah lebih mirip seperti punya satu anak lelaki yang nakal bandel manja rewel dan banyak mau nya yang membuat adira pusing tiap hari mencari uang untuk menafkahi nya dan slalu kurang.

Tapi dibilang punya anak malamnya adira lelah karna harus jadi jagung bakar dibolak balik sepuasnya membuat adira tak bisa istirahat dengan tenang dan itu semakin membuat tubuhnya tambah lelah.

Setelah bersih bersih adira kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu.

*"Hmmm gini amat punya laki, tidur aja ga bisa tenang."* gumam adira sambil membaringkan tubuhnya.

Matahari bersinar terang, hari yang cerah menyambut langkah adira yang akan memulai perjalanan barunya.

Ia akan meninggalkan kampung halaman untuk waktu yang tidak sebentar

Sebuah angkot yang akan membawanya ke terminal bersama sang suami sudah menunggu dihalaman, rian sudah mengantarkan kedua tas satu besar satu kecil untuk disusun didalam bagasi angkot itu.

Tas besar adalah milik rian, sedang tas kecil adalah milik adira.

Sedang adira sendiri masih memeluk sang ibu di dapur,,,,

Mak, aku pamit ya, do'ain aku ya mak., bisik adira tepat ditelinga sang ibu.

Iya nak, kamu hati hati ya, jangan lupa berdoa dan jaga kesehatan., pesan sang ibu dengan mata merah menahan sedih, bahkan untuk menangis pun bu asih tak kuasa.

Maafkan aku ya mak, aku ga bisa kasih mamak apa apa, malah aku minta do'anya, tapi aku janji setelah aku kerja dan dapat gaji aku akan segera kirim mamak., ucap adira lirih, ia semakin sedih karna tak bisa meninggalkan bekal untuk sang ibu.

Ga usah mikirin itu, yang penting jaga kesehatan mu, kamu bisa makan dan baik baik saja di sana aku sudah sangat senang, pokoknya kamu pergi sehat dan baik baik saja pulang juga harus sehat dan baik baik saja., tegas bu asih.

Iya mak makasih mak, aku pergi dulu ya., pamit adira.

Tunggu, ini bawa, aku ga bisa kasih banyak, tapi semoga ini bisa jadi pegangan kamu dan untuk kamu jajan dijalan ya, jangan lupa makan, maafkan mamak cuma bisa kasih segini., ujar bu asih makin sedih sembari menyerahkan uang lembaran merah 3 lembar, disaat anaknya butuh bekal ia tak bisa memberi lebih.

Jangan mak, aku udah ada, cukup kok, ini buat mamak aja ya? buat jajan adek adek juga., tolak halus adira.

Ambillah nak, kalo kamu menolak mamak mu ini akan semakin sedih, dan semakin merasa tidak berguna jadi orang tua., ujar bu asih yang tak sengaja sudah menjatuhkan airmatanya.

Melihat dan mendengar itu pun adira segera menggenggam uang itu lalu memeluk sang ibu sambil mengucapkan,,,,

Terimakasih ya mak, maafkan aku sudah membuat mamak repot, aku sayang sama mamak., bisik adira lalu menciumi wajah sang ibu.

Kemudian ia pun melangkah menuju angkot ditemani sang ibu, dan ia menyalami sang ayah yang sudah menunggunya dihalaman.

Setelahnya ia pun masuk kedalam angkot dan langsung pergi meninggalkan halaman rumah orang tuanya dengan hati yang berjuta rasa, bahkan susah untuk digambarkan.

1
Master heart
di tunggu lanjutannya
Master heart
di tunggu lanjutannya, jdi penasaran
Yurika23
Coba mampir ah....

Semangat ya buat othor. oiya Kapan2 mampir2 ya kak ke ceritaku juga. 'Psikiater, Psikopat dan Pengkhianatan' mksh
ANDREA SERNA
Thrillernya bikin deg-degan, aku suka banget sama cerita ini!
Syahn@87: Trimakasih kak🙏
mohon doa dan dukungannya🙏
total 1 replies
Yusuo Yusup
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Syahn@87: terimakasih kak🙏
harap doa dan dukungannya🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!