Flowlin Queen Arkanza, merupakan gadis kampung yang hidup sebatang kara.
Kejamnya dunia tak menggoyahkan semangat gadis tersebut untuk bertahan hidup.
Demi sesuap nasi ia bahkan rela bekerja keras, banting tulang. Ia tak pernah mengeluh akan hidupnya.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya, yang mana pertemuan tersebut akan merubah hidupnya.
Hal apa yang akan merubah hidupnya? apakah ia bisa merubah hidupnya? bagaimana kisah selanjutnya? ikuti cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Marcelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#34
Mereka langsung pada posisi nya masing-masing, dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing,
Tap,,
Tap,,
Tap,,
Dengan lincah nya mereka melompat di atap-atap kediaman bangsawan Nha, tidak ada satupun yang menyadari kehadiran mereka.
Malam itu sangat sunyi, bahkan tidak ada yang tahu jika malam sunyi ini merupakan malam berdarah dan kehancuran dari bangsawan Nha.
Slash,,,
Slash,,,
Slash,,,
Bruk,,,
Bruk,,,
Dengan seketika satu persatu keluarga itu di bunuh dalam sekejap mata. Pedang yang tajam itu menebas begitu rapi, hingga tidak meninggalkan jejak apapun. Bahkan tetesan darah yang seharusnya bercucuran hilang seakan di sedot oleh pedang yang menebas mangsanya itu.
Saat ini keluarga bangsawan Nha telah musnah, hingga tidak ada seorang pun yang tersisa agar kelak tidak akan terjadi balas dendam yang tidak berkesudahan.
"Bagaimana?" tanya salah satu dari mereka.
"Semuanya beres, sebaiknya kita mencari ruangan harta mereka, aku ingin Queen senang dengan hasil jarahan kita."
"Ya. Kau benar, Aku yakin Queen akan berbinar melihat harta yang kita selamatkan ini."
"Hahahaha,," mereka tertawa bersama membayangkan ekspresi kepuasan dari Queen.
Mereka mencari ruangan tempat harga berharga keluarga Nha, setiap sudut dan ruang mereka pilah hingga semua harta bangsawan Nha mereka selamatkan dengan rapi dan bersih.
Semua harta itu telah di raup habis sampai cincin ruang mereka tidak muat mengisi sebagiannya. Hingga akhirnya mereka mengambil cincin ruang dari orang-orang yang mereka bersihkan.
"Apa semuanya beres?" tanya salah satu dari mereka yang di anggap sebagai ketua bagi mereka.
" Ya. Sudah! " jawab yang lain serempak.
"Baiklah, ayo pergi! agar tidak ada yang melihat kita di sini. Dan kau Xin, kau bersama Feng tunggu di sini, kalian pantau apa yang terjadi dengan semuanya!"
"Baik. Kami tidak akan mengecewakan Queen."
Semuanya tersenyum senang, Xin dan Feng mengambil jarak aman untuk memantau semuanya, memastikan jika mereka tidak jadi tersangka dan mengecewakan Queen, karena Queen merupakan segalanya untuk mereka.
Sedangkan tiga orang lagi telah berlalu dari sana, mereka sesegera mungkin kembali ke markas bawah tanah dan melaporkan hasil dari misinya kepada Flow.
.
.
.
Saat ini mentari dengan malu-malu mulai menampakkan dirinya pada dunia, terlihat dua sosok yang masih setia memantau keadaan sambil tiduran di atas pohon yang paling tinggi, hingga bisa melihat dengan jelas keseluruhan tempat dari keluarga Nha.
Tidak lama terlihat lah orang-orang mulai berlalu lalang untuk menjalani hari-hari nya, dan setelah beberapa saat salah seorang warga ada yang hendak memasuki kediaman keluarga Nha, dengan langkah pasti ia memasuki tempat itu.
"Aneh, tumben sekali tidak ada pengawal di depan ya?" tanyanya entah pada siapa sambil memperhatikan sekelilingnya.
Ia merasa heran namun masih berusaha untuk berpikir positif, dengan segera ia melanjutkan jalannya. Hingga tidak lama kemudian tampaklah jasad berserakan di mana-mana.
Ia tidak berani lagi untuk meneruskan langkah kakinya untuk berjalan ke dalam. Walau bagaimanapun ia telah melihat jika jasad itu sengaja di bunuh, bahkan sangat rapih.
Walaupun jasad-jasad itu masih berserakan di sana, namun jejak apapun dari sang pelaku tidak ada tersisa sedikitpun.
Akhirnya orang itu berlari keluar, tampaklah wajahnya begitu pucat. Hingga dengan tidak sengaja ia menabrak seseorang saat hendak berlari keluar dari kediaman itu.
"Kau kenapa? sampai-sampai tidak melihat ada orang di sini?"
"Ma-maaf, maafkan saya. Itu di dalam, tadi saya, dalam, masuk." Ucapnya tidak karuan.
"Tenangkan dirimu terlebih dahulu, baru kau bicara. Apa yang kau ceritakan barusan, sungguh aku tidak mengerti."
Huhhh,,
Haahh,,
Huhhh,,
"I-Itu, Saya baru saja dari dalam. Dan kau tahu? banyak jasad di sana."
"Apa??" teriaknya karena kaget mendengarkan berita tersebut. "Lebih baik kita melaporkan pada prajurit kerajaan, aku tidak ingin menjadi saksi untuk ini." Ucapnya sambil melanjutkan langkahnya mencari prajurit yang selalu keliling untuk keamanan daerah serta kerajaan.
"Ba-baiklah."
.
.
.
Tidak lama kemudian prajurit kerajaan sampai di kediaman bangsawan Nha.
"Xin, kau pantau dari sini! Aku akan mengikuti mereka." ucap Feng, dan segera melompat pergi mengikuti prajurit kerajaan dari jarak aman.
Xin hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Mereka memastikan semuanya aman.
Tidak lama kemudian berita tentang musnahnya keluarga bangsawan Nha menggemparkan seluruh keluarga bangsawan dan kerajaan. Mereka tidak menyangka jika keluarga bangsawan nomor satu di kerajaan itu telah di musnahkan dalam semalam. Bahkan tidak ada jejak dan bukti dari pembantaian itu, mereka tidak mengetahui siapa dalang dibalik semuanya.
"Bagaimana? Apa kalian mendapatkan petunjuk?" tanya salah seorang prajurit.
"Tidak ada apa-apa di sini, semua keluarga bangsawan Nha telah di bunuh bahkan bayi pun tidak mereka lewatkan."
"Pada siapa sebenarnya bangsawan Nha bersinggungan, hingga nasib mereka seperti ini."
"Hmm, sungguh malang sekali keluarga Nha. Tapi aku pernah mendengar jika Bangsawan Nha tidak sebaik yang terlihat selama ini."
"Iya, aku juga pernah mendengar nya. Bahkan aku pernah melihat jika Putra pertama bangsawan Nha pernah memperk*sa seorang wanita di hutan kabut." Ucapnya dengan lantang, bahkan ia tidak peduli jika ada yang mendengar apa yang ia katakan.
"Hush, kau ini. Jangan keras-keras di sini tembok pun bisa mendengar."
"Buat apa juga saya takut, lagi pula bangsawan Nha telah musnah semuanya."
"Sudahlah, salah satu dari kita kembali ke kerajaan. Sampaikan kepada yang mulia Kaisar apa yang terjadi saat ini."
"Baik, biar saya yang pergi."
Akhirnya C pergi ke kerajaan, namun mereka yang tinggal malah sibuk membicarakan aib keluarga bangsawan Nha..
Xin dan Feng akhirnya kembali ke markas bawah tanah, mereka segera melaporkan apa yg mereka lihat di sana.
.
.
.
Saat ini Clear tengah mengintai korbannya, ia menggunakan teropong untuk melihat kegiatan yang tengah di lakukan Antonio.
Tampaklah Antonio tengah duduk sambil membaca koran harian. Clear tersenyum miring, "Nikmatilah waktu terakhir mu, An-to-ni-o."
Setelah ia memastikan Antonio sendirian di ruangan seberangnya, ia segera turun dan berjalan menuju rumah Antonio.
Tak lama kemudian, ia tiba-tiba berada di belakang Antonio,
Antonio yang masih fokus dengan bacaan nya tidak menyadari jika nyawanya berapa di ujung tanduk.
"Apa kau menikmati hari ini?" ucap seseorang dari belakangnya.
Deg
Antonio kaget, ia tidak mendengarkan jika ada langkah kaki yang masuk. Namun tiba-tiba ada orang di belakangnya.
"Siapa kau?" teriaknya ketakutan.
Entah kenapa Antonio merasa ciut saat melihat tatapan dingin orang yang mengagetkan nya tadi. Tidak biasanya ia merasa rendah, dan di permalukan seperti ini. Di mana harga dirinya yang selama ini ia junjung tinggi.
Clear menyeringai, ia mengeluarkan belati yang selalu ada ia bawa-bawa kemanapun. Ia suka menyiksa orang dengan belati itu.
"Si-siapa kau, ha?" teriaknya sambil mundur beberapa langkah.
"Kau tak perlu tahu siapa aku, cukup kau ingat, jika aku muncul itu adalah pertanda akan kematian kalian sudah dekat."
Pe-pergi -----
Bersambung,
...----------------...
Jangan lupa seperti biasa jadikan favorit ya!!
Sekalian juga,
Like
Komentar sebanyak-banyaknya
Gift
Vote
Terima kasih banyak semuanya, sayang kalian semua,, 🥰😘😘🫶🫶
.
.
semangat terus Thor 💪🏻😆