THREE ANGEL

.

.

.

Hari ini triple A sudah mulai bekerja seperti biasa, setelah selesai sarapan mereka pun pamit kepada Oma Opa Mommy dan Daddy-nya. Di mansion mereka memanggil Daddy, di kantor mereka memanggil tuan.

"Kita berangkat dulu Oma, Opa, Mommy dan Daddy," ucap triple A serentak.

"Hmmm, hati hati," ucap Diva.

Triple A pun berangkat menggunakan motor mereka. Belum ada yang tau kalau mereka adalah anak pemilik perusahaan. Karena mereka bersikap selayaknya karyawan biasa bila dikantor.

Seperti biasa mereka selalu ngebut kalau mengendarai motor, karena mereka takut terlambat.

Triple A tiba di perusahaan, tidak ada yang menghormati mereka. Tapi mereka cuek cuek saja.

"Selamat pagi," sapa triple A pada karyawan baru yang bertugas dibagian resepsionis, tapi sapaan mereka tidak dijawab atau digubris oleh kedua karyawan tersebut. Triple A cuma tersenyum saja. Meskipun sapaan mereka tidak dijawab.

Triple A masuk kedalam lift, saat pintu lift hendak tertutup teman satu devisi mereka berlarian karena takut terlambat.

"Hah, beruntung sempat," ucap Delima menghela nafas dan belum menyadari orang yang dibelakang nya.

"Baru datang juga?" tanya Lica.

"Ehh, kalian ternyata, maaf tadi buru buru soalnya jadi gak lihat lihat," jawab Lolita.

"Gak apa-apa, kami juga baru sampai kok," kata Lina.

Mereka pun tiba dilantai 10 dan masuk kedalam ruangan kerja mereka.

"Gimana weekend kemarin?" tanya Lica pada Adela.

"Kami makan gratis merayakan teman kita yang sudah resmi menjadi manager pemasaran," jawab Adela.

"Kalian...?" tanya Delima.

"Kami ke pantai bersama keluarga," jawab Lita.

"Maaf ya kemarin tidak bisa gabung dengan kalian," ucap Lica.

"Gak apa-apa, lain kali masih ada waktu kok," kata Lolita.

Kemudian mereka pun mulai bekerja dengan tekun. Karena mereka akan membuktikan bahwa mereka juga punya potensi dan ingin meningkatkan pemasaran mereka.

Tidak terasa jam istirahat makan siang pun tiba, mereka menghentikan pekerjaan mereka dan akan kekantin untuk makan.

Karena mereka akan menghemat uang, jadi mereka makan dikantin. Karena makan dikantin gratis tapi untuk makan siang saja.

"Kita duduk dipojokkan saja," kata Rukiza setelah mereka memesan makanan.

Ketujuh gadis itupun memilih tempat duduk dipojokkan.

Baru saja mereka duduk, datang dua orang karyawan baru yang mereka duga adalah bagian resepsionis.

"Oh jadi ini orangnya yang sudah membuat saudara sepupu gue dipecat," kata cewek itu yang bernama Julaika. Julaika adalah adik sepupu dari Julia. Triple A hanya diam saja, mereka tidak menggubris sama sekali.

Braak... Julaika menggebrak meja sehingga Lolita, Delima, Adela dan Rukiza melonjak kaget. Para karyawan lain sampai menghentikan makannya.

Triple A masih santai santai saja mereka tidak bergeming sama sekali.

"Maaf, gue tidak mau ikut campur," ucap Jasmine teman Julaika. lalu iapun berpindah dari situ dan meninggalkan Julaika.

"Jas, awas lo ya, sini lo," teriak Julaika.

"Maaf Ju, gue masih sayang pekerjaan gue, Lo bilang tidak akan balas dendam tapi apa?" tanya Jasmine.

"Gue hanya membela sepupu gue. Gue tidak terima dia ditindas," ucap Julaika.

"Pokoknya gue tidak mau ikut campur, emak gue lagi sakit dan perlu biaya untuk berobat. Gue gak mau kehilangan pekerjaan hanya karena masalah sepele," jawab Jasmine dan segera menjauh.

"Sebenarnya apa mau mu?" tanya Lina.

"Heeh, lo harus terima akibatnya. Gue tunggu nanti setelah pulang kerja," ancam Julaika.

"Kenapa tidak sekarang saja?" tanya Lita.

"Oh kalian nantangin gue? Kalian belum tau siapa gue? Anak terkaya nomor 10 di negara ini," tanya Julaika sombong. Triple A hanya nyengir saja.

"Kami tidak takut, meskipun kamu anak orang terkaya nomor 10 di negara ini. toh yang kaya itu orang tuamu," jawab Lica enteng.

"Lin lebih baik kita pergi saja, jangan berurusan dengan dia," kata Adela.

"Tenanglah, dia hanya semut bagiku," ucap Lina.

Julaika mengambil air lalu menyiramkan nya ke Lina. Lina bangkit lalu mengambil kuah bakso dan menyiramkan nya ke Julaika.

"Satu sama," kata Lina. kebetulan Lina memesan bakso untuk makan siangnya.

Julaika yang marah pun meninju Lina, tapi Lina dengan gesit menangkap tangan Julaika dan memelintirnya.

"Aakh...!" teriak Julaika.

Ada seorang karyawan yang melihat keributan itu segera melaporkannya kepada Ardi. Ardi yang mendengar kabar tersebut pun segera pergi ke kantin.

Julaika berusaha melepaskan diri dari kuncian tangan Lina. Namun sia sia.

"Aku sejak awal sudah menduga kalau kau punya niat jahat," ucap Lina lalu mendorong tubuh Julaika hingga tersungkur.

Julaika bangkit dan menyerang Lina, Julaika menendang Lina tapi Lina mengelak.

tendangan demi tendangan Julaika layangkan tapi tidak ada satupun yang mengenai tubuh Lina.

Para karyawan yang ada disitu melongo melihat Lina begitu gesit menghindar dan menangkis. Apalagi Rukiza, Adela, Delima dan Lolita mereka menganga melihat Lina berkelahi.

Lina sudah cukup bermain main, lalu menendang tulang kering Julaika hingga Julaika tersungkur karena tidak ada persiapan.

Lina tersenyum sinis pada Julaika. Kemudian Ardi pun datang dan melihat Julaika sudah tersungkur.

"Masukkan dia kepenjara," perintah Lina pada Ardi.

Mereka heran, mengapa Lina bisa memerintah Ardi yang seorang asisten pribadi CEO mereka. Tapi mereka tidak berpikir lebih jauh.

Julaika memberontak saat dibawa oleh sekuriti perusahaan. Dia berteriak teriak seperti orang g*la memaki maki Lina dan mengancam Lina untuk menghabisi Lina.

Tapi Lina masa bodo dan tidak peduli sama sekali, juga ancaman seperti itu hanya dianggap sebagai angin lalu.

"Maaf gara gara kejadian ini semua jadi tertunda untuk makan, silahkan lanjutkan," ucap Lina. Mereka pun melanjutkan makannya.

Sedangkan Lina memesan kembali bakso yang tadi habis ia tumpahkan ketubuh dan rambut Julaika.

Sementara Jasmine yang masih sayang dengan pekerjaannya sudah berada di meja kerjanya. ia tidak jadi untuk makan siang.

Lina yang merasa iba pada Jasmine pun membawa semangkuk bakso untuk Jasmine. Lina tidak mau karyawan Daddy nya sampai kelaparan.

"Ini mbak, tadi mbak tidak jadi untuk makan," ucap Lina. Jasmine awalnya ragu tapi teman kerja Lina meyakinkan bahwa tidak ada apa apa dalam bakso tersebut.

"Makanlah, dan maaf atas kejadian tadi," ucap Lina.

"Tidak... bukan salah kalian, semua itu salah dia. Julaika masuk kesini memang punya niat tidak baik bukan niat untuk bekerja," jawab Jasmine.

"Oh ya, tadi mbak bilang ibu mbak sakit?" tanya Lina, Jasmine mengangguk lalu menunduk. Beberapa tetes airmata nya jatuh.

"Jangan sedih, nanti aku coba minta bantuan pada tuan Darmendra," ucap Lina kemudian memeluk tubuh Jasmine yang seketika bergetar karena menangis.

"Bekerjalah dengan baik, nanti kita akan coba usahakan bicarakan kepada bos," ucap Lina.

Jasmine semakin menangis, keputusannya untuk tidak mendukung Julaika adalah pilihan yang tepat. meskipun ia sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

.

.

.